|0 2 S E K R E T A R I S P R I B A D I|

54.5K 1.6K 26
                                    

"Dia adalah sekretaris pribadiku yang baru," ujar Kafka memperkenalkan Adelia kepada seluruh karyawan/i yang bekerja di perusahaannya. "Dan aku tegaskan, dia bukan wanita murahan seperti sekretaris lamaku, jadi jangan berpikir mesum kalian!" timpal Kafka yang melihat para karyawan di hadapannya memandang Adelia dengan mata lapar.

Mata-mata genit karyawan yang semula memandang lekukan indah tubuh Adelia langsung mereka alihkan ketika Kafka mengucapkan kalimat tegas itu.

Otakmu juga mesum Kafka! Cerca Adelia dalam hati.

"Perkenalkan namaku Adelia Valencya, umurku 23 tahun, dan tidak ada hal yang menarik pada diriku," Adelia memperkenalkan dirinya.

Wanita yang senang merendah. Pikir Kafka dan tersenyum.

"Senang bisa menjadi bagian dari perusahaan ini, semoga kita bisa menjadi rekan kerja yang baik." tandas Adelia dengan senyum manis sebagai penutup.

Semua orang yang ada di sana mengangguk, lalu satu demi satu karyawan/i mulai menyalami Adelia berganti. "Aku Kalista, senang berkenalan denganmu." ujar seorang wanita menyodorkan tangannya kepada Adelia.

"Adelia." ia menyambut tangan Kalista.

Kalista mengangguk wanita itu memajukan bibirnya ke samping telinga Adelia. "Kau harus berhati-hati, aku sering mendengar desahan di dalam ruangan kerja bos kita, dia memang pria yang sangat pandai membuat para wanita mendesah," bisiknya pelan membuat Adelia bergedik takut. "Semoga kau tidak termasuk wanita kriterianya, tapi aku tak yakin doaku barusan akan terkabul karena sepertinya tuan Kafka menginginkanmu."

Setelahnya Kalista menjauh, di gantikan dengan beberapa karyawan/i lain yang juga menyalami Adelia dengan senyum merekah menyambut kehadiran anggota baru perusahaan ini.

"Aku rasa perkenalan sudah selesai," kata Kafka. "Sekarang kau harus ikut aku." Kafka menarik tangan Adelia untuk mengikuti langkah panjangnya.

Ketika melewati koridor gedung ini, setiap orang yang berpapasan dengan mereka selalu membungkuk sopan ke arah Kafka, tapi pria itu hanya memasang wajah datar dan matanya memandang luruh kedepan. Sangat berwibawa sekali.

"Kau akan bekerja satu ruangan denganku, aku sudah mempersiapkan semua." suara Kafka memecah keheningan.

Mereka masuk ke dalam lift, Kafka menekan tombol angka satu dan lima untuk membuat lift itu sampai di lantai 15 gedung tersebut.

"Kenapa? Bukannya meja kerjaku berada di depan ruanganmu?" tanya Adelia yang seperti tak setuju dengan gagasan Kafka itu. "Jadi kita tidak bisa bekerja di satu ruangan."

"Meja kerjamu sudah ku pindahkan ke dalam ruang kerjaku," jawab Kafka, pria itu tiba-tiba saja menyeringai. "Jadi kau harus bersiap-siap melihat wajah tampanku sepanjang hari,-dan ruangan itu kedap suara, jadi kita bisa bebas melakukan apapun, termasuk melakukan hal intim." Kafka menaik-turunkan alisnya menggoda Adelia.

Untung sekarang Adelia tak menggenggam kapak atau benda tajam apapun, jadi nyawa pria yang ada di hadapannya ini bisa selamat. "Mungkin aku tidak akan betah menjadi sekretaris pribadimu, dan aku rasa besok harus resign dari perusahaan ini."

"Sayangnya itu tidak akan terjadi baby, karena kau sudah dalam genggaman tanganku," sahut Kafka penuh kemenangan. "Aku akan menyebarkan berita yang tidak-tidak tentangmu jika kau mengundurkan diri dari pekerjaanmu ini, dengan begitu tak ada satupun perusahaan yang ingin menampungmu."

Adelia menghembuskan napasnya panjang, ia tahu kali ini ucapan Kafka tak main-main, orang sebesar dirinya pasti akan dengan mudah membuat dan menyebarkan berita. Apalagi Kafka memiliki banyak kaki tangan untuk membantunya. "Fine, kali ini kau menang, tapi kau jangan berharap lebih padaku karena aku tidak akan mau memenuhi hasrat gilamu itu."

My Bad Bo(y)ssTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang