Part 31

4.4K 348 14
                                    

Sementara itu beberapa saat lalu ....

Brendon menuju ke belakang sekolah yang sepi, kemudian mulai berusaha memuntahkan isi perutnya.

"Apa yang kau lakukan?"

"Ya bikin lo rasukin Louis ajalah!" kata Brendon kesal. "Sia-sia lo rasukin gue, ueeeek, tapi gak ngebantu gue! Malah nyusahin gue! Mending Louis sana, mukanya muka orang menderita!" Lagi, ia berusaha memuntahkan isi perutnya. "Cepetan lo keluar sebelum gue minum banyak garem, nih?!"

"Kau ingin mati?"

Brendon terdiam, sejenak takut. "Bu-bukan gitu maksud gue, Bos. Kan lo bisa, tuh, rasukin Louis aja. Hehe ... gue yakin mereka lebih dulu nikah sama gue, karena Louis kariernya bakalan bagus, gue ambyar dulu baru bisa nikahin Selena."

Cellulla tak menjawab.

"WOI!!! Lo sebenernya denger apa yang gue omongin, gak, sih?!" murka pemuda itu, kemudian frustrasi.

Dan tiba-tiba, pandangannya terpisah dua arah.

"Eh, mata gue?! Kenapa mata gue?! ARGHHH MATA GUEEE CELLULLA ALIEN ANJING LO APAIN MATA GUE?!" Brendon panik sendiri, menutup matanya dan berlari ke sana ke mari. Sampai tanpa sadar, ia keluar dari taman menuju jalanan ....

Brak!

"Woi! Astaga! Jalan hati-hati!" teriak pengendara yang tanpa sengaja menabrak pemuda itu yang berlari ke tengah jalan dengan menutup mata, Brendon langsung terhempas keras ke tanah dan terguling beberapa kali. "Aduh ... kalaupun salah dia sendiri tetep aja gue yang disalahin!" Ia keluar dari mobilnya dan menghampiri pemuda itu.

Brendon malah tertawa. "HAHAHAH GILA CELLULLA GELI ANJING UDAAAAH HUH HUHU HUHU!!!" Si pengendara menatap Brendon aneh yang kembali berlari, seakan tak terjadi apa-apa, dan tanpa sadar sudah berada di area danau.

Plung!

Brendon tercebur, barulah ia membuka mata, ingin berenang namun sialnya rasa geli muncul lagi. Ia tertawa dan air masuk ke mulutnya, membuatnya lemas ....

Namun nyatanya, tentakel bak gurita tumbuh, menarik badan pemuda itu ke daratan, dan saat sadarkan diri mata Brendon membulat sempurna. Ia bangkit berdiri dengan napas terengah.

"LO MAU BUNUH GUE?!"

"Bisa dibilang simulasi, ya. Kau ingin aku keluar, kan?" Brendon menatap ketakutan. "Jangan lakukan lagi, oke? Aku alien yang baik."

"PALA BAPAKKAU BAIK!" Brendon frustrasi. "CELLULLA! HEI!!" Cellulla tak menyahut, namun kaki Brendon kini melangkah sendiri, hingga akhirnya ia pasrah menuju ke taman sekolah lagi.

Bianca yang tadi berpelukan dengan Louis langsung babibu melontarkan pertanyaan padanya.

"Gue mau ke toilet, ganti baju dulu."

"Biar gue temenin."

Kedua sahabat itu pun berjalan bersama menjauh dan Louis menatap dengan tak percaya. Setelah Brendon membersihkan diri, kini keduanya ada di ruang ganti, Brendon menceritakan apa yang dialami dan Bianca tak bisa menahan tawa.

"Lo itu, Bren! Udah tau ancaman nyawa, kok lo masih aja berani banget sama Cellulla, sih?" Bianca geleng-geleng kepala.

"Ini, kan badan gue! Ya gue berhak dong protes!" Brendon menunjuk Bianca dengan baju di tangannya, kemudian memakainya.

"Muka lo sama muka Louis, lebih menderita muka lo. Enak aja lo pengen Louis sial kek elo, ish! Gue males!" Bianca memutar bola mata sementara Brendon mendengkus.

"Jadi ... lo nerima Louis? Sekarang kalian pacaran?"

Bianca diam sejenak sebelum akhirnya mengangguk. "Bisa dibilang begitu."

"Kok lo kayak ragu, sih?" Brendon memakai celananya. "Kan lo suka sama Louis sejak kelas sepuluh. Ampir satu tahun lebih, kan?"

"Dih, tau dari mana lo? Gak ada ragu-ragunya, tuh!" Bianca mengelak.

"B*tch please, kita temenan dari orok." Brendon memutar bola matanya.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

CINTA BEDA SPESIES [Brendon Series - H]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang