"Yogi.."
"...aku mau kita putus"
Mataku berkaca. Tak tega rasanya mengatakan itu. Tapi aku tak sungguh mencintainya. Aku tak ingin membuatnya merasa kubuat jadi pelarian.
Dia diam saja. Tak mengatakan apapun. Matanya masih tetap memandang ke depan. Membuatku semakin jauh jatuh ke dalam rasa bersalahku.
Aku memegang tangannya. "Maafkan aku, Yogi"
Aku tahu aku salah. Namun inilah yang terjadi. Tak mungkin kupaksa perasaanku yang jelas-jelas tidak untuknya .
Dia memandangiku sekarang. Tersenyum tipis.
"Tak apa-apa, Yos"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelum Pagi
Teen FictionBila harus memilih, lebih baik jatuh cinta dalam diam dan harus makan hati setiap hari atau mengutarakan perasaan dan menjadi orang yang tidak kenal setiap hari?