"Yos.."
Aku menoleh. Yang ditunggu sudah ada di depan mata. "Eh, Kamu, Gi"
Pandanganku kuluruskan lagi ke depan. Sesungguhnya ada angan yang belum sampai tadi."Udah lama, Yos?"
"Belum"
"Sori yah, tadi malah diajak main bentar di kantin seberang"
Aku tak peduli. Namun aku tak ingin tampak begitu.
"Emang mau ngapain minta ditungguin?"
"Aku bukanlah niat minta nungguin..."
Kata-katanya terhenti. Setelah lama aku menunggu disini dan dia bilang bukan niat minta menunggu.
"...aku minta kamu jadi pacarku," lanjutnya.
Aku tak tahu kenapa aku seperti dukun yang seolah sedikit tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Baru saja tadi kuangan-angan seandainya dia mencintaiku.
Pandangannya tertunduk. Konyol sekali. Padahal kalau dia sedang bermain game bersama teman-temannya, nampaknya tidak seculun ini.
"Ok"
"Tandanya kamu mau?"
Aku tak sedang mengada-ada, tapi dia memang tampak gembira saat itu. Entah karena diriku atau tidak. Akupun tak mau tahu. Yang pasti harapanku akan menjadi orang yang memperhatikan kebahagiaanku sendiri punya kesempatan untuk bisa terwujud.
![](https://img.wattpad.com/cover/164368321-288-k195122.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelum Pagi
Teen FictionBila harus memilih, lebih baik jatuh cinta dalam diam dan harus makan hati setiap hari atau mengutarakan perasaan dan menjadi orang yang tidak kenal setiap hari?