“Ini buat kamu”
Tangannnya tampak kedinginan setelah memegang es krim yang baru saja dia beri padaku. Es krim coklat yang sering aku beli di samping kampus dari seorang bapak penjual es krim yang sangat ramah dan baik itu.
“Kamu tahu darimana aku suka coklat?” tanyaku sambil menikmati es krim yang mulai mengotori tangan kananku. Sudah mulai mencair.
“Aku sering melihat kamu dan teman-temanmu membeli es krim itu”
Sekarang kami tampak fokus menghabiskan es krim yang dipegang tangan kami masing-masing. Suara semakin jarang keluar. Mengingat sebentar lagi teman-temanku akan datang. Kami masuk kelas sebentar lagi. Teman sekelaspun sudah banyak yang melewati tempat kami duduk sedari tadi
“Yos, kemana Dian,” benar saja, Kesi dan Yana sudah ada di hadapan mataku. kali ini aku tidak menunggu Dian seperti biasa. Dia menyuruhku ke kampus lebih dulu karena dia ada urusan keluar sebentar.
Kubersihkan tangan dan mulutku dengan tisu basah yang sengaja kubawa setiap hari. Kuberikan juga selembar pada Yogi.“Terimakasih, Yos”
“Sama-sama. Kami duluan yah”
Senyumnya melebar.
“Ayo masuk”
Akupun beranjak dan meninggalkan Yogi yang masih memilih untuk duduk disitu sendirian. aku tidak tahu ada keperluan apa dia. Mungkin menunggu teman, pikirku dan berlalu dari hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelum Pagi
Teen FictionBila harus memilih, lebih baik jatuh cinta dalam diam dan harus makan hati setiap hari atau mengutarakan perasaan dan menjadi orang yang tidak kenal setiap hari?