Matahari telah terbit seperti biasa di hari yang cukup berat ini. Danila sangat menyayangkan hari ini harus tiba. Dia melangkah masuk ke dalam kelas dengan lamban. Ranselnya hanya menggantung di pundak kanan, dan rambutnya tergerai seperti masih kusut. Apalagi Danila datang ketika bel masuk hampir berbunyi. Tidak seperti biasanya.
Chila meletakkan pulpen di atas buku PR nya kemudian menatap Danila yang baru saja sampai di bangku mereka.
"La, lo sakit?"
Danila menggeleng untuk meyakinkan sahabatnya. Tapi wajah dan gerak gerik Danila tidak bisa menipu bukan? Dia memang tipe orang yang sulit menyembunyikan sesuatu. Apalagi dari gadis semacam Cichilia Anugrah yang selalu melihat dengan ketajaman mata batinnya.
"No no! Lo bohong sama gue!"
"Lo sakit apa?" Chila menyentuh dahi Danila yang terasa normal.
"Lo nggak sakit. Jujur aja deh La sama gue, lo itu kenapa?"
Danila tidak tahu harus menjawab apa. Semalam dia tidur pukul 3 pagi karena Alga pulang sebelum dia tidur. Dan tentang Bela, Danila tidak tahu harus bicara dari mana. Malas sekali membicarakan hal itu.
"Nila, jawab!!" Teriak Chila geregetan.
"Lagi berantem sama suami?" Danila menatap sahabatnya tajam. Bisa-bisanya gadis cerewet itu mengebut Alga suaminya.
Tapi Danila mau sih jadi istri Alga.
"Nggak!!! Males banget punya suami yang udah punya anak gitu!" Batin Danila semakin kesal.
Sungguh ini pagi terburuk baginya. Matanya masih sangat perih dan ingin dibawa tidur lagi.
Danila harap akan ada jam kosong hari ini yang bisa dia pakai untuk tidur.
"Ih Nila! Gue kenapa di kacangin!!"
"OMG!! Are you deaf??"
Danila membuang nafasnya mendengar semua ucapan Chila.
"WOI GENGSS!!!" Teriak sang ketua kelas dengan kehebohannya.
"MRS. JULIE NGGAK MASUK KELAS!!!" Sambung laki-laki berbadan kurus yang sudah melompat kesana kemari itu.
"Demi apa lo?"
"Sumpah! Barusan dia WhatsApp gue. Terus kita semua nggak dapet tugas juga hari ini."
"Anjrit akhirnya tuh guru izin juga. Hampir dua tahun masuk mulu, sampek bosen gue!"
Percakapan teman-teman sekelas membuat Danila ikut senang. Akhirnya yang dia harapkan benar-benar terjadi. Mungkin lain kali dia akan berharap sesuatu yang lain. Siapa tahu akan dia dapat dengan mudah juga.
Ya, mungkin dia harus mulai berharap kalau Alga tidak ada hubungan darah dengan anaknya Bela.
Itu lagi. Danila selalu mengaitkan semua hal dengan masalah itu sejak semalam.
"Lupain dulu deh, capek!"
"Chil, gue mau ke UKS dulu ya," pamitnya pada Chila yang menggerutu kesal karena PR yang dia salin dengan cepat sejak tadi pagi tidak berguna sekarang.
"Eh La, mau ngapain?"
"Tidur." Jawab Danila singkat kemudian bangkit dan pergi ke UKS. Kantuknya sudah sangat sulit untuk ditahan lagi.
"Hah? Tidur? Tumben tuh anak tidur di sekolah."
"NILA TUNGGU! GUE IKUT DEH!!"
Jurus larinya dihentikan oleh seorang laki-laki tampan sang pujaan hati. Niat akan pergi ke UKS malah jadi berbelok ke taman. Chila mengubah rencananya untuk menemani Danila sekarang, setelah menemui pacarnya dia baru akan ke UKS. Lagipula Danila hanya akan tidur, dia tidak akan hilang ke manapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot Girl (✓)
Fiksi RemajaMasih tentang anak nakal tapi tampan seperti kebanyakan cerita remaja lainnya. Tapi Alga akan mengingatkan kalian tentang kesalahan seorang laki-laki dalam memperlakukan perempuan. Dan Danila akan memberi kalian pelajaran mencintai dengan tulus sert...