Prolog

8.6K 295 10
                                    


"Kamu yakin sama keputusan untuk pindah ke Jakarta?"

Laki-laki berambut cokelat yang sedang mengambil beberapa pakaian dari lemari nya itu kemudian membalikkan badannya, tersenyum tipis menatap ibunya yang terus saja mempertanyakan hal itu sejak kemarin.

"Iya, Mom. Ini bahkan udah kesekian kalinya Mommy nanya ini terus."

"Tapi kan Sam---"

Samuel meletakkan kembali pakaian yang ia ambil dari dalam lemari tadi, kemudian berjalan mendekati Mommy nya yang berada disisi ranjang.

"Percaya deh, Mom. Sam tuh cuma mau mandiri. Mommy sama Daddy ga perlu khawatir, Sam bisa kok jaga diri."

Laki-laki berusia 17 tahun itu tersenyum, berusaha meyakinkan Mommy nya untuk tidak perlu terlalu mengkhawatirkan nya.

"Tapi kamu tinggalnya sama grandma aja, ya?"

Samuel menggeleng, "Nggak, Mom. Sam tinggalnya di rumah kita aja. Buat apa punya rumah disana kalau ga pernah ditempati?"

Allisya mendengus, "Kamu tuh ya! Kalau dibilangin ga mau nurut. Keras kepala! Persis kayak Daddy kamu!"

"Memangnya kamu ga keras kepala juga?"

Seorang laki-laki dengan jas hitam yang membalut tubuhnya, masuk kedalam kamar beraroma maskulin tersebut. Ia berjalan mendekati anak dan istrinya.

"Ngga lah!"

Samuel tersenyum, "Mom, listen to me. I'm gonna be okay. Don't worry. Lagian kan Sam ga sendiri disana. Ada grandma grandpa, uncle Zriel, sama yang lainnya juga."

Allisya menghela nafas, masih merasa berat untuk membiarkan anak satu-satunya itu tinggal jauh darinya.

"Udahlah sayang, gapapa. Biarin Sam sama keputusannya. Lagian dia udah besar kan? Pasti bisa jaga diri. Kita percaya aja sama dia."

Devan tersenyum sambil mengelus rambut Allisya, membantu Sam untuk memberikan pengertian pada wanita itu.

"Tapi nanti kalo kangen gimana? Mommy bakal sendiri disini. Kan biasanya kamu yang paling cerewet disini."

Samuel memutar bola matanya, "Aduh, Mom. Iya tau, orang ganteng kayak Sam tuh ngangenin. Tapi kan bisa Video Call sih, Mom."

"Yeu! Songong nya nurun kamu banget ya!" Allisya langsung mendelik dan menatap Devan yang tertawa kecil.

"Tapi Sam serius, Mom. Lagian Mommy sama Daddy, sih. Kan dari dulu Sam udah minta adek sama kalian. Tapi ga juga di kasi. Jadi kesepian kan, kalo Mr. Handsome ini ga ada disini."

Ya ampun, ingin sekali rasanya Allisya menyumpal mulut anaknya itu karena ucapan nya. Untung anak, kalo ngga udah gue tampol nih, batinnya.

"Bukannya Daddy ga mau, Sam. Mommy kamu aja tuh." Devan tersenyum jahil pada Allisya yang memasang wajah kesalnya.

"Tau tuh, Mommy."

Allisya menggeram. Astaghfirullah, ini bapak sama anak sama aja ngeselin nya, batinnya menahan kesal.

"Terserah!" Balasnya ketus.

"Yah, Dad. Mommy ngambek tuh. Daddy sih!"

"Lah, kok Daddy sih? Kan kamu yang mulai duluan." Protes Devan tak terima.

"Ngga kok ngga. Daddy aja tuh! Kan Mommy ngambeknya sama Daddy."

"Dih, sama kamu juga kali!"

"Ngga!"

Bughh..

Allisya yang sudah terlanjur kesal karena perdebatan mereka berdua, langsung melempar keduanya menggunakan bantal.

"Berisik!"

"Aww! It hurts, Mom!"

"Kok dilempar sih, yang?"

Keduanya meringis dan menatapnya penuh protes. Namun keduanya langsung menciut ketika ditatap tajam.

"Rasain tuh!"

Setelah mengatakan itu, Allisya langsung keluar dari kamar tersebut meninggalkan dua orang itu yang sedang meratap.

"Kok Mommy jadi galak sih, Dad?"

"I don't know, son."

•°•°•°•°•

Hola gais!
I'm back with the new story.
Maap-maap aja nih kalo part ini terlalu pendek, hoho:v
And maap juga kalo di part pertama ini ceritanya udah gaje aja😌

Don't forget to comment and vote:)

See ya!

SAM & NAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang