-Aku mengalah karena aku sudah tahu bahwa aku sudah menang, aku menang karena telah mendapatkan apa yang kucinta-
Khanza
***
Kupikir aku akan benar-benar bebas dari berbagai tugas tambahan di sekolah, tapi ternyata tidak. Aku masih harus menyelesaikan tugas akhir membuat buku tahunan. Apalagi, aku harus membuat untuk siswa dan siswi sekaligus.Meskipun dua orang yang mengerjakan, aku dan Wina, tapi tetap saja itu tugas yang lumayan berat. Keterampilan desain membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang besar. Membuat satu persatu bagian buku tahunan, agar terlihat lebih menarik.
"Za, apa aja yang dibutuhkan di dalam buku tahunan?" tanya Wina saat kami tengah duduk bersama di waktu istirahat.
"Um ... dulu waktu SMP aku pernah membuat, ya ada foto, nama, hobi, cita-cita dan kata-kata mutiara," jawabku
"Foto?"
Aku mengangguk, "kita harus punya konsep fotonya"
"Maksudnya?" tanya Wina seraya menatapku
"Kita harus punya tema fotonya, um ... lebih baik, kita sendiri aja yang motret teman-teman"
"Kalau untuk siswa, gimana? masa' iya kita juga yang motret?" ujar Wina sambil tertawa
"Aku membayangkan, gimana rasanya motret para siswa," lanjutnya
Aku menepuk jidat, "ya nggak, lah! kan kemarin Pak Ridho udah bilang, minta tolong sama salah satu perwakilan siswa"
"Oh iya, minta tolong Irwan, ya?" tanya Wina antusias
Aku diam saja memalingkan wajah. Ingin rasanya aku mengatakan bahwa aku tak bisa menemui Irwan, tapi ... aku sadar alasanku akan melukai Wina, karena Wina menyukai Irwan.
"Win ... "
"Iya?"
"Aku nggak bisa menemui Irwan"
Wina mengeryitkan dahi, "kenapa?"
"Pokoknya nggak bisa. Kamu aja ya, yang menemui Irwan?" tawarku pada Wina, berharap Wina bersedia melakukannya.
"Ak doang? yah ... aku malu lah, Za," tolak Wina
"Emang kenapa sih, Za?" Wina menatapku lekat-lekat
"Ada alasannya, tapi aku nggak bisa bilang. Gimana? kamu mau?" tanyaku memastikan
Wina menggeleng, "nggak deh. Aku beneran malu"
"Katanya kamu suka?" godaku
"Justru karena itu, makanya aku malu," gerutu Wina
Aku mengangguk pelan, "terus, gimana, Za?"
"Udah, nggak papa. Untuk siswa belakangan aja. Kita selesaikan buku tahunan untuk siswi dulu," ujarku
_____________________________Sepulang sekolah, aku dan Wina berlari menuju kantor untuk mengambil kamera. Aku sudah memberi tahu teman-teman agar tak pulang dulu, untuk pengambilan foto buku tahunan.
Proses pengambilan foto kuurutkan dari kelas IPS. Sedari awal, aku sudah merasa was-was saat harus berhadapan dengan siswi IPS, apalagi komplotannya Nana. Aku harus membentegi hati kuat-kuat.
Aku dan Wina memilih spot foto di jembatan gantung lantai 2. Karena pemandangannya bagus dan pencahayaan yang mendukung.
"Ayok buruan," celetuk seseorang saat aku dan Wina tengah menyiapkan kamera.
![](https://img.wattpad.com/cover/211970412-288-k227087.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Playboy [END]
Romance[Tamat Versi Wattpad✔] ~Khanza dan Risky "Jangan pernah berbohong atas nama cinta, karena yang namanya kebohongan, tidak pernah terlihat baik. " -Khanza- "Katakan, sebenarnya kamu menyukaiku atau tidak?" "Apa maksudmu?" "Sudahlah, katakan saja. Aku...