|4 7 A N N O U N C E M E N T

41.1K 1.2K 146
                                    

Setelah selesai fitting baju pernikahan, mereka--Kafka dan Adelia kembali ke kantor, untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Saat diperjalanan, Adelia teringat dengan satu hal yang sangat penting. Membuatnya buru-buru menanyakan hal itu pada Kafka.

"Jadi dimana kita akan melaksanakan resepsi pernikahan?" tanya Adelia. Dan sekarang, justru wanita itulah yang paling bersemangat menyangkut masalah pernikahan mereka. Adelia bahkan meminta saran dan menanyakan hal-hal kecil, seperti: souvenir semacam apa yang akan kita berikan pada para tamu nanti? Berapa orang yang akan kau undang? Hidangan apa yang kau sediakan? Atau yang lebih membuat Kafka kesal ketika Adelia bertanya: apakah aku boleh mengundang mantan-mantanku?

Dan tentu saja pertanyaan itu membuat Kafka panas, dan berakhir dengan pria itu yang sama sekali tak menanggapi Adelia. Padahal Adelia sengaja memancing Kafka. Karena melihat wajah Kafka yang sedang cemburu, adalah salah satu hal yang Adelia suka sekarang.

"Bagaimana jika di--"

Kafka menempatkan telunjuknya di bibir Adelia, memalingkan pandangannya dari jalan pada Adelia yang duduk disebelahnya. "Kali ini, aku yang akan menentukan dimana tempatnya. Kau tidak boleh ikut campur tentang itu, kau sudah menentukan waktu pelaksanaannya," ujar Kafka yang memotong kalimat Adelia. Telunjuknya Kafka jauhkan dari bibir Adelia.

Dengan terpaksa Adelia menggangguk patuh. "Jangan memilih tempat yang begitu mewah, aku tidak suka!" Adelia mewanti-wanti sebelum hal itu terjadi. "Cukup menyewa Eiffel Tower saja, tidak ada hal gila lainnya."

"Tenang saja baby, aku tidak akan melakukan hal gila lagi. Tapi, akan melakukan hal yang melebihi dari kata gila," sahut Kafka memberikan senyum miring, yang entah kenapa begitu manis, menurut Adelia. Padahal dulu, itu adalah sebuah senyuman yang menyebalkan baginya.

Tapi tunggu, "Baby?" Adelia mengernyitkan dahinya.

"Kenapa, bukannya saat di butik, kau juga memanggil dengan sebutan sayang?"

Adelia tidak menjawab. Panggilan itu  sengaja Adelia gunakan tadi--saat di butik, supaya dua pekerja wanita yang mencari perhatian Kafka merasa kesal. Dan sekarang Kafka membahasnya. "Jangan dibahas. Lagipula tidak ada masalah 'kan, jika aku manggilmu dengan panggilan sayang? Toh, sekarang kau calon suamiku."

Dan hal itu berhasil membuat Kafka merasa senang bukan main. Calon suami katanya? Kafka mengumandangkan kalimat itu kembali dalam batinnya. "Berarti aku juga tidak masalah memanggilmu dengan sebutan baby, dan alasanku sama dengan alasanmu."

Kafka memiringkan tubuhnya condong pada Adelia, lalu mencium kening wanita itu sekilas. "Karena sekarang kau adalah calon istriku." Bertukaran. Kini Adelia yang merasakan senang bukan main mendengar bisikkan lembut Kafka itu. 

"Sampai," gumam Kafka seraya kakinya menginjak pedal rem.

Kafka keluar dari mobil, buru-buru berlari mengelilingi mobil itu, dan membukakan pintu mobil sebelah kemudi untuk akses keluar Adelia. Jika dulu Kafka melakukan hal semanis ini, Adelia pasti akan menolak. Tetapi tidak sekarang, ia dengan senang hati menyambut tangan Kafka yang terulur dihadapannya, lalu keluar dari mobil itu.

***

Setelah istirahat makan siang, Kafka tiba-tiba saja mengumpulkan semua karyawan yang ada di kantornya--bahkan satpam dan Office Boy ikut berkumpul disana. Dan semua memasang wajah harap-harap cemas, takut jika ada sebuah berita buruk yang akan Kafka sampaikan untuk mereka.

"Adelia, sini kau," Kafka memanggil Adelia yang berdiri diantara barisan karyawan itu. Menyuruh wanita itu menemaninya disana. Adelia maju, semuanya jadi teralih fokus pada Adelia.

"Mulai sekarang, Adelia resmi menjadi pasanganku," semua mata melebar mendengar itu. Adelia juga. "Jadi hormati dia, sebagimana kalian menghormatiku," pinta Kafka. Tetapi bukan seperti nada permintaan, lebih menjurus pada paksaan.

Adelia diam-diam mencubit lengan Kafka, geram setengah mati dengan hal yang barusan pria itu umumkan. Padahal mereka sudah saling menyetujui bahwa hubungan ini tidak akan dipublikasikan didepan banyak orang--apalagi dilingkungan perusahaan. Adelia takut orang-orang akan menganggap Adelia melakukan hal yang tidak-tidak, misalnya mengira Adelia menggoda Kafka, atau memberikan Kafka sebuah layananan yang itu. Makanya Kafka bisa jadi tergila-gila padanya. Nyatanya, tidak seperti itu.

Lihat sekarang, orang-orang mulai saling berbisik. Wajah yang menampilkan rasa turut bahagia hanya satu yang Adelia lihat, dari banyaknya karyawan disana, Kalista. Wanita itu saja yang sepertinya benar-benar senang mengetahui berita itu.

"Kau ini apa-apaan, Kafka," bisik Adelia pada Kafka. Tapi Kafka tidak mempedulikan Adelia, bahkan cubitan Adelia tadi sama sekali tidak menimbulkan rasa sakit sekalipun baginya.

Kafka mengangkat naik sebelah kiri tangannya, untuk dilingkarkan pada bahu Adelia. "Jadi, untuk para pekerja pria, jangan sekali-kali berani menggoda Adelia--bahkan menatapnya lebih dari sedetik--jika tak ingin aku keluarkan dari perusahaan ini."

Sebagian pasang mata karyawan yang tadi menatap Adelia terang-terangan, langsung teralih mendengar kalimat barusan. Mereka yakin, yang tadi itu adalah mutlak.

"Dan dalam dua minggu lagi, kami akan melaksana pernikahan." Kafka kembali melanjutkan ceritanya. Dari sekian banyak kata yang keluar dari mulut Kafka, kata pernikahan 'lah yang membuat mereka semua terkejut bukan main. Pasalnya ini terlalu cepat menurut mereka.

Mereka tidak tahu saja, bahwa Kafka sudah lama mengajar Adelia. Dan hal ini sama sekali tidak cepat, bahkan sudah terlalu lama menurut Kafka.

Adelia kembali mencubit lengan Kafka, kali ini lebih kencang, sehingga berhasil membuat Kafka meringis kecil. Adelia mendelik menatap Kafka. Benar saja, pria itu melakukan hal yang melebihi dari kata gila.

🌿

See u malam besok😙

*



•Hargailah sebuah karya dengan baik dan aku yakin kalian tahu cara menghargai karya ini•

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Bad Bo(y)ssTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang