Kelima laki-laki pentolan sekolah sedang berjalan menuju kelas sambil bercanda seperti biasanya. Semua tertawa berkat candaan Beni dan Dandi yang makin hari makin bisa ngalahin komedian Indonesia.
Gerombolan itu memang sukanya menghalangi jalan, sampai Dandi yang berjalan di paling ujung terjatuh karena terserempet sebuah motor dari arah belakang.
Amarah keempat sahabat Dandi memuncak melihat laki-laki yang sekolah jarang pakai seragam itu terjatuh.
"Woi anjing!" Beni lebih dulu memanggil orang kurang ajar itu. Motor tadi berhenti dan Radit turun sambil melepas helm.
Danda, yang naluri seorang kakaknya muncul langsung menghampiri Radit dan memberikan orang itu tendangan keras. "Bangsat lo!"
Radit memegangi perutnya, nyeri "Gue nggak sengaja. Lagian kalian menuhin jalan tau nggak!?"
"Bacot! Nggak usah nyerempet adek gue juga bisa kalik! Jalannya masih lebar!" Danda yang paling jarang marah memang sensitif dengan beberapa hal. Satu tendangan lagi mendarat, sekarang di kaki Radit. Sang ketua osis itu hampir terjatuh. Tapi masih bisa bertahan sebelum akhirnya membalas Danda dengan meninju bagian wajah tampan yang sangat mirip dengan adiknya.
Alga, Karel, Beni dan Dandi menggeram kesal. Tapi Danda memperingati mereka untuk tidak maju. Kali ini Danda sedang ingin menghajar seseorang sendirian saja.
"Maju lo!" Radit merasa tertantang, mereka akhirnya saling pukul di halaman sekolah. Hal tersebut menjadi tontonan dari jauh para siswa.
"Nda, pukul pakek sepatu aja Nda kepalanya!" Teriak Beni dari jauh.
Danda tertawa sebentar dan segera membuka sepatunya. Benda keras itu siap melayang untuk membuat kepala Radit benjol tapi Radit cukup gesit untuk menangkis tangan Danda yang membuat sepatunya melayang lumayan jauh, dan gagal mengenai kepala Radit.
Bugh!
"Aww!" Teriak seseorang dengan keras.
Kelima laki-laki itu beserta Radit ikut kaget saat kepala Bela terkena sepatu Danda. Sudah sengaja berjalan cepat untuk menghindari kericuhan itu malah membuat Bela terkena imbasnya. Sial!
"Aduduh.." ringis gadis itu sambil memegangi jidatnya yang agak pusing. Sepatu Danda cukup keras menghantam kepalanya tadi.
"Eh, gapapa kan lo?"
"Gapapa gimana? Benjol nih!!"
"Sorry sorry, ayo ke UKS, gue anter."
"Nggak per- Kak?!" Mata Bela membulat melihat Danda di hadapannya. Aduh, dia tidak suka berurusan dengan salah satu dari mereka berlima.
"Kenapa? Ayo." Danda kembali menawari gadis itu pertolongan. Bagaimanapun dia sadar dialah yang salah membuat kepala orang benjol. Tapi Bela si keras kepala tetap tidak mau ada urusan apapun dengan Danda. "Nggak perlu!" Jawabnya ketus kemudian pergi.
Danda mengambil sepatunya sambil menatap punggung Bela yang berjalan dengan cepat. Sedangkan para penonton ikut bubar. Radit? Nanti saja mengurusnya, Danda sudah mulai sadar dan menjadi kalem lagi.
"Ngapa lo Nda? Tuh cewek nolak lo ajak ke UKS? Hahahaha" Dandi memukul sepatu yang sudah di tangan Danda hingga jatuh lagi. "Apaan sih lo! Sana minta orang buat nabrak lo sekalian!" Kata Danda membalas adik kembarnya itu.
"Tega bener lo."
"Lagian ngapain lo peduli sama tuh cewek? Tumbenan banget lo batu akik!"
"Diem lo Ben!" Jawab Danda semakin ketus.
Sedangkan Alga dan Karel segera berjalan menuju kelas ketika ketiga sahabat mereka sibuk berdebat.
"Manis bener tuh cewek." Tahu siapa yang membatin seperti itu?

KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot Girl (✓)
Novela JuvenilMasih tentang anak nakal tapi tampan seperti kebanyakan cerita remaja lainnya. Tapi Alga akan mengingatkan kalian tentang kesalahan seorang laki-laki dalam memperlakukan perempuan. Dan Danila akan memberi kalian pelajaran mencintai dengan tulus sert...