|1 2 M A L A M|

32K 1.2K 21
                                    

Kafka melihat arloji yang ada dipergelangan tangannya, sudah menunjukkan pukul 7 lewat 30 menit. Kafka menghela napas, sudah 15 menit ia menunggu Adelia didepan rumah wanita itu, tetapi Adelia belum juga keluar dari rumah.

Kafka menekan klakson dua kali, bertujuan supaya Adelia yang berada didalam sana mendengarnya dan segera keluar. Tuksedo tebal berwarna yang yang Kafka kenakan berhasil membuatnya gerah, padahal air conditioner didalam mobilnya sudah menyala sebagaimana mestinya.

Pagar rumah Adelia bergeser terbuka dan keluarlah Adelia dengan balutan dress berwarna senada dengan tuksedo yang Kafka kenakan, bagian atas dress merah itu ketat dan dibagian bawahnya mengembang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagar rumah Adelia bergeser terbuka dan keluarlah Adelia dengan balutan dress berwarna senada dengan tuksedo yang Kafka kenakan, bagian atas dress merah itu ketat dan dibagian bawahnya mengembang.

Kafka mengalihkan matanya untuk menghilangkan kekagumannya atas penampilan Adelia malam ini. Wanita itu tidak terlalu banyak memakai make up, justru terlihat seperti tanpa riasan.

Wajah putih Adelia natural, sama sekali bukan bantuan dari bedak. Rambut panjangnya Adelia buat menjadi tergerai bergelombang. Ia tersenyum kepada Kafka yang memperhatikannya melalui jendela mobil. Kemudian senyum itu lenyap ketika ia mendengar Kafka menggerutu.

"Kau lama sekali, niat pergi atau tidak?" tanya Kafka yang memulai omelannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau lama sekali, niat pergi atau tidak?" tanya Kafka yang memulai omelannya. "Kau tau, aku sudah menuggumu selama 15 menit dan itu bagiku sangat lama."

Wajah Adelia jadi masam, buru-buru ia masuk kedalam mobil dan duduk di samping kemudi. Ia melihat Kafka sekilas. "Kenapa kau berkeringat?" tanya Adelia aneh. Padahal didalam mobil dingin tetapi pria itu malah berkeringat.

"Ini gara-gara aku menunggumu, udara disini panas." jawab Kafka seolah marah.

"Kenapa marah? Aku tidak memintamu menuggu." sahut Adelia yang tidak mau disalahkan.

"Intinya kau yang salah!" tegas Kafka.

Sebenarnya Kafka tidak marah, sama sekali tidak. Tetapi melihat Adelia malam ini membuatnya berdebar, dan omelannya tadi Kafka gunakan hanya sebagai pengalih dari debaran di dadanya.

Mobil Kafka jalankan pergi dari sana, masih terjadi cekcok kecil yang tercipta sepanjang perjalanan.

***

My Bad Bo(y)ssTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang