23. Amarah Sang Sahabat

4.1K 116 1
                                    

Pukul setengah tujuh pagi motor Alga berhenti di luar gerbang rumah Danila. Laki-laki tampan itu berinisiatif menjemput sang pacar. Sampai rela bangun lebih pagi hari ini, biasanya jam tujuh masih memanaskan motor.

Alga mengambil handphone di saku celana abu-abunya untuk menelfon Danila.

Telfon sudah tersambung, dan Danila menyapanya lebih dulu.

"Hallo."

"Aku di depan, cantik. Ayo berangkat."

"Kenapa nggak bilang!? Aku belum apa-apa, baru selesai mandi nih. Tunggu bentar, 10 menit."

"Jangankan 10 menit, 10 tahun aja aku kuat nunggu kamu, cantik."

"Jangan gombal pagi-pagi, nggak baik."

"Kenapa?"

"Nanti aku makin suka sama kamu."

"Bisa aja kamu, jadi pengen cium."

"Mulaii deh, udah ah matiin!"

Tut tut tut

Alga duduk diam di atas motornya. Gerbang rumah Danila masih terkunci dan sepertinya Om Sam sedang tidak di rumah.

Rumah Danila sangat sunyi, tidak ada suara atau gerakan bahkan sedikit saja yang tampak dari tempat Alga berada.

Apa se-sepi ini yang Danila rasakan setiap harinya?

Gadis remaja yang baik dan polos itu seharusnya membutuhkan banyak keceriaan dan kebahagiaan, terutama dari keluarganya. Tapi meski On Sam sangat menyayangi anaknya itu, Alga yakin Danila selalu menginginkan lebih. Itu wajar kan?

Maka dari itu Alga membolehkan Danila menganggap Maminya sebagai Mami Danila juga. Dia ingin membantu sedikit beban Danila.

Alga mau melihat Danila bahagia.

"Anjing! Gue udah gila kayaknya. Tuh cewek kan mau gue jadiin mainan. Kenapa gue malah peduli sama urusan pribadi dia gini sih!?" Batin Alga.

"Tapi emang auranya selalu bikin gue gagal fokus sih. Tai!" Laki-laki berambut tebal itu memukul helmnya kesal sendiri. Sekarang dia baru sadar rencana awalnya berbelok ke arah yang tidak semestinya.

"Sialan!!" Umpat Alga cukup keras.

"Kamu kenapa?" Tanya Danila sambil membuka gerbang hitam rumahnya.

"Eh, hah? Apa? Nggak papa. Ayo."

Danila menatap pacarnya curiga. Tidak mungkin tidak apa-apa kalau dia sudah mengumpat seperti tadi. Gadis mungil itu mendekati Alga yang terlihat bengong sekarang.

Mata tajam Alga sedang memandang Danila lamat-lamat. Seperti Danila adalah pusat dari segalanya saat ini, fokusnya sulit lepas dari sosok cantik yang pagi ini kelihatan berbeda.

"Ish! Sini." Panggil Alga.

Danila semakin mendekat, membawa dirinya ke samping laki-laki tinggi itu seperti perintah Alga. "Kenapa?"

"Rambut ngapain di curly segala? Sengaja cari perhatian aku?"

"Eng-enggak."

"Terus? Biasanya kamu kan nggak secantik ini. Rambut dicurly, mukanya putihan, terus senyumnya manis banget. Bikin orang sesek nafas aja."

Keduanya tertawa karena kalimat lebay Alga. Benar-benar mau membuat jantung Danila copot sepertinya si playboy Alga ini.

"Lebay!"

My Hot Girl (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang