|3 0 P E S T A D A N S A|

17.6K 700 8
                                    

Rio membukakan pintu mobil untuk Adelia, tangannya sudah terulur didepan Adelia, bermaksud membantu Adelia keluar dari dalam mobil. Tetapi Adelia menolak tangan Rio, ia turun dari dalam mobil tanpa menyambut tangan pria yang membukakannya pintu mobil itu.

Rio menutup pintu mobil dengan sedikit keras, kesal dengan sikap Adelia barusan. Ia memanjangkan langkahnya untuk mengejar Adelia yang sudah sedikit jauh meninggalkan tempat parkir pesta.

Orang-orang sudah banyak berdatangan di pesta itu, dan rata-rata mereka memakai pakaian formal seperti tuksedo dan gaun--sama halnya dengan Rio dan Adelia.

Rio melingkarkan tangannya pada pinggang Adelia, membawa wanita itu masuk ke dalam tempat diadakannya pesta. Adelia tidak nyaman dengan tangan Rio yang terlalu erat memeluknya, membuatnya sedikit sesak.

"Jangan memelukku, aku sesak," pinta Adelia.

Rio hanya melonggarkan pelukannya, tetapi tidak melepaskan. "Sudah tidak sesak?"

Adelia tidak menjawab, ia hanya melanjutkan langkahnya yang diikuti oleh langkah Rio disampingnya.

Saat mendekati pintu masuk, mata Adelia menangkap sosok pria yang sudah ia hafal diluar kepala--Kafka. Ternyata Kafka juga datang di pesta itu.

Mata mereka bertemu. Kafka yang tadinya tersenyum melihat Adelia, berubah menggeram marah begitu tahu Adelia pergi ke pesta itu bersama dengan Rio. Apalagi tangan Rio yang melingkar di pinggang Adelia dengan mesra.

Kafka menghampiri Adelia dan Rio. Kemudian menyapa Adelia. "Lama tidak bertemu denganmu, Adelia."

Adelia tersenyum mendengar kalimat Kafka.  Padahal baru kemarin kali terakhir mereka bertemu, dan pria itu malah menyapa Adelia dengan kalimat lama tidak bertemu.

Kafka merubah pandangannya ke samping Adelia, menatap sosok Rio yang sekarang ini juga tengah menatapnya. Dua pasang mata itu sama-sama menunjukkan ke-tidaksukaan satu sama lain.

"Apa dia bosmu yang sekarang? Oh ya, bukannya dia juga mantan pacarmu?" tanya Kafka menyinggung.

Adelia cemberut atas pertanyaan Kafka itu. Ia paham jika Kafka saat ini hanya menyunggingnya, karena Kafka sudah tahu jawaban akan pertanyaannya itu.

"Bukan urusanmu," jawab Adelia akhirnya.

Karena tidak ingin berlama-lama terjebak dalam obrolan tidak berguna itu, Adelia menarik Rio supaya mereka terlebih dahulu masuk ke dalam gedung pesta meninggalkan Kafka. Rio tersenyum saat tahu bukan hanya dirinya saja yang di perlakukan dingin oleh Adelia--ternyata Kafka juga.

Disepanjang pesta, Adelia hanya diam menemani Rio yang sibuk kesana-kemari menyapa sesama kenalannya. Karena ini acaran yang diadakan oleh seorang pebisnis, tentu obrolan orang-orang tak lepas membahas masalah perusahaan dan saham. Paling jauh melenceng, mereka membahas masalah keturunan yang akan menjadi penerus mereka. Hal itu membuat Adelia jenuh, makanya ia hanya diam tak ingin bersuara.

Ada seseorang yang menyodorkan Adelia segelas jus orange. Adelia mengangkat pandangannya untuk melihat wajah si pemberi minuman itu--Kafka.

"Kau pasti kehausan," ujar Kafka yang menyodorkan segelas minuman.

Pria itu sedari tadi memang hanya memperhatikan Adelia yang sibuk mengitari ruangan pesta itu, menemani Rio.

Adelia mengambil minuman itu dari tangan Kafka, lalu meminumnya hingga tandas. Ternyata Adelia memang kehausan. "Terima-kasih." Adelia menyerahkan gelas kosong itu pada Kafka.

Rio yang dari tadi hanya memperhatikan kian panas melihat Adelia melempar senyum untuk Kafka setelah mengucapkan kalimat terima-kasih. Dengan posessive ia kembali melingkarkan tangannya di pinggang Adelia, seolah tanda kepemilikan.

Adelia membatalkan niatnya yang ingin melepaskan belenggu tangan Rio dari pinggangnya. Karena ada tangan lain yang memaksa tangan Rio agar melepaskan pelukannya di pinggang Adelia, itu tangannya Kafka.

Adelia bersyukur akan hal itu, karena yang Kafka lakukan berhasil. Rio tidak lagi memeluk pinggangnya.

Kafka melangkah mendekat pada Rio, ia membisikkan sesuatu di telinga Rio. "Jangan terlalu dekat dengan Adelia, aku tidak suka." kemudian Kafka pergi dari sana.

"Cih," Rio tertawa mendengar kalimat yang dibisikkan oleh Kafka itu.

Tiba-tiba lampu ruangan itu padam, menyisakan satu lampu sorot yang cahayanya memantung ke tengah ruangan. Denting piano kemudian mengalun merdu dalam ruangan itu.

"Saatnya pesta dansa!" seru seorang dengan menggunakan pengeras suara.

Para tamu undangan yang datang berpasangan, berkumpul di tengah ruangan yang disoroti oleh cahaya lampu, lalu berdansa dengan romantis.

Rio menatap Adelia, seolah mendapat sebuah pencerahan. "Mau berdansa?" tawar Rio.

"Tidak," Adelia menolak mantap.

"Ayolah Adelia," Rio memohon.

"Aku bilang tidak, ya tidak!" tegas Adelia.

"Sekali saja--"

"Maaf, jika kau ingin berdansa, cari saja wanita lain. Karena aku ingin berdansa dengan Adelia," potong Kafka yang entah datang dari mana.

Kafka menarik Adelia ke tengah ruangan, bergabung dengan orang-orang yang berdansa disana. Kedua tangan Kafka melingkar dipanggang Adelia, dan kedua tangan Adelia melingkar di leher Kafka. Mereka saling menatap.

Kafka dan Adelia mulai berdansa, kaki mereka sama-sama melangkah ke kanan dan kiri. Lagi, Adelia merasakan jantungnya kembali berdebar tak karuan.

Adelia sama sekali tak berkedip menatap wajah Kafka yang dihiasi oleh senyum manis pria itu. Kini Adelia bingung, harus mengartikan apa rasa yang timbul didalam hatinya untuk Kafka.

Yang Adelia pahami selama ini hanyalah sebuah rasa benci. Tetapi mungkin Adelia salah, sebab tidak ada rasa benci yang membuat jantung berdebar menghadirkan sensasi nyaman.

Tanpa sadar Adelia menenggelamkan wajahnya di dada bidang Kafka, mencium dalam-dalam aroma yang pria itu keluarkan. "Jantungku berdebar, apakah ini bisa disebut rasa cinta?"

 "Jantungku berdebar, apakah ini bisa disebut rasa cinta?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udah lama gak nyelipin foto Kafka:)


🌿


Sebelumnya aku minta maaf sama orang-orang yang mungkin nungguin ini cerita update(emangnya ada?) karena aku update-nya gak sesuai sama janji😓
Padahal aku janjinya update kemarin, tapi malah malam ini update-nya😩 emang gak bisa nepatin janji aku tuh:(

*


•Hargailah sebuah karya dengan baik dan aku yakin kalian tahu cara menghargai karya ini•

My Bad Bo(y)ssTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang