Part 23

4.7K 348 8
                                    

"Gue kirim di WA, ya." Selena menyerahkan kertas dan pensil itu ke Brendon, kemudian memainkan ponselnya. Brendon menyambut itu dan mengeluarkan ponselnya.

Ia mengagumi apa yang Selena kirim padanya ....

"Save ke file crush," kata Brendon, tertawa bahagia menyimpannya ke berkas yang penuh berisi foto Selena.

"Mm ... bentar lagi masuk kelas. Sekali lagi makasih banyak, ya, Brendon! Gue ke kelas dulu."

"Yuk! No problem! Ambil aja nanti pas pulang sekolah!" Selena pun beranjak pergi dan Bianca yang sedari tadi menyimak menatap sahabatnya itu.

"Wah ... gratisan. Gue mau, dong?"

"Bayar!" Brendon tertawa pelan.

"Woi, lo inget gak, pas gue ultah ... lo cuman ngasih kejutan, gak ngasih hadiah. Ini aja hadiahnya ...."

"Dih, kejutan itu, kan, gue keluar duit juga. Jadi itung sebagai hadiah juga!"

"Eh, lagian, ya. Itu Cellulla yang rayain, bukan elo!"

Brendon memutar bola mata. "Tapi, kan, duit dari gue! Dan badan yang dia pake ya badan gue! Impas dong!"

"Plis ... gambarin gue ...." Bianca mengeluarkan puppy eyes-nya, sementara Brendon menatap dengan malas. "Bwendwon ...." Suaranya dibuat kekanak-kanakan.

"Ah, imutnya, baiklah."

"Yeay! Makasih, Papa!" Bianca terlihat bahagia.

"Woi! Itu Cellulla, bukan gue!" Brendon tak terima.

"Tapi, kan, itu badan lo, jadi impas ...." Mata Brendon membulat sempurna, Bianca memutar kata-katanya. "Ayolah ... sahabat ...."

"Ck, iya, iya. Tapi setelah gue bikinin si Selena!" Brendon memutar bola matanya. "Ingat, ya! Jasa pelukis, ilustrator, digital artist, itu mahal! Ini gratisin kepaksa ini!"

"Iya tau, tau. Kali aja, kan, pas gue showing ke temen-temen, mereka jadi suka, dan make jasa lo." Brendon menghela napas gusar. "Nah, kan, hehe!"

Brendon pun melihat ponselnya, membuka foto Selena dengan tersenyum dan mulai membuat sketsa di kertas. Tangannya kelihatan begitu lihai memainkan ponsel hingga dengan mudah sudah setengah jalan tercipta lukisan indah itu.

Namun, guru yang masuk menunda pekerjaannya.

Istirahat kedua pun hadir, kedua sahabat itu menuju ke kantin, makan bersama namun sesekali Brendon fokus menggambar sambil memakan mie sayur di hadapannya. Bianca memperhatikan betapa fokusnya dan bahagianya pemuda itu melakukannya.

"Dikit lagi, nih! Tinggal shading!" Ia lalu menyimpannya ke tas yang ia bawa tanpa malu ke mana-mana.

Brendon kini memakan makanannya dengan lahap, sangat lahap hingga dengan cepat habis.

"Yuk, kita ke kelas!" Brendon berdiri dari duduknya.

"Woi, mie gue belum abis!" Bianca tampak kesal.

Brendon menghampirinya, tanpa disangka merampas makanan Bianca dan memakan itu dengan cepat. "Ayo!"

"Gila, mie gue!"

"Ayo ke kelas! Entar gue traktir sate pas pulang!"

"Oke, janji, ya!"

"Iya." Brendon menyesap sisa es teh milik Bianca sebelum akhirnya keduanya pun beranjak pergi ke kelas. Pembelajaran dimulai, dan berakhir beberapa jam kemudian, dan Brendon menyelesaikan lukisannya.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

CINTA BEDA SPESIES [Brendon Series - H]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang