Aku tak sabar melihat Seno masuk kuliah hari ini. Rasanya ingin kuumumkan tentang hubungan baruku dengan Yogi di depannya. Mengingat apa yang pernah Seno katakan dulu padaku. Ingin sekali rasanya Seno tahu ada harapan yang seolah sudah sirna. Meskipun sebenarnya tak demikian. Ingin sekali aku melihat senyum kecutnya yang terpaksa dia tebarkan untuk menutupi kecemburuannya.
Kampus kian memadat. Banyak suara di sana-sini. Tak terlalu kencang. Tapi cukuplah membuat suaraku tertelan jika tidak didengar baik-baik.
"Yogi itu pacar baruku"
Sengaja kukencangkan suaraku memastikan dia mendengarnya dengan jelas."Yahampun, benar kan dugaanku," timpal Dian membantu siasat burukku.
Aku merasa bangga setelah melihat Seno sekarang berbalik ke arahku. Dia mendatangiku. Aku sedikit deg deg an. Kuakui itu. Hatiku masih saja tetap seperti dulu rupanya. Dia sekarang duduk di depanku tak lagi berdiri dekat dengan teman-teman yang tampak asyik melontarkan basa-basinya masing-masing.
Hal yang pernah kuduga sebelumnya. Dia mengucapkan selamat.
Senyumku menyusut. Ada saja yang membuat bibirku tak sudi mengembang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelum Pagi
Teen FictionBila harus memilih, lebih baik jatuh cinta dalam diam dan harus makan hati setiap hari atau mengutarakan perasaan dan menjadi orang yang tidak kenal setiap hari?