16. Peraturan Ayah

4K 129 8
                                    

Sore ini setelah mampir ke rumah Alga, Danila dan laki-laki tersebut pergi ke SMA Tri Jaya naik mobil berwarna putih milik Alga. Dia yang biasanya lebih suka pergi ke mana pun naik motor, akhir-akhir ini memilih naik mobil karena tidak mau Danila duduk menyamping di atas motornya lagi seperti waktu itu.

Mobil sangat ramai karena suara Danila yang berteriak terus sejak tadi. Gadis itu seperti kesetanan mendengar lagu yang dinyanyikan Dua Lipa.

Awalnya Danila kaget juga lagu itu diputar Alga.

Setelah laki-laki berkaos itu mengatakan Danila boleh menyanyi kalau dia mau, gadis itu jadi sulit berhenti.

"Is it just our bodies..
Are we both losing our minds.
Is the only reasons you're holding me tonight
'Cause we scared to be lonely!!!"

Danila masih terus mengikuti sang penyanyi sampai lagu habis. Wajahnya bersemu malu setelah lagu favorite nya berganti dengan lagu pop Indonesia.

Alga sejak tadi diam, memperhatikan seberapa senangnya Danila sore itu.

"Kak Alga," panggilnya lembut.

"Hm," karena mencoba fokus melihat jalanan yang ramai Alga hanya menjawab sekenanya.

"Makasih ya udah nemenin gue terus akhir-akhir ini, kak."

Alga memandang Danila sekilas, "nggak usah takut sendirian lagi. Karna gue nggak pernah ninggalin sesuatu yang berarti buat gue." Katanya dengan begitu lancar.

Danila membalik wajahnya ke arah jendela sambil meremas tas berbulu miliknya. "Berarti, katanya? Meninggal beneran gue!" Demi Tuhan jantungnya berdebar hebat hanya dengan kata-kata ambigu Alga.

"Tanpa sadar gue semakin susah lepas dari lo, La. Dan gue mulai tau sedikit demi sedikit kehidupan lo." Danila menatap Alga yang baru saja kembali menatap jalan.

Tiba-tiba mobil menepi ketika Danila sibuk memperhatikan wajah tampan Bintang Algalean. Sang bintang di SMA Kartini dan sepertinya juga di hatinya.

Mata tajam Alga menusuk mata indah Danila. Digenggamnya tangan mungil gadis berkepang dua itu dengan lembut. "Boleh gue nyium lo?" Tanya suara serak Alga sambil meraba bibir lembut Danila.

Mata Danila melebar. Seketika itu juga rentetan kalimat Ayahnya terdengar. Berbagai nasihat termasuk untuk tidak pernah mengizinkan siapapun melakukan ini padanya sebelum waktunya. "Ta-tapi, kak.."

"Kenapa, cantik?"

"Ayah."

"Ya?"

"Ayah, nggak bolehin gue dicium cowok sebelum waktunya." Katanya mencoba jujur agar tidak mendapat masalah dari pihak manapun.

"Kapan waktu yang dimaksud La?"

Gadis itu menggeleng.

"Gue udah pernah cium lo, inget? Kenapa sekarang nggak boleh?" Tanya Alga karena memori saat mereka kencan masih cukup jelas. "Itu kan kakak yang nyuri kesempatan." Jawab gadis itu.

"Kita udah besar, right?" Lalu kini mengangguk setuju dengan ungkapan Alga.

"So? Semua pasangan lakuin itu, Nila. Dan kita-"

"Kita bukan pasangan, Kak Alga. Dan gue nggak mau bantah Ayah, dia pasti bener dengan ngelarang gue ngelakuin hal kayak gitu sebelum waktunya. Jadi tolong kakak hargain itu!"

"Bangsat! Gue di tolak!?? Fuck!"

Danila menjauhkan dirinya, mencoba menghindari Alga. Dia merasa sedikit tidak enak pada laki-laki itu. Tapi ini pasti yang terbaik. Ayahnya pasti benar.

My Hot Girl (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang