Part 33

4.4K 338 15
                                    

"Maksud lu?" Cellulla tak menjawab. "Astagaaa ni alien satu!"

Bel berbunyi, memaksa Brendon menuju ke kelasnya dan nyatanya Bianca sudah ada di sana bersama wajah bahagia.

"Bener kata lo, Bren! Dia seru aja, kok ... bahkan katanya dia bakal nganter gue pulang."

Brendon manggut-manggut. "Baguslah, gue hemat bensin!" Bianca memutar bola mata dan memukul pemuda itu kesal. "Haelah apa, sih?!"

"Lo itu kek gak ada bahagia-bahagianya ...."

"Gue bahagia, kok!" Brendon tersenyum lebar. "Gue udah nembak Selena masa ... dia paham posisi gue. Dan sekarang, kami deket ... gue keknya juga bakal nganterin dia pulang."

"Wah, bagus!" Kedua sahabat itu kelihatan bahagia. Walau setelahnya wajah mereka berubah seperti biasa ....

Sepulangnya sekolah, keempatnya kini menuju ke parkiran, Bianca menerima helm dari Louis, sementara Brendon menyerahkan helm ke Selena. Keduanya terdiam sejenak untuk saling menatap, sebelum akhirnya keduanya naik ke motor masing-masing. Brendon di depan memboncengi Selena, dan Bianca di boncengan Louis.

Motor pun berjalan menjauh, di posisi yang arahnya berbeda ....

"Jadi, rumah lo di mana?" tanya Brendon, Selena memeluknya erat dan ia tersenyum sambil menggigit bibir bawah.

"Deket, kok." Selena mulai memberitahu alamatnya.

Dan Brendon merasakan sesuatu yang aneh ....

Matanya tiba-tiba mendapatkan penglihatan dari sesuatu yang terbang di udara, di mana ada Bianca dan Louis yang tengah berkendara, dan tiba-tiba ada banyak orang yang menghalanginya. Orang-orang bertopeng layaknya begal ....

"Eh, Brendon!" pekik Selena ketika Brendon mengebut, hingga akhirnya sampai di rumah Selena. Selena turun dengan badan gemetaran, dan Brendon langsung melesat ketika si gadis baru melepaskan helm dan terduduk di lantai. "BRENDON!!! COWOK SIALAN!!!"

Brendon kini sampai ke lokasi di mana Bianca dan Louis berada. Pemuda itu nyatanya dipukuli babak belur tak sadarkan diri sementara Bianca dipegangi, seperti ingin ditelanjangi, mata Brendon membulat sempurna melihat hal tersebut.

"WOI!" teriaknya, turun dari motor yang ia sengajakan agar melesat ke arah mereka, motornya berhasil merubuhkan dua orang di sana.

"Brendon ...." Bianca yang menangis menatap pemuda itu yang kini melepaskan helmnya, semua yang ada di sana menatap ketakutan.

Mulut Brendon terbuka, lebar, menampakkan mulutnya yang seperti bunga lotus yang bergigi selama beberapa saat, sebelum akhirnya tentakel-tantakel menjulur keluar dari bahunya.

"Nggh ...." Brendon kelihatan kesakitan kala ujung-ujung tentakel itu sobek, kini menampakkan pisau raksasa tajam di sana.

"Ma-makhluk apa itu? Bo-bos?"

"Paling cuman kostum! Serang!" Mereka yang tersisa mulai maju, termasuk yang memegangi Bianca tak berdaya kemudian terduduk di lantai. Tanpa disangka, Brendon menembakkan sesuatu ... muntahan.

Muntahan itu berwarna hijau, menjijikkan, mengenai beberapa dari mereka dan kemudian mereka pingsan seketika.

"HAH?!! KENAPA?!"

Bingung sejenak, mereka pun kembali menyerang Brendon. Tentu saja dengan santainya, ia bisa menahan serangan benda tumpul itu, dan kemudian melemparkan mereka menjauh. Lalu, salah satu ... menembakkan senjata api.

Brendon menamengi dirinya dengan pisau raksasa di ujung tentakel, sebelum akhirnya ....

CRASH!

Brendon memenggal tangan yang masih memegang pistol itu, seketika meronta kesakitan. Kemudian, ia mengeluarkan cahaya aneh yang menyilaukan dan semua yang ada di sana langsung tak sadarkan diri ....

Brendon menghampiri Bianca, menggendong gadis itu dengan gaya bridal, sementara jam di tangannya kini menghampiri motornya, memakan benda itu dan berubah menjadi benda tersebut. Kini, ia menaikinya, dengan Bianca tetap berada di pelukannya.

Sampai di rumahnya, ia langsung membaringkan Bianca ke sofa.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

CINTA BEDA SPESIES [Brendon Series - H]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang