31. Everything For My Hot Girl

5.7K 126 5
                                        

"Yang merasa sahabat karib gue, nebeng dong." Ucap Beni yang berjalan mundur di depan keempat sahabatnya.

Dandi yang mengalungkan lengan pada bahu Karel sedang terkikik sambil mengejek Beni yang sering sekali meminta tebengan karena motornya lagi-lagi masuk bengkel.

"Kosan lo ngesot aja nyampek njing!" Jawab Karel setelah menarik permen tangkai dari dalam mulut.

"Ngesot matamu!"

"Lagian kita nggak ada yang ngerasa jadi sahabat karib lo Ben."

"Ndi, lo kok hari ini jadi ikutan ngebuli gue sih? Kita kan dari awal selalu kerja sama bangsat! Tai lo!" Kata Beni menendang kaki Dandi.

"Rada jijik gue sekarang sama lo Ben."

"Ah anjing lo! Nda tebengin gue ya? Lo kan selalu baik sama semua orang." Beni membujuk Danda yang ketika itu tengah teringat pada Bela lagi. Lagi-lagi gadis itu dalam pikirannya.

Membuatnya tidak begitu fokus pada percakapan disekitarnya sejak tadi.

Karena kebungkaman Danda, Beni jadi menatapnya bingung, begitu juga dengan Karel dan Dandi yang ada di sebelah laki-laki tersebut.

Jangan bertanya dulu seperti apa keadaan Alga sekarang, laki-laki itu bahkan kesulitan menjelaskan perasaannya sendiri. Dia hanya memilih diam dan berjalan santai.

Mereka telah sampai di area parkir, dan sudah duduk di atas motor masing-masing.

Beni yang masih mau nebeng terus merecoki Danda.

"Nda, kenapa sih lo?" Tanya Beni sambil menepuk pundaknya.

Danda menatap Beni dan yang lainnya bergantian. Ia sadar sudah terlalu jauh melamunkan Bela.

"Gue kepikiran sama Bela," jawabnya singkat.

"Lo sebenernya ada apa sama tuh cewek hah? Lo kayaknya peduli banget dia nggak masuk sekolah. Dunia lo seakan runtuh seketika pas dia nggak ada, heran gue njing!" Oceh Beni.

"Dia beda. Dan dia butuh gue. Makanya gue khawatir."

"Palingan dia udah nggak niat sekolah lagi, soalnya dia udah pengen cari duit," jawab Alga ketika teringat pada gadis itu.

"Maksud lo?" Tanya Danda sambil memakai jaketnya.

"Dia jalang yang hebat, emang kalian nggak tau?"

"Jaga mulut lo Ga." Ucap Danda dingin.

"Apa yang perlu dijaga? Tuh cewek emang kayak gitu aslinya. Dia ngajakin gue pas di klub waktu itu."

"Ngajakin?" Tanya Danda meyakinkan.

Alga mengangguk membuat keempat laki-laki itu cukup kaget.

"Terus kalian beneran gituan?" Tanya Dandi penasaran.

Alga berpikir sejenak mencoba mengingat kejadian di malam itu. Ketika ia melihat Bela di hadapannya dan ketika mereka masuk ke sebuah kamar.

"Nggak tau nggak inget, kayaknya sih iya."

"Anjay!!! Gila lo Ga!"

Danda menatap Alga tidak percaya. Raut wajahnya sulit diartikan, ada cemburu, marah, dan pasrah tergambar di sana. Tapi hal lain yang mengganggu pikiran Danda adalah kemarin mereka ke klub saat Bela sudah menghilang.

Itu berarti Bela masih di sekitar sini, dan baik-baik saja.

Tapi kenapa gadis itu seperti bersembunyi begini?

"Nila!!" Teriakan Alga membuyarkan lagi lamunan Danda. Laki-laki itu segera menyalakan motor dan menyusul Danila yang sudah sampai di gerbang bersama Chila.

My Hot Girl (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang