Part 24

121 12 0
                                    

POV Risky

Aku menghela nafas panjang, kemudian menatap Ilham. Ilham nampak mengernyitkan dahi, aku masih bingung merangkai kata dan harus memulai dari mana

"Gini, beberapa hari ini ... "

Aku masih ragu untuk menceritakan hal ini. Jujur, ini adalah pertama kalinya dalam hidupku.

"Apa, Ky?"

Aku menatap Ilham lekat, "kamu jangan bilang siapa-siapa, ya?"

Ilham mengernyitkan dahi, "apaan sih? bikin penasaran aja?"

"Ck! kamu dengarkan aku dulu"

"Iya, apa?"

"Setelah aku cerita ini, kamu harus kasih aku solusi"

"Kamu ada masalah?"

Aku menggelengkan kepala

"Terus?"

Aku menghela nafas panjang, "beberapa hari ini, aku mimpi aneh terus"

"Mimpi apa?"

"Kamu tahu? dalam mimpiku ada dua wanita, ada Alfi dan juga Khanza ..., " ucapku tertahan, masih bingung merangkau kata

"Ha? serius? terus?"

"Kamu tahu, kan, kalau aku emang suka sama Alfi? dan kamu juga tahu, kan, kalau aku di tolak sama dia? Nah, disitu masalahnya"

Ilham masih terus menatapku tak percaya, "terus, terus?"

"Dalam mimpi, ceritanya aku lagi ngejar-ngejar Alfi, aku kayak lagi berusaha untuk mendapatkan dia, tapi Alfi malah mencampakkanku. Alfi sama sekali nggak menoleh ke arahku, dan dia malah lari. Nah, saat aku terjatuh waktu ngejar Alfi, tiba-tiba ada Khanza di belakangku, dia nolong aku, menyembuhkan lukaku, terus setelah sembuh, aku balik ngejar Alfi, aku jatuh lagi, terus Khanza datang nolong aku, gitu terus sampai berkali-kali," cerocosku panjang lebar dengan napas terengah-engah

Ilham masih menatapku lekat, sepertinya dia juga sama-sama bingung harus bilang apa

"Dan aku sudah mimpiin ini berkali-kali dalam beberapa hari ini," lanjutku

"Awalnya aku berpikir, ini efek dari seringnya bertemu dengan Khanza. Tapi ternyata enggak,"

Aku menunduk, "aku mimpi kayak gini seperti mendapat sebuah firasat, ini mimpi yang berbeda"

"Ky" sela Ilham

Aku menoleh,

"Kayaknya ini sebuah pertanda, deh," ucap Ilham sambil menatapku serius

"Maksudmu?"

"Ini memang bukan mimpi biasa, menurutku. Ini adalah tanda, yang menunjukkan bahwa mungkin ini saatnya kamu menoleh kebelakang, menoleh ke Khanza," jelas Ilham

Aku mengernyitkan dahi

"Dalam mimpi itu, sudah terlihat sangat jelas, jika Khanza sebenarnya lebih baik daripada Alfi, Khanza akan tetap kembali padamu meski kamu udah nyakitin dia berkali-kali"

Aku masih diam, mencoba mencerna kata-kata Ilham dengan baik

"Sebenarnya aku sudah tahu sejak lama, kalau Khanza itu tulus sama kamu. Aku udah pernah bilang, kan? Nah, dengan adanya bukti mimpi kayak gini, emang nggak akan salah, deh. Khanza emang yang terbaik" Ilham semakin mendekat padaku, seperti mencoba menyentuh hatiku dengan kata-katanya.

"Sepertinya benar ... " ucapku

"Mimpi ini, memang sebagai petunjuk bahwa saatnya Aku menoleh pada Khanza," ucapku sambil terus berpikir keras.

Jodohku Playboy [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang