34. Bayi Alga?

5.2K 115 26
                                    

Alga berlari kencang mencari keberadaan gadis yang dilihat Beni. Laki-laki tersebut mengacak rambutnya beberapa kali dengan jantungnya yang berdetak hebat.

Ingatannya pada malam itu coba terus dia putar. Karena sampai saat ini dia hanya bisa ingat ketika dia pergi ke kamar bersama Bela dan bangun setelah pingsan di sana.

Keadaan sekolah yang sedang dalam jam pelajaran membuat keadaan di luar kelas sangat sepi. Hal tersebut membuat Alga mudah menemukan sosok Bela yang berjalan sangat lambat ke arah ruang kepala sekolah.

Alga menghampiri Bela dan memanggilnya.

"Bela!!"

Gadis tersebut berhenti dan menghadap ke belakang, di mana sosok Alga setengah berlari ke arahnya.

"Gue mau ngomong," ucap Alga setelah berdiri di hadapan Bela.

"Tapi gue harus nemuin kepala sekolah kak."

"Nanti aja, sekarang lo ikut gue."
Tangan Bela ditarik oleh Alga, dan dibawa menuju taman sekolah.

Alga membiarkan Bela duduk di sebuah bangku panjang, sedangkan dirinya berjongkok di depan Bela.

Wajahnya terlihat kacau dan keringat mulai membanjir di tubuhnya. Sedangkan Bela masih diam sambil menatap sosok yang sangat dia rindukan dalam beberapa bulan terakhir. Sosok yang selalu dia ingat setiap kali berbicara pada janin yang dia kandung.

Mereka saling menatap hingga Alga menghembuskan nafas berat.

"Ok.. gue mau tanya apa bayi ini anak gue Bel?"

Jemari Bela mengelus perutnya yang sudah besar karena usianya yang hampir tujuh bulan.

"Em.. maksud gue malam itu, apa kita ngelakuin hal itu?"

Bela masih diam menatap mata Alga yang penuh ketakutan.

Perlahan kepala Bela mengangguk sambil tangannya yang mengelap keringat di wajah Alga.

Dunia Alga seakan runtuh bersamaan dengan dirinya yang jatuh terduduk di tanah. Matanya menatap kosong beberapa saat kemudian dia menggeram menahan amarah.

"Enggak!"

"Enggak mungkin!"

"Lo inget yang bener dong Bel!"

"Lo pasti nggak cuma ngelakuin itu sama gue kan?"

Nafas Alga yang ngos-ngosan terdengar berat dan syarat akan penyesalan yang mendalam. Fikirannya jatuh pada Mami, Papi, Zega, dan juga gadis yang sangat dia cintai. Danila.

Apa dia telah mengecewakan mereka?

"Dia anak kakak," jawab Bela menahan isak tangis.

"Kalo emang dia anak gue, kenapa lo baru muncul sekarang? Kenapa lo nggak minta tanggung jawab dari dulu? Ke mana aja lo selama ini hah?" Tanya Alga dengan nadanya yang semakin memarah.

"Itu karena orang tua gue kak. Gue harus sembunyi dari mereka."

"Kak," panggil Bela.

"Sebenernya gue udah dari lama suka sama kakak. Nggak papa kan kalau gue minta kakak buat balas perasaan gue? Sekarang kan kita punya alasan buat bersama."

"Sampai kapanpun gue cuma cinta sama Nila. Bukan lo! Dan gue yakin kalau anak ini bukan anak gue. Lo itu kan cewek yang udah biasa digilir."

"Tapi dia beneran anaknya Kak Alga. Belum pernah ada laki-laki lain yang tanam benih itu selain kakak."

"Stop! Mending lo pergi dari hadapan gue sekarang!"

"Tapi kak-"

"Pergi!"

My Hot Girl (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang