49. Kembali

3.8K 164 26
                                    

Alga berlari menghampiri Danda yang tengah duduk menghisap rokok. Dia sampai di tongkrongan setelah 15 menit dengan menaiki ojek. Karena tidak memungkinkan untuk menaiki kendaraan sendiri. Bisa ketahuan Papi dong. Mata tajam Alga menangkap sosok laki-laki berjaket hitam yang terdiam menatapnya juga.

Danda memberikan tos pada Alga dan membuang rokoknya yang hampir habis terbakar.

"Bener dugaan kita." Ucap Danda menatap Rafael.

Laki-laki itu memandang Alga "sorry bro, Danda udah cerita semuanya ke gue."

"Sabar, gue mau minum dulu. Es teh pakde!!" Alga memesan minuman untuknya. Setelah segelas es teh datang dan telah habis setengahnya, Alga menatap Rafael serius, akhirnya dapat menemukan bukti yang membebaskan dirinya.

"Lo baru mau muncul setelah Bela udah nggak ada?" Tanya Alga sambil menyeringai.

"Gue masih mau sekolah." Jawabnya enteng.

"Bangsat banget sih lo! Gue jadi korban gara-gara lo terlalu pengecut buat tanggung jawab atas kesalahan lo sendiri. Gue hajar juga lo!!"

Danda terkekeh melihat wajah panik Rafael.

"Gue nyesel. Sorry Ga."

"Percuma juga gue bales lo. Lagipula karena kesalahan lo ini gue jadi belajar banyak hal. Harusnya lo nyesel karena lo cuma jadi pengecut di sini, sedangkan gue, gue jadi ngerti gimana seharusnya memperlakukan perempuan dengan baik. Cemen lo.."

"Lo nggak marah sama gue?"

Alga mengangkat bahu acuh sambil lanjut meminum es teh nya.

"Thanks Ga, gue nyesel banget nggak nemuin Bela. Gue emang bajingan dan gue janji bakal berubah. Thanks juga ya Nda lo udah nemuin gue sama Alga." Ucap Rafael kemudian mengulurkan tangan untuk menjabat Alga.

Tapi laki-laki tampan itu hanya tertawa di dalam hati kemudian bangkit berdiri.

"Udah jelas kan? Gue cabut, mau ke rumah Nila."

"Nggak sabaran banget Lo. Ati-ati Ga." Danda menepuk punggung Alga sambil terkekeh.

"Yoi, thanks Nda."

"Santai lah."

Alga pergi, tidak sabar ingin melihat gadis cantiknya.


°•°•°•°


Sepasang mata Danila melebar mendapat sebuah pelukan tiba-tiba yang sangat mengejutkan. Gadis itu baru saja membuka pintu utama ketika Alga mendekapnya erat.

"Alga.."

Laki-laki itu melepaskan Danila, menatap seseorang yang sangat dicintainya itu sebal.

"Kok nggak peluk balik?" Katanya.

Danila terkekeh. "Males ah."

"Yaudah deh, ini buat kamu, cantik." Alga menyerahkan sebuket besar mawar merah.

"Aku mau kasih kabar baik buat kamu, cantik." Kata Alga sambil memperhatikan Danila yang sibuk mengagumi keindahan bunga ditangannya.

"Apa?"

"Tapi ini aku nggak disuruh duduk dulu?"

"Eh, oiya duduk dulu. Aku ambilin minum ya?"

Alga menarik tangan Danila dan mendudukkan gadis itu di sampingnya. Di sebuah kursi di beranda rumah Danila.

Rasanya sudah tidak sabar ingin memberi tahu Danila.

"Nila."

"Iya?"

My Hot Girl (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang