25. Rasa Untuk Alga

3.9K 122 5
                                    

Alga duduk menyender sambil memperhatikan Danda yang tengah diobati oleh Bela. Semua latar belakang kejadian tadi sudah Danda ceritakan padanya.

Tapi tentu bukan cerita yang asli. Danda masih ingat janjinya pada gadis di hadapannya itu. Tidak akan dia biarkan Bela ketakutan lagi, tidak boleh ada beberapa orang mengerikan lainnya yang akan menyakiti Bela.

Sedangkan Alga hanya tahu kalau tiga orang tadi adalah rampok yang ingin merampok tas Bela. Alga tidak tahu saja apa isi tas tersebut.

Danda menatap sahabatnya yang sedang menghisap rokok.

"Sekali lagi maaf ya Ga, yang tadi siang," katanya masih menyesali perbuatannya tadi siang.

"Hmm," balas Alga.

"Lo masih ngerokok?" Tanya Danda.

"Kapan gue bilang mau berhenti?"

"Emang Nila bolehin? Setau gue biasanya kalo cowok punya pacar kebanyakan pada langsung berenti ngerokok karna pacarnya nggak ngizinin." Jelas laki-laki itu sambil terkekeh.

"Gue bukan bucin."

Danda hendak meminta Bela berhenti mengobati luka-lukanya yang sudah tidak begitu sakit. Tapi kedua matanya menangkap tatapan gadis itu untuk Alga.

Tatapan yang belum bisa Danda pastikan maksudnya. Yang dia tahu, mata Bela berbinar tapi menyorot kesedihan dalam waktu yang sama.

Kemudian tangan Bela ia singkirkan dari wajahnya. Gadis itu bahkan sampai tidak sadar dengan sentuhan Danda. Fokusnya hanya pada Alga. Laki-laki yang juga merupakan kekasih sahabat baiknya, laki-laki yang beberapa kali menolongnya, dan laki-laki yang ternyata telah membuatnya jatuh hati.

Tapi Bela sadar, sangat sadar bahwa perasaannya tidak mungkin terbalas. Dia bukan apa-apa jika dibandingkan dengan Danila. Bela selalu merasa sahabatnya itu adalah sosok yang sempurna. Dan Danila pantas jika bersanding dengan Alga. Bukan dirinya yang sudah semacam sampah ini.

"Ga," panggil Danda pada Alga.

Alga menengok sekaligus menyadarkan Bela dari lamunannya.

"Lo anterin Bela pulang ya. Gue masih agak pusing." Bela menatap Danda meminta penjelasan, tapi laki-laki itu hanya tersenyum.

"Iya."

"Yaudah sana kalian pulang, Gue butuh istirahat ekstra buat nyembuhin rasa sakit gue," kata Danda sambil melihat Bela yang salah tingkah.

"Ngusir lo tai!"

"Bukan gitu bro. Kasian nih cewek kalo pulang kemaleman."

"Perhatian banget lo sama dia."

"Dia special," kata Danda sambil tertawa membuat Bela makin menegang. Dia ingin sekali menolak diantar oleh Alga. Dia takut perasaannya makin besar, sangat takut. Tapi sepertinya Danda sengaja mau membuat dirinya senang. Dan Bela mau menghargai bantuan dari Danda.

Laki-laki itu sangat baik padanya. Meski dia tahu Bela salah sekalipun.

"Terus kenapa lo nyuruh gue nganterin dia bego!"

"Gue kan percaya sama lo, Ga. Dan gue juga percaya sama dia," Bela tersenyum kikuk saat kedua laki-laki itu menatap dirinya.

Ini benar-benar malam yang sulit bagi seorang Bela.


°•°•°


Malam yang sulit tidak sampai di situ saja. Bela semakin merasa dia sudah gila ketika duduk di belakang Alga. Motor hitam itu melaju dengan kecepatan sedang menyisir jalanan kota di pukul setengah 9 malam kurang lebih.

My Hot Girl (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang