30. Kapan Akan Selesai?

3.6K 117 5
                                    

Dua orang gadis tengah berada di dalam sebuah taksi. Raut khawatir tidak bisa lepas dari kedua gadis cantik itu. Seharian ini mereka begitu khawatir dengan sahabat mereka, Bela.

Sudah hampir seminggu mereka tidak bertemu Bela. Entah bagaimana keadaan gadis galak itu sekarang.

Chila terus mengoceh sepanjang perjalanan menuju rumah Bela. Sedangkan Danila menyender lemah, pikirannya kalut. Dengan masalahnya yang belum rampung dengan sang kekasih, juga dengan keadaan Bela yang entah seperti apa sekarang. Belum lagi masalah sekolahnya, guru olahraganya itu terus mendesaknya masuk team volly putri padahal Danila selalu menolak juga menjadi masalah untuknya.

Wajah gadis itu nampak lelah dan kurang tidur. Ayahnya juga belum kembali dari luar kota, tidak ada yang menemaninya beberapa hari ini.

Danila sangat merindukan Alga.

Tapi laki-laki itu belum menemuinya, Danila juga terlalu gengsi untuk menemui laki-laki yang ia maki waktu itu.

Entahlah, Danila merasa pusing dengan semuanya.

"Nila lo baik-baik aja kan? Muka lo keliatan capek banget. Lo istirahat aja deh La, biar gue yang ke rumah Bela ya?" Chila menghadap Danila dan menelusuri wajah gadis mungil itu dengan jemari kurusnya.

"Gue nggak papa, Chila."

Pipi Danila didorong pelan menggunakan telunjuk Chila, "ngeyel bat jadi anak!"

"Ini pasti karena lo kebanyakan mikirin Kak Alga sama Bela. Belum lagi masalah rumah lo. Udah deh La, istirahat ntar lo sakit makin repot urusannya. Semuanya pasti bakalan selesai, percaya deh sama gue." Kata Chila membujuk Danila.

Tapi gadis itu sudah memutuskan, dia menggeleng pelan tanpa bersuara. Seketika itu Chila memutar bola mata sambil mendengus.

Danila tidak berhasil dibujuk.

"Yaudah, pokoknya kalo lo ngerasa pusing atau ada yang sakit, kita langsung ke rumah sakit. Jangan ngebantah lagi! Ini keputusan final!"

"Lo makanya jangan berisik biar gue nggak sakit."

"Tega!"

Beberapa menit kemudian taksi berhenti di depan rumah Bela. Kedua gadis itu turun dan mendapati sebuah mobil terparkir di halaman.

"Papa Rudi ya La?"

"Mana gue tau. Yuk masuk."

"Takut.."

"Yaudah sana pulang."

"Ish, Nila! Tungguin!"

Mereka mengucap salam dan masuk ke dalam. Ada dua orang tengah mengobrol di ruang tengah.

Danila dan Chila berjalan sangat pelan seolah tidak mau mengganggu obrolan di dalam. Tapi mereka tetap menghampiri kedua orang tua Bela sambil tersenyum ramah.

Ada kemarahan di antara Rudi dan Ranti, membuat kedua sahabat Bela itu tidak enak hati karena berani melihatnya.

"Permisi om, tante. Saya Danila, dan ini Chila, kita sahabatnya Bela. Kedatangan kami ke sini mau melihat keadaan Bela, soalnya dia udah beberapa hari nggak masuk sekolah." Ucap Danila lembut.

Kedua orang tua Bela saling bertatapan sekilas. Kemudian Ranti mendekati Danila dan Chila yang berdiri tidak terlalu jauh dari mereka.

"Anak itu nggak tau di mana. Dia kabur sebelum kita laporkan pada polisi."

"Po-polisi, tante?" Tanya Chila reflek.

Ranti mengangguk, "iya, polisi."

"Bela salah apa sampai harus dilaporkan ke polisi, tante?"

My Hot Girl (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang