37. Take The Lesson

3.2K 121 9
                                    

Dua motor besar baru saja berhenti dalam waktu yang hampir bersamaan. Semua orang yang berkerumun bersorak dan menghampiri kedua orang yang masih duduk di atas motor masing-masing sambil melepas helm.

Seseorang memukul bahu Danda dengan cukup kencang. Tapi laki-laki tersebut masih datar-datar saja.

"Nggak diragukan lagi kehebatan lo Nda! Salut gue!"

"Eh tapi Alga nggak kalah jauh bro! Mereka hampir imbang," jawab laki-laki yang berasal dari SMA Tri Jaya menyangkal ucapan Beni.

Kedua orang yang baru saja selesai mengadu kehebatan bermotor itu adalah Alga dan Danda.

Tidak ada maksud lain selain hiburan semata. Mereka juga bertos setelah sampai di garis finish sambil tertawa.

Danda tetaplah Danda. Meski hatinya sakit, dia tetap laki-laki yang punya banyak penyembuh instan untuk dirinya sendiri.

Dalam hidupnya gadis tidak bisa menjauhkannya dengan sahabat. Begitu juga sebaliknya sahabat jangan sampai membuat gadisnya menjauh.

Tapi posisinya kali ini dia masih percaya pada penjelasan Alga. Sahabatnya yang selama ini selalu bersama dalam keadaan apapun.

Amarahnya pada Alga selalu hanya amarah sesaat.

Begitulah Danda. Laki-laki yang penuh dengan kebijaksanaan.

Ah.. lagi pula dia punya Chila untuk dijaga perasaannya.

Danda perlu belajar untuk tidak mengkhawatirkan Bela lebih dalam lagi.

"Beda sepersekian detikpun itu tetep kalah dalam balap, brader." Beni menyunggingkan senyum. "Jangan ngambek ya Ga?" Sambungnya sambil menatap Alga.

Melihat Alga memasang wajah datarnya, Beni gelagapan. "Iya Ga nggak ada yang kalah kok. Biasa aja dong ngeliatinnya, takut gue."

"Bisa diem nggak sih?" Tanya Alga mencoba galak seperti biasanya.

Hari ini moodnya sedang tidak baik. Pikirannya tidak bisa relax sedikitpun.

Ada Danila untuk dipikirkan. Ada Bela dan anak itu. Ada juga Danda yang ternyata menyukai Bela.

Hari ini Alga kembali menyadari dan menyesali kesalahannya bermain-main dengan para wanita selama ini. Efeknya betul-betul dia rasakan sampai rasanya dia hampir sakit.

Alga rasanya ingin mengumumkan pada dunia bahwa perbuatan buruk seperti having sex begitu menyiksa pada akhirnya. Dia mengakui hal tersebut selalu bisa membuatnya senang ketika melakukannya. Tapi ketakutan yang dirasakannya tidak sebanding dengan rasa senang itu.

Belum lagi jika Papi dan Maminya tahu. Alga tidak bisa membayangkan itu terjadi.

Mengecewakan keluarganya adalah hal yang selalu Alga hindari selama dia hidup. Tapi nasib buruk apa ini yang menimpanya?

Alga menyesal, sungguh.

Umurnya baru 18 tahun, dan masih ada banyak hal yang ingin Alga lakukan di masa mudanya. Untuk menikah bahkan Alga tidak berpikir akan melakukannya sebelum umurnya 28 nanti.

Seburuk itulah kira-kira pikiran Alga saat ini.

"Gue mau ngomong sama lo Nda," ujar Alga setelah Beni terdiam karena ucapnya tadi.

Danda mengangguk santai kemudian mereka berdua berjalan menuju bangku di tempat tongkrongan. Sedangkan yang lainnya mulai bermain motor dan bercanda di arena. Kali ini Dandi ingin balapan dengan Arka alumni SMA Kartini yang telah lulus dua tahun lalu.

Laki-laki yang berjumlah sekitar 20 orang itu membiarkan Alga dan Danda mengobrol.

Keduanya duduk dengan santai dan masih saling diam.

My Hot Girl (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang