|0 3 K A P A N N I K A H ?|

45.2K 1.3K 15
                                    

Kafka mengetik suatu teks pesan untuk seseorang, lalu mengirimkan pesan itu. Di sekitarnya sudah banyak orang-orang yang berlalu-lalang, baik sendiri atau merangkul wanita semalam mereka, dari arah depan Kafka melihat Arvin, temannya itu merangkul seorang wanita berpakaian super minim dan jalannya sudah sempoyongan.

Arvin berjalan melewati ratusan insan yang memadati kelap itu, apalagi ketika melewati dance floor yang sukses membuat Arvin mengumpat kesal. "Aku akan pulang duluan membawa wanita ini bersamaku." ujar Arvin begitu sudah sampai di hadapan Kafka. Wanita yang Arvin rangkul sudah benar-benar mabuk, ia terus bergumam tak jelas dan sesekali menciumi tekuk leher pria itu.

"Pergi sana, aku yakin otakmu sekarang sudah di penuhi oleh pikiran mesum!" sahut Kafka yang sukses membuat Arvin terkekeh.

"Aku lihat kau banyak melamun malam ini, ada masalah?" tanya Arvin sebelum berlalu.

"Wanita." jawab Kafka.

"What? Seorang Kafka rela menghabiskan waktunya hanya untuk memikirkan wanita? Kau jatuh cinta hm?" Arvin melempar pertanyaan untuk sahabat karibnya itu.

Kafka masam begitu mendapat respon yang seheboh itu dari Arvin. "Wanita itu beda, dia memiliki harga diri tinggi, tak seperti wanita yang kau rangkul!"

Arvin tersenyum mendengar jawaban Kafka. "Dan kau juga sering merangkul wanita seperti ini," balas Arvin. Pria tinggi itu sudah berniat pergi meninggalkan Kafka, tapi sebelumnya dia mengucapkan. "Aku menunggu penjelasanmu tentang wanita yang kau sebut memiliki harga diri tinggi itu." setelahnya Arvin menghilang dari hadapan Kafka.

Kafka berdiri dari duduknya berjalan menuju meja bartender untuk memesan minuman yang bisa membuatnya sedikit ringan. "Vodka." pesannya. Pelayan pria itu mengangguk.

Ponsel yang ada di kantong celana Kafka bergetar, membuatnya mengeluarkan benda persegi itu dari sana.

Adelia Valencya
Paket darimu sudah sampai, tapi aku tidak ingin memakainya!

Kafka membaca pesan itu dalam hati, sedikit kesal karena Adelia terang-terangan menolak pemberiannya.

Kafka
Kau harus memakainya, ingat, kau itu sekretarisku, bawahanku! Jadi kau harus menuruti perintah bosmu ini! Karena aku sudah tidak sabar melihat body indahmu.

Kafka mengirim teks yang sudah ia ketik itu sambil tersenyum bak iblis. Kafka sebenarnya tak bermaksud seperti itu, hanya saja menggoda Adelia menyenangkan menurutnya. Kafka mengirimkan pakaian itu karena ia hanya ingin mempercantik penampilan sekretaris barunya itu. Tak lebih.

Segelas minuman yang di pesan oleh Kafka sudah di sodorkan oleh pelayan itu kepadanya, Kafka menyambut meminumnya dan tandas dalam sekali teguk. Menyerahkan beberapa lembar uang sebelum pergi dari sana.

Kafka menghampiri seorang wanita cantik yang duduk di salah satu kursi kelap itu, melempar senyum yang membuat siapa saja bisa meleleh melihatnya. "Aku ingin kau menemaniku malam ini." pinta Kafka langsung tanpa rasa malu.

Wanita itu mengangguk cepat. Siapa yang akan menyia-nyiakan kesempatan emas seperti ini? Bercinta dengan Kafka Leonardo adalah idaman semua wanita. Kecuali... Adelia, tentunya.

"Aku akan memanjakanmu malam ini, tenang saja kau akan aku buat terbang ke langit tujuh." kata wanita itu mendekat dan langsung duduk di antara selangkangan Kafka.

"Kau wanita jalang!" bukannya tersinggung wanita itu justru kian liar, dia menggelayut manja di leher jenjang Kafka.

"Dan kau pria yang akan memasuki wanita jalang ini." balas wanita itu meleparkan sebuah kedipan mata genit.

My Bad Bo(y)ssTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang