|0 4 K I S S M E !|

49.5K 1.4K 5
                                    

Adelia mendorong pagar hitam rumah kosnya untuk ditutup, udara pagi yang sejuk menusuk kulit putih mulusnya. Jika bukan karena pekerjaan yang menuntut Adelia malas sekali pergi dengan pakaian rapi sepagi ini. Jangan lupakan, Adelia memakai rok ketat pemberian Kafka. Tentu saja karena terpaksa.

Ia menepuk kedua tangannya untuk menghilangkan debu setelah menutup rapat pagar setinggi 3 meter itu, lalu Adelia dikejutkan dengan kehadiran Rio yang berdiri dibelakangnya setelah ia berbalik ingin pergi meninggalkan tempat itu.

Adelia mendengus dengan matanya menatap nyalang kearah Rio. "Mau apalagi kau datang kesini?" tanya Adelia dengan kedua tangan bertumpu di depan dada.

Rio mendekat selangkah agar jarak mereka lebih dekat. "Siapa lelaki yang berciuman denganmu di kelab kemarin malam?"

Adelia berpikir sesaat sebelum menjawab. Kini ingatannya kembali melayang pada kejadian ketika ia mencumbu Kafka di kelab-yang ternyata pria itu adalah bos di perusahaan barunya. Adelia menggeleng, berusaha membuyarkan ingatan kejadian itu.

Adelia harus mencari kalimat yang pas supaya berhasil membuat Rio benar-benar menjauh darinya. Malas jika harus berurusan lagi dengan mantan kekasihnya ini. "Tentu saja dia pacar baruku."

Rio menarik napas panjang dengan kasar, lalu matanya menatap wajah Adelia-berusaha mencari kebohongan dari ekspresi wajah itu. "Aku minta maaf," ujar Rio berusaha setulus mungkin, "apa kita bisa kembali seperti dulu lagi?" timpal Rio penuh harap.

Adelia tersenyum miring, ternyata memang benar pemikirannya selama ini, jika Rio hanya menjadikannya sebagai cadangan ketika tidak ada lagi wanita yang mendekat kepadanya. Lalu ketika ada wanita lain yang lebih menarik, Rio akan melepas Adelia untuk sesaat demi kesenangannya. Dan kembali kepada Adelia setelah permainannya dengan wanita lain selesai. Begitu seterusnya.

"Aku lelah jika seperti ini terus, Rio," keluh Adelia, "setelah kau putus dengan selingkuhanmu, kau datang dan mengemis kembali cintaku yang telah kau buang lalu seolah-olah aku orang yang paling jahat dalam hubungan ini karena membuatmu terus memohon supaya kita bisa kembali seperti dulu."

"Aku tau, tetapi kau harus percaya untuk kali ini, aku tidak akan lagi mempermainkanmu." sahut Rio meyakinkan Adelia.

"Itu kalimat yang sama yang kau ucapkan ketika kau berselingkuh untuk yang pertama kalinya, dan betapa naifnya aku ketika itu karena begitu mudah memaafkanmu sehingga kau kembali mengulangi hal yang sama. Apakah menurutmu itu tidak menyakitkan bagiku?"

Rio tertunduk, ia jadi bingung harus menanggapi omongan Adelia. Karena yang diucapkan gadis itu benar adanya, ketika Rio berselingkuh untuk kali pertama Adelia dengan tulus memaafkannya. Tetapi Rio malah mengurangi kesalahan yang sama untuk yang kedua kalinya.

"Udah dramanya?" tanya Adelia angkuh karena berhasil membuat Rio tak berkutik, "aku ingin berangkat kerja, bye." Adelia melengos melewati Rio.

"Tunggu dul-"

"Jangan temui aku lagi!" potong Adelia sebelum benar-benar pergi dari sana.

***

Adelia berjalan tergesa-gesa memasuki gedung pencakar langit yang sekarang menjadi tempat kerjanya, beberapa karyawan yang berpapasan dengannya menatap Adelia sekilas lalu berakhir dengan gelengan kepala. Adelia mendesah, pasti dipikiran mereka Adelia adalah seorang yang tidak disiplin waktu. Bayangkan saja, dihari kedua masuk kerjanya Adelia sudah terlambat seperti ini.

Adelia mengumpat beberapa kali, seharunya ia pergi naik bus atau taksi saja supaya tidak terlambat. Bukannya pergi dengan berjalan kaki seperti biasa. Karena sekarang jarak tempuh dari kosnya menuju tempat kerja lumayan jauh, tidak sedekat perusahaan tempat kerjanya dulu.

My Bad Bo(y)ssTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang