Part 37

148 15 0
                                    

Aku tak percaya, tindakanku mengirimi Risky foto akan berujung demikian. Aku tak terbiasa jika harus bertemu dengan cowok di luar seperti ini, apalagi statusku masih menjadi santri.

@ZaKhanza
Ha? mau nyamperin? kenapa?

@Riskyy
Maksudnya kenapa? ya mau nyamperin

Aku menggigit bibir, ingin rasanya aku menolak secara halus namun hatiku tak sampai. Cukup lama aku mendiamkan chat dari Risky, sampai-sampai dia menelfonku. Terlalu gugup, ku tolak panggilan itu.

"Mbak, Risky mau kesini!" kataku pada Mbak Fia yang tengah asyik bermain ponsel

"Apa? kamu serius?" tanya Mbak Fia tak kalah terkejut

Aku mengangguk, "gimana ini?"

"Kalo suruh datang aja gimana?"

"Aku takut--"

Ting! suara notifikasi memutus ucapanku.

@Riskyy
Kamu dimana, Za? mumpung aku lagi di kota ini

Jantungku berdegub tak karuan. Huft! benar-benar Risky amat pandai membuat jantungku olah raga.

"Mbak, gimana ini? aduh, aku deg-degan!" aku bergetar hebat.

Rasa yang kini menyelimutiku hampir sama saat Risky mengatakan akan datang ke rumah.

"Udah, suruh dia datang aja, aku juga pengen tau," ucap Mbak Fia sambil tertawa.

"Ya Tuhan, aku takut!" aku menggigit bibir dan terpejam.

Haruskah aku mengatakan lokasiku? aku benar-benar amat takut karena ini di luar rumah. Takut ada yang melihat kami. Selera makan yang tadi kurasa, kini hilang entah kemana.

"Ini, Mbak, pesanannya," kata pelayan yang mengantar makanan kami.

Pelayan meletakkan makanan dan minuman di atas meja, sedangkan aku masih gusar diliputi kegelisahan. Hingga kemudian,

@ZaKhanza
Aku ada di kafe pelangi

Aku menyuapkan ayam teriaki kedalam mulutku seraya menanti balasannya. Cukup lama kunanti mungkin Risky sedang di jalan.

"Kenapa takut, sih, Mbak?" tanya Adel yang juga tengah menyendokkan es krim pot bunganya tadi.

"Aku masih santri, kalo kita ketemuan di luar kayak gini itu nggak enak rasanya, takut ada yang melihat," jawabku sambil sesekali melirik ponsel.

"Lagian disini kita, kan, di dalam kafe, ga bakal ada yang liat" Mbak Fia juga turut memberi komentar.

Mereka begitu menikmati makanan terkecuali aku, yang rasanya perutku sudah terasa penuh. Aku benar-benar tak nafsu makan. Ah! sial! Ting! ponselku berbunyi.

@Riskyy
Kafe pelangi yang mana?

@ZaKhanza
Di jalan MT. Hariono, dekat toko buku

Jodohku Playboy [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang