26. Berhenti Merokok

3.7K 130 4
                                    

Keesokan harinya Alga benar-benar tidak menjemput Danila untuk pergi ke sekolah seperti permintaan gadis itu. Di sekolah juga mereka hanya sempat bertemu sebentar di kantin saat istirahat pertama.

Selebihnya mereka punya urusan masing-masing di sekolah. Alga yang sibuk mengganggu para adik kelas bersama keempat sahabatnya. Dan Danila yang hari ini ada ulangan harian kimia di jam pelajaran ke tujuh dan delapan. Jadi saat istirahat kedua dia memaksa Chila dan Bela untuk benar-benar belajar.

"Telfon siapa sih Ga? Dari tadi kayaknya lo keliatan bingung gitu?" Ucap Karel melihat gelagat Alga yang sibuk dengan handphonenya.

Kelima laki-laki itu sedang nongkrong di warung dekat arena balap yang biasa Danda ikuti. Bersama beberapa teman mereka dari sekolah lain.

"Nila," jawab Alga singkat.

"Kenapa cewek lo?" Sekarang giliran Dandi ikutan kepo.

"Ditelfon nggak diangkat-angkat, gue nggak tau dia udah di rumah apa belom."

"Lebay lo bucin! Palingan lagi tidur tuh anaknya." Ucap Dandi sambil tertawa.

"Diem anjing!" Balas laki-laki berkaos hitam itu kesal.

Dandi menempelkan kedua telapak tangannya seperti minta ampun pada Alga. Lalu kembali menyantap indomie yang ia pesan beberapa menit lalu.

Sedangkan Danda dan Beni sedang asik menyanyi dengan Danda yang memetik gitar milik Alvin. Teman mereka dari SMA Tri Jaya.

"Coba telfon adek lo Rel. Siapa tau mereka lagi bareng." Karel mengangguk dan membuka handphonenya. Mencari nomor adiknya dan menempelkan benda itu tepat pada telinga kanannya.

Beberapa kali Karel menelfon baru ada jawaban dari Chila.

"Apaan sih bang! Ganggu!!!" Teriakan Chila mampu didengar semua orang di warung. Karel hanya mendengus merasakan telinganya yang lumayan sakit.

"Lo lagi sama Nila nggak? Alga nyariin."

"APA!???"

"La-gi sa-ma Ni-la nggak!?" Ulang Karel perlahan-lahan.

Samar-samar kebisingan di tempat Chila berada terdengar juga. Membuat Karel yakin adiknya sedang berada di tempat yang cukup ramai sekarang.

"Oohh Nila?"

"Iya yaAllah. Lagi sama dia nggak?"

"Ada nih dia lagi ngobrol, sama.. sama Mas Yudha."

"Yudha siapa? Kalian sekarang di mana?"

"Ya Mas Yudha, bang.. kenapa sih? Kita tuh lagi sibuk banget, lagi nge-mall! Udah ah matiin ganggu aja lo cupu!" Karel menatap handphonenya kesal. Chila telah mematikan sambungan telfon setelah memarahi kakaknya sendiri. Benar-benar adik durhaka.

Sedangkan Alga tengah menatap Karel butuh penjelasan sekarang juga. Entah kenapa dia makin kangen dengan Danila. Apalagi saat ini dia tidak tahu bagaimana kabar gadis mungil itu.

"Apa katanya?"

"Mas Yudha siapa sih Ga?" Tanya Karel balik.

"Lah? Mana gue tau. Emang kenapa?"

"Nila lagi ngobrol sama Mas Yudha Yudha gitu kata Chila. Di mall."

Karel terlonjak kaget saat Alga berdiri tanpa aba-aba. Laki-laki bercelana abu-abu osis dengan kaos hitam itu menghampiri motornya seraya memakai helm. Kemudian menghidupkan mesin motor dan berangkat menuju mall.

Lima belas menit kemudian Alga sudah sampai. Dia berlari memasuki mall mencari keberadaan Danila.

Tapi di tempat sebesar ini tentu tidak mudah mencari keberadaan gadis semungil Danila. Nafas Alga ngos-ngosan dan dia sedang celingukan dari atas eskalator. Sambil beristirahat sejenak niatnya.

My Hot Girl (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang