|3 6 P E N G U N T I T|

15.7K 576 7
                                    

Mr. Mesum!
Keluar sekarang.

Adelia mengernyitkan dahinya saat membaca pesan yang kirimkan oleh Kafka itu. Mau apa pria itu malam-malam seperti ini datang ke kost-nya?

Dengan malas, Adelia berjalan keluar dari kamarnya. Setelah sampai didepan teras, Adelia dapat melihat Kafka berdiri dibalik pagar hitam tinggi yang tertutup rapat, dengan punggung bersandar pada body mobilnya. Di tangannya pria itu menenteng paper bag hitam.

Adelia membuka pagar itu, menatap Kafka yang menampilkan wajah cerah dengan senyum yang kelewat gembira. "Ada apa?"

"Ini." Kafka menyerahkan paper bag hitam itu kepada Adelia.

Adelia menatap paper bag yang Kafka berikan kepadanya itu. Lalu beralih menatap Kafka.

"Kau harus memakainya besok," pinta Kafka. Ada kata harus pada kalimat itu, yang berarti wajib Adelia turuti.

"High heels?" gumam Adelia ketika membuka paper bag yang ada di tangannya itu.

Hal yang membuat Adelia sedikit tidak menyukai high heels berwarna biru toska itu, adalah ukuran hak tingginya--mungkin 10 atau 12 cm.

"Ini terlalu tinggi," keluh Adelia.

Kafka tersenyum, ia memang sengaja membelikan Adelia sepatu high heels yang hak tinggi 12 cm. "Sengaja. Supaya kau tidak lagi menarik dasiku, ketika ingin mencium bibir menggodaku ini," ujar Kafka.

Adelia tiba-tiba bersemu merah mendengar itu. "Aku tidak akan melakukan hal itu lagi!" tegas Adelia.

Kafka mengangkat satu alisnya. "Kau yakin?" tanya Kafka memastikan. Pria itu sengaja menjilat bibir bawahnya, bermaksud menggoda Adelia.

"Ah, sudah, pulang sana," usir Adelia. Ia membukakan pintu mobil untuk Kafka, memaksa pria itu masuk ke dalam sana.

Kafka menuruti, pria itu masuk ke dalam mobil. "Jangan lupa besok harus kau pakai," ulang Kafka lagi sebelum menutup pintu mobil itu. Ia melempar satu kedipkan matanya pada Adelia.

Namun, Adelia acuh. Wanita itu meninggalkan Kafka masuk kembali ke dalam kost-nya dengan menenteng paper bag yang berisi high heels yang tadi Kafka berikan.

***

Adelia meletakkan heels pemberian Kafka itu ke dalam rak sepatunya. Lalu berjalan menuju kulkas--ingin mengambil minum. Tetapi yang Adelia lakukan hanyalah mendesah, setelah melihat isi dari kulkasnya yang kosong blong. Tidak ada apapun disana, hanya dua botol mineral kosong.

Adelia memang belum ada berbelanja belakangan ini. Haruskan malam-malam seperti ini ia berbelanja?


Lagi, Adelia mendesah. Ia ingin sekali besok saja berbelanja. Namun, ia haus--juga lapar. Karena Adelia belum makan malam. Sangat menyebalkan!

Adelia memalingkan kepalanya menatap jam yang tertempel di dindingnya--pukul 9 lebih 25 menit. Belum terlalu malam untuk berbelanja, apalagi minimarket jaraknya tidak jauh dari kost yang ia tinggali.

Lalu Adelia memutuskan untuk berbelanja. Kali ini harus banyak, supaya stoknya tahan dalam satu minggu. Malas sekali jika harus bolak-balik ke minimarket hanya untuk mengisi kulkasnya yang kosong.

My Bad Bo(y)ssTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang