19. Cari Pasanganmu

4.1K 126 1
                                    

Tebak, siapa yang sudah tidak jomblo lagi sekarang?

Keduanya kompak mencetak senyum paling manis ketika beradu pandang. Meski dari jarak yang lumayan jauh, dan terhalang banyak badan-badan yang berdiri rapih di sekitar mereka, Danila dan Alga mampu mencari celah untuk saling memandang. Benar-benar bucin kalau kata anak jaman sekarang.

Beberapa detik mereka tetap menjalin kontak mata sampai kepala Dandi sengaja dimajukan untuk menghalangi pandangan Alga. Alga yang berbaris di samping Dandi segera memukul leher belakang adik kembar Danda itu.

Mengacuhkan petugas pengucapan UUD, Beni maju selangkah untuk bisa merangkul bahu Dandi. "Ada yang lupa daratan nih kayaknya." Kata Beni menyindir Alga yang ada di sebelahnya.

"Siapa tuh??" Dandi bertanya pura-pura tidak tahu.

Alga diam, laki-laki itu memang paling malas menanggapi ocehan tidak bergua kedua sahabatnya yang ini.

"Cinta.. cinta.. cinta.. akuu jatuuh cintaa!!" Sambil setengah berbisik, Beni bersenandung dengan tangannya yang diangkat ke udara.

Dandi terkikik "lagu legend tuh Ben. Suka gue pilemnya. Pemainnya unyu-unyu, apalagi Neng Yuki Kato. Aduh keseleo hati abang kalo inget elu nengg."

"Jijik goblok!"

Leher Dandi dipukul untuk kedua kalinya, dengan orang yang berbeda. Kali ini lebih keras. Beni memang suka tidak kira-kira kalau sama temen.

Tentu saja Dandi tidak bisa terima.

"Anak rantau jangan cari gara-gara di daerah kekuasaan gue lo! Kosan lo gue bom tau rasa lo Ben."

Beni tertawa sumbang, "coba aja.. kalo adek kecil bisa, gue nggak masalah tidur di mana aja."

"Bangsat! Lo kan tau gue nggak suka dipanggil adek, Ben. Sengaja lo ya?"

"Kalo iya?"

Dandi memandang Beni sengit. Suasana upacara bendera bukanlah penghalang bagi keduanya. Anggap saja mereka memang generasi muda yang buruk. Tapi ya begitulah kenyataannya.

"Kenapa dek? Adek marah?" Beni memang mulutnya suka cari masalah di mana-mana. Wajar saja Dandi makin emosi gini.

"Beni anjing!!!" Teriak laki-laki itu dengan kencangnya.

Terlampau kencang sampai bisa didengar hingga pos satpam di dekat gerbang sekolah. "Nyari masalah terus si Dandi sama kawan-kawan itu. Lagi upacara masiih aja." Ucap satpam yang sedang ngopi di pos satpam sambil geleng-geleng kepala.

Sedangkan suasana di lapangan upacara mulai ricuh. Semua mencoba untuk bisa melihat sosok bermulut cablak tersebut. Yang dengan entengnya mengacaukan upacara bendera yang biasa berjalan hikmat di SMA Kartini.

Amanat dari pembina upacara langsung berhenti. Digantikan dengan teriakkan marah dari guru yang sedang berdiri di podium.

"Yang merasa punya mulut lancang itu, cepat maju ke sini!" Kata sang pembina upacara.

Dandi terlihat sedikit khawatir karena ini semua bukan hanya salahnya. Beni juga.

Tapi dengan gampangnya laki-laki itu maju dan berdiri di depan podium. Keempat sahabatnya membuang nafas berat saja. Bukan hal asing kalau salah satu dari mereka kena hukuman.

"Berdiri di sini sampai upacara berakhir. Nanti kamu akan dapat hukuman lagi dari saya, Widandi Genanda."

Dandi tidak masalah. Hanya berdiri saja itu hal kecil.

Kepala sekolah melanjutkan amanatnya yang tertunda. Murid-murid juga sudah mulai kondusif dengan keadaan tangan dilipat di belakang badan masing-masing.

My Hot Girl (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang