Akan ada dua insan
yang saling memperhatikan
Tanpa tahu
ada yang sibuk memperbaiki hati
karena tingkah itu
Aku kira, menyusun rencana jalan-jalan sekelas di bangku sekolah menengah atas adalah hal yang paling menggilakan dari semua rencana jalan-jalan yang ada di bumi ini. Ternyata ada lagi yang lebih membuat kepala hampir pecah. Setelah hampir tiga tahun kami sekalas, barulah kami mendapat hari yang tepat setelah merencanakannya mulai dua tahun yang lalu. Hari ini harus menjadi hari yang baik, bagaimanapun.Seperti yang telah disusun jauh-jauh hari, kami akan pergi ke Air terjun Sipisopiso. Rencananya kami akan berangkat jam tujuh pagi untuk menghindari kemacetan mulai dari daerah kampus sampai perbatasan kota dan Kabupaten Karo. Teman sekelasku sudah banyak yang tiba di titik kumpul. Ternyata bukan hanya kami berempat yang tampak antusias. Banyak temanku yang sudah berada di tempat ini lebih awal dari kami.
“Sebentar lagi kita gerak ya,” ketua kelas alias komting memberitahu.
“Tere belum datang,” respon Seno cepat.
Awal yang baik, pikirku. Langsung saja ingin kukutuki diriku sendiri dengan beribu alasan kecemburuan yang selalu kubawa. Tak mau tinggal. Sesungguhnya aku tak ingin membuat ini menjadi hari yang buruk untuk diriku sendiri. Sudah jauh-jauh hari kami menentukan hari yang tepat untuk pergi berwisata bersama. Yang benar saja jika tanpa alasan yang jelas dan pikiran panjang aku merusaknya begitu saja. Sungguh lelucon. Tapi tidak lucu.
“Hai..,” sontak aku melihat ke arah mata Seno memandang. Ada Tere yang sedang berlari kecil karena sadar sudah jadi bahan tungguan.
Kami akan berangkat.
Ratu sudah tiba kan.***
Bus yang kami tumpangi terasa mulai berjalan. Melewati kota yang padat itu. Suara bising kota kini berubah menjadi hening. Kupandangi jalan dengan banyak tanaman yang tersusun sangat rapi. Sangat indah. Ada stroberi yang minta dipetik. Ada aroma daun sop yang jelas terasa segar masuk ke tubuhku. Ada banyak petani yang tampak sedang membersihkan lahan pertanian mereka masing-masing. Sampai tampak tak bergulma. Tanaman tomat tampak ranum namun belum siap dipanen. Semuanya memberikan warna yang indah. Nikmat dipandang mata.
Air terjun Sipisopiso. Air terjun setinggi 120 meter itu dinamakan Sipisopiso karena air yang mengalir deras dari atas jurang yang curam tersebut dari atas tampak seperti pisau. Adapula yang bilang karena airnya berasal dari gunung di dekatnya yang bernama gunung Sipisopiso. Air terjun yang terletak Di Desa Tongging. Tempat yang nantinya akan menyisakan kenangan indah yang tak bisa diulang, pikirku. Untuk sampai ke sana kami menempuh perjalanan sekitar dua jam bila naik angkutan umum.
Sesampainya disana kami disambut oleh penjaga loket yang meberikan tiket yang kemudian dibayar oleh bendahara kelas. Dari tempat pembayaran, kami berjalan kaki menuju dasar air terjun, menyusuri punggung bukit dan menuruni ratusan anak tangga. Sepanjang jalan turun, kami akan melewati perbukitan dan dimanjakan dengan pemandangan indah Tanah Karo dari sebuah gardu pandang di puncak bukit. Kami juga bisa menyaksikan keindahan danau Toba, danau vulkanik terbesar di dunia yang menjadi ikon wisata Sumatera Utara.
Kupastikan diriku baik-baik saja karena hanya dirikulah yang paham betul tentang perasaanku. Ada dua orang yang sibuk memperhatikan satu sama lain tanpa mengerti ada yang menatap mereka benci. Cemburu. Entahlah. Kata yang tak layak dikatakan saat berada dalam situasi ingin benar-benar memperbaiki perasaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelum Pagi
Teen FictionBila harus memilih, lebih baik jatuh cinta dalam diam dan harus makan hati setiap hari atau mengutarakan perasaan dan menjadi orang yang tidak kenal setiap hari?