29. Pertengkaran

3.8K 95 15
                                    

"Si Alga, dari tadi diajak ngomong diem mulu diem mulu. Ngomong kek lo Ga jangan galau terus!" Omel Dandi ketika mereka sedang duduk di dalam kelas dengan keadaan kelas yang tidak dimasuki guru. Pas sekali sudah hampir jam pulang begini malah jam kosong.

"Jangankan Alga, kakak lo juga nih dari tadi diem." Balas Beni sambil menunjuk-nunjuk Danda.

"Lo berdua aja yang kelewat berisik, minta disambelin mulutnya!" Kata Karel menatap kedua orang itu bergantian.

"Heh bule! Lo jarang ngomong, sekalinya ngomong pasti ngatain kita!"

"Iya lo Rel!"

"Diem atau gue panggilin Juminten." Kata Karel tegas.

Dandi dan Beni menggeram tertahan, tapi kemudian dua laki-laki itu memilih nonton film saja di handphone Dandi.

Sedangkan Alga dan Danda memang terlihat sedang banyak pikiran.

Alga sedang menyusun rencana menghajar habis Bagas nanti setelah bel pulang berbunyi. Dia sudah tidak bisa menahan diri lagi. Jiwa brutalnya sudah minta dilampiaskan.

Kalau Danda khawatir karena Bela tidak masuk sekolah hari ini. Di rumah juga kemarin tidak ada. Tidak ada tempat yang bisa dia kunjungi untuk mencari gadis itu di penjuru kota ini. Danda tidak tahu Bela biasa pergi ke mana.

"Nda, gue mau tidur ntar bangunin ya kalo udah bel," Danda mengangguk menatap Karel yang sedang memakai earphone. Kemudian meletakkan tasnya dan tas Beni bertumpuk di atas meja untuk dijadikan bantal.

Tidur di atas meja kalau sedang jam kosong memang nikmat untuk mereka.

Tidak lama kemudian bel pulang berbunyi dan Alga jadi yang pertama keluar dari kelas. Laki-laki itu menggendong tasnya sambil menuju kelas Bagas. Tapi sebelum sampai dia melihat Bagas berjalan di koridor dekat kelas Danila.

Alga menggeram makin kesal. Dia memilih menunggu Bagas keluar dari kelas Danila. "Jadi gini La?" Bisiknya pada diri sendiri.

Sekitar lima belas menit Danila keluar duluan dan menuju gerbang.

Kemudian Alga mengikuti Bagas yang berjalan cepat sekali. Laki-laki itu menendang Bagas dari belakang membuat Bagas terjatuh di lantai lapangan. Kepalanya juga sempat terbentur lantai.

"Bangun lo!" Bentak Alga menyeramkan.

Bagas memegangi kepalanya yang sakit, sambil mencoba berdiri. Beberapa siswa yang masih di sekolah berbondong bondong melihat kejadian itu.

"Kenapa sih kak?" Tanya Bagas sambil meringis sakit.

"Jangan banyak bacot! Lawan gue sekarang!"

"Tapi kenapa? Gue nggak mau."

"Bacot anjing!"

Bugh!

"Stop kak! Ini gue salah apa sih?" Tanya Bagas kali ini sambil memegangi perutnya.

"Kalo nggak mau lawan siap-siap aja lo mati di tangan gue!" Alga tidak menghiraukan kalimat tanya Bagas. Laki-laki itu kembali memukuli Bagas melampiaskan amarahnya.

Bagas sempat melawan, tapi dia sudah terlanjur babak belur. Tidak mampu lagi melawan kekuatan Alga.

Sedangkan Alga tidak kunjung puas, dia membuat Bagas hampir pingsan di tengah lapangan dan di saksikan banyak siswa siswi yang saat itu belum pulang.

"Makan nih!!" Teriak Alga sambil memberi tendangan pada perut Bagas, sekaligus serangannya yang terakhir.

Tidak ada yang berani menghentikan Alga sampai akhirnya laki-laki itu berhenti sendiri. Dia mengambil lagi tasnya yang tergeletak di lantai sambil menyeringai.

My Hot Girl (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang