8. Jealous?

6K 157 0
                                    

Chila berjalan dua langkah di depan Danila dan Bela. Gadis berbando itu sedang merajuk. Karena Danila dan Bela tidak mengangkat telfonnya semalam.

Chila terus menghubungi kedua sahabatnya itu puluhan kali. Tapi sama sekali tidak diangkat. Siapa yang tidak kesal?

Sekarang dia akan marah seharian.

"Gimana La datingnya?" Tanya Bela yang samar-samar dapat didengar juga oleh Chila.

Danila tersenyum mengingat kejadian kemarin. "Nggak jadi." Balasnya.

"WHAT?! OMG DANILA!!" Tentu saja itu bukan Bela. Respon Bela hanya sebatas 'kenapa?'. Berbeda dengan yang satu ini.

"Kenapa bisa nggak jadi sih? Kan kemaren udah boncengan. Pasti lo tiba-tiba minta diturunin di pinggir jalan terus lo pulang naik taksi karena Kak Alga ngebut naik motornya. Iya kan? Astaga La La." Cerocos Chila sambil memukul-mukul jidatnya sendiri. "Mati gue."

"Gue jadi curiga lo ada kesepakatan apa sama dia Chil." Kata Danila menyelidiki.

"Itu rahasia gue sama kak Alga."

"Yaudah kalo gitu lo nggak berhak marah kalo gue nggak mau ngasih tau kencan gue sama Kak Alga."

"Yah La, kok gitu? Yaudah deh gue nggak marah."

"Udah yuk La," Bela menggandeng lengan Danila dan membawanya pergi.

"IH BELA! NILA! TUNGGUIN!"

°•°•°

Jam istirahat membuat kantin penuh sesak. Danila jadi tidak napsu makan di tempat ramai ini. Mulut murid-murid SMA Kartini memang sangat berisik.

"Kita makan di tempat lain aja yuk," ajak Danila.

"Lah, masak mau bawa mangkok ke sana sini La."

"Gue nggak bisa makan kalo kayak gini!" Omelnya.

"MINGGIR LO SEMUA!" Mata ketiga gadis itu menyipit mendapati sosok Beni sedang berteriak mengusir semua orang di kantin.

Gerombolan rusuh itu. Lagi-lagi membuat keributan!

"Denger nggak sih kuping lo bangke! Minggir!" Bergantian dengan Dandi yang mendorong bahu seorang siswa. Mereka berlima berjalan membelah keramaian kantin dengan teriakan Beni dan Dandi serta tatapan membunuh milik ketiga temannya yang lain.

Mereka berhasil duduk setelah mengusir gerombolan siswi kelas sepuluh.

Apa seperti itu cara yang baik untuk makan di kantin sekolah?

Kantin berangsur sepi. Banyak yang tidak jadi makan karena malas dan takut pada kelima cowok itu. Sedangkan Danila dan kedua perempuan cantik di sebelahnya itu masih dalam posisi yang sama. Berdiri di depan sebuah meja kantin sambil membawa mangkuk dan gelas mereka masing-masing.

Dapat mereka dengar dengan jelas percakapan kelima pria di tengah kantin sana. Orang-orang rusuh yang sudah menjadi kebiasaan mereka mengganggu semua murid di sini.

"Anjrit! Kalian liat kan mukanya Radit? Wahahaha kayak nahan berak cuy kocak parah!" Seru Beni sambil menggetarkan meja di hadapannya.

"Ketos cupu," sahut Alga lengkap dengan seringaian untuk meremehkan seorang Raditya Bayuraga. Ketua osis SMA Kartini saat ini. Laki-laki itu sempat dicekik oleh Alga tadi, sebelum akhirnya dia kabur.

"Yang kayak begitu ngalahin Alga? cuih!"

"Gue nggak kalah, lagian siapa yang tertarik jadi babu sekolah selain anak idiot kayak dia? Sujut sukur gue nggak kepilih jadi ketua osis waktu itu. Lebih seru ngacauin sekolah daripada ngurusin keperluan sekolah kayak gitu." Ucap Alga penuh keangkuhan.

My Hot Girl (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang