10. Finally, Dating

5.5K 185 3
                                    

Setelah rencana sebelumnya gagal, malam ini Danila akan kencan sungguhan dengan sang laki-laki tampan itu. Dirinya sudah siap, segalanya telah siap. Dan kini tinggal menunggu seseorang itu menjemputnya saja.

Jangan tanya seperti apa penampilan gadis mungil itu. Biar kedua mata Alga yang menjelaskan semua.

Danila mengetik sebuah pesan singkat berisi permohonan pada sang Papa. Pria baya itu belum pulang ke rumah, jadi tidak bisa izin secara langsung.

Sambil menunggu Alga, Danila juga menunggu balasan dari Papanya. Tapi sayang, Alga datang lebih dulu dibanding pesan Papanya. Itu berarti dia akan pergi tanpa mendapat izin terlebih dahulu.

Klakson kendaraan dan ketukan di pintu kamar Danila hampir berbarengan. Gadis enam belas tahun itu membuka pintu.

"Sudah dijemput, Non." Danila mengangguk dan wanita itupun pergi setelah berkata hati-hati.

Kaki berbalut sepatu senada dengan blousenya itu berjalan keluar hingga mendapati sebuah mobil berhenti sembarangan di depan gerbang rumahnya.

"Mobil? Bagus lah."

Ada Alga berdiri menyandar pada mobil hitam itu. Dengan jeans, t-shirt, dan jaket kulit. Perpaduan hitam dan putih yang cukup memukau.

"Lumayan," ucap Alga.

"Ya, lumayan. Kakak ternyata nggak se-urakan yang gue kira tanpa seragam sekolah."

"Gue jauh lebih bahaya tanpa seragam." Balasnya lengkap dengan seringaian. Danila terpaku beberapa detik, kemudian mengedarkan pandangannya ke segala arah. Selain Alga.

Laki-laki tinggi itu membukakan pintu mobilnya untuk Danila. "Makasih." Tanpa menjawabnya, Alga pergi ke pintu seberang lalu ikut masuk.

"Gue harap lo udah makan, karna gue nggak akan ngajak lo dinner." Danila menatap ke samping. Dia makan sedikit tadi sore. Tapi itu cukup untuk mengganjal perutnya hingga besok pagi. Sekarang terserah Alga akan membawanya kencan di mana.

"Gue makan dua puluh menit sebelum Kakak jemput. Kalo gitu kita bakal ke mana?"

"Bagus." Danila mendengus. Pertanyaannya diabaikan oleh laki-laki ini. Tapi tidak apa, Danila punya banyak stok kesabaran. Apalagi untuk Alga.

"Hah? Yang bener aja?!"

Hampir setengah jam belum ada tanda-tanda mobil Alga akan berhenti. Danila merasa canggung bila terus diam seperti ini. Untung saja ponselnya berbunyi, jadi dia punya kegiatan.

Bela mengiriminya pesan. Bertanya tentang keadaannya, dan yang lainnya. Danila membalas seadanya, dia bilang kencan dengan seorang Bintang Algalean sangatlah membisankan. Mereka hanya duduk di dalam mobil selama setengah jam sambil melakukan perjalanan yang entah akan kemana dan diselimuti keheningan.

Tiba-tiba bibir Alga mengucapkan sesuatu.

"Ya?" Tanya Danila memastikan apa ucapan Alga yang tidak terlalu jelas di telinganya.

"Oh, iya. Im on My way." Kata Alga sambil membetulkan earpods nya. Ah ternyata dia sedang berbicara pada seseorang di telfon.

"Sial! Gue kira ngomong sama gue."

"Iya sama Danila. Memang sama siapa lagi? Cepet tutup telfonnya karna lo ganggu perjalanan gue." Sepertinya sambungan sudah terputus. Karna sekarang Alga sedang melihat ke arah Danila.

"Ganggu apanya? Dari tadi dia nggak ngapa-ngapain kalik!"

"Lo ngomong sesuatu tadi?" Tanya Alga.

Danila menatap Alga terkejut kemudian menggeleng "enggak."

Setelah itu keadaan kembali sepi hingga sekitar sepuluh menit kemudian mobil berhenti. Ada banyak pohon, dan ada satu jalan yang sepi di sekitar mereka.

My Hot Girl (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang