21. Ciuman di Ruang Kesehatan

7.4K 125 5
                                    

"Berduaan aja nih.." kata Alga sambil berdiri di depan Danda dan Danila yang sedang asik menikmati ice cream vanilla. Wajahnya yang dicoret cotet agar lebih mirip dengan orang-orang di tanah Papua itu datar tapi menyiratkan banyak makna.

"Bagi kek bang ice creamnya." Lanjut Alga dengan nadanya yang semakin dingin.

"Yailah Ga, sama gue aja cemburu lo njing. Yaudah gue pegi aja. Nih duduk sini terus ngebucin sampek mampus dah tuh."

"Nyadar juga ternyata lo." Alga mengambil alih kursi Danda dengan cepat. Lalu laki-laki yang mukanya tampak memerah itu pergi begitu saja, berniat meminta obat untuk dirinya. Alergi panas matahari yang dimiliki Danda memang sering merepotkan kakak kembar Dandi itu.

Alga tahu mengenai alergi itu, dia juga sempat melihat wajah Danda yang merah tadi. Tapi dia ingin melihat keadaan pacarnya sebentar.

Meski selama karnaval tadi mereka berjalan dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Tetap saja Alga tidak puas. Apalagi Danila tampak anggun memakai pakaian seperti ini. Biasanya yang dia lihat adalah Danila yang memakai kemeja osis dan rok abu-abu selutut yang berlekuk-lekuk itu.

Oiya, dan Danila yang dibalut piyama. Itu yang paling Alga ingat.

"Ngapain ngeliatin gitu?!" Tanya Alga ketus.

"Kok marah-marah?" Tanya Danila pada Alga yang malah marah padanya. "Aku kan cuma liatin kamu doang, abis muka kamu mengkerut gitu."

"Diem. Makan ice cream aja belom bener mau sok-sok an ngatain muka gue."

Danila melotot pada Alga yang menyebalkan itu. Sebenarnya ada apa dengan Alga?

"Terserah aku dong!" Balas gadis itu tidak mau kalah. Biasa, kalau cewek memang maunya menang terus. Nggak suka dimarahin, nggak suka dibentak, tapi kalo dia yang marah maunya dimaklumi.

Danila memalingkan pandangannya dan melanjutkan menjilati ice cream yang dibelikan Danda untuknya.

"Errgh. Makannya yang bener, cantik."

Danila tidak menanggapi. Gadis itu malah sengaja menggigit ice creamnya banyak-banyak.

Alga semakin kesal melihat bibir pacarnya belepotan seperti bayi yang baru bisa makan. Itu sangat tidak Alga sukai. Dia suka sesuatu yang bersih dan rapih. Jadi melihat Danila seperti itu membuatnya merasa harus bertindak sekarang juga.

Laki-laki itu menarik wajah mungil Danila dengan memegang pipinya. Bersiap membersihkan bibir Danila dengan bibrinya sendiri.

Sontak saja kaki Danila menendang tulang kering Alga. "Bangsat!" Umpat laki-laki itu kaget.

"Anjing, kok lo tendang kaki gue!?"

"Ya abis kamu sembarangan mau cium aku lagi. Ya aku tendang lah."

"Gue- aku mau bersihin mulut kamu nih," kata laki-laki itu kemudian berganti menyentuh bibir Danila dengan ibu jarinya.

Danila memberengut, tangan Alga dia singkirkan dari wajahnya begitu saja. "Cantik.. biar aku bersihin, ya?" Kata Alga yang akhirnya mencoba mengalah.

Dia coba untuk selalu berkata lembut pada gadis ini sekarang.

"Enggak usah. Cuma mau modus kan?"

"Enggak, cantik. Beneran deh."

"Itu tadi?"

"Dikit doang."

"TUH KANNN!"

°•°•°

Danda sedang membuka pintu sebuah ruangan yang bertuliskan 'RUANG PENGOBATAN' saat sepasang telinganya mendengar rintihan dari dalam.

Suara seorang perempuan. Dari suaranya saja Danda bisa merasakan kecantikan dari sosok perempuan itu. Bukan sosok kuntilanak loh ya.

My Hot Girl (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang