Part 32

4.4K 345 3
                                    

"Sebenernya ... yah ... gue belum siap pacaran keknya. Mungkin kapan-kapan, karena gue mau fokus belajar dulu." Brendon ber-oh-ria. "Kok cuman oh doang?"

"Jalani aja dulu, sih ... mungkin anggap aja kalian sahabatan, kek gue sama elo?" Brendon menggedikan bahu. "Gue gak pernah pacaran, jadi gak tau harus ngapain. Tapi kalau lo ragu, kenapa gak langsung nolak dengan alasan itu aja? Toh gue yakin Louis bakal paham."

"Kalau gitu ... gimana kalau dia mikir gue nolak karena hubungan kita? Terus dia ninggalin gue? Lo tau, kan, gue juga sayang sama dia ...."

"Ya kalau gitu berarti dia gak bener-bener sayang sama lo. Padahal, kan, dia tahu sendiri kita cuman sahabat. Berjuang harusnya kalau dia cowok banget, dan paham juga situasi ceweknya. Intinya, yang terjadi udah terjadi, satu-satunya yang harus lo lakuin ... ya jalani aja."

"Hm ...." Bianca menatap mata Brendon, pemuda itu sekilas tersenyum hangat ke arahnya. "Yah ... okelah ...."

Dan yah ... hari pertama mereka berpacaran, Brendon menatapi keduanya yang bermesraan saja dari jauh, merasa tugasnya menjaga Bianca masih berlaku. Dan sekarang, Selena duduk di hadapannya, tersenyum ke arahnya.

"Hai, Brendon!"

"Eh, ha-hai." Brendon tersenyum kecil, sebelum akhirnya menatap Bianca lagi usai melirik sekilas.

"Eh, katanya Bianca sama Louis pacaran, ya?" tanya Selena sambil menatap mereka, Brendon akhirnya menoleh ke arahnya, berdeham. Selena menatap Brendon lagi. "Lo cemburu?"

"Enggak, tapi gue harus jagain dia. Firasat Mamah bilang ... yah Bianca dalam bahaya." Brendon menggedikan bahunya. "Tapi keknya Louis bisa jagain dia, semoga." Ia lalu menatap Selena, tersenyum lebar.

"Seru keknya pacaran gitu, ya." Selena tersenyum balik, merasa perhatian Brendon sepenuhnya padanya.

"Entahlah, gue gak pernah pacaran." Brendon menggedikan bahu, keduanya tertawa.

"Tapi hubungan lo sama Bianca ... kek orang pacaran, lho."

"Serius? Kami sering berantem kek anak kecil, itu pacaran?" Brendon tertawa.

"Termasuk, yah ... mesra-mesraan, skinship, itu pacaran juga." Brendon berohria. "Pengen, deh, pacaran begitu ... jadi temen hidup."

"Sama, gue juga." Brendon menghela napas. "Tentu aja bukan sama Bianca, jijik iuh. Gue prefer cewek manis, mungil, imut, gak pecicilan dan baik hati. Hehe ...."

"Yah ...."

"Gue turut sedih denger lo katanya dilarang ortu buat pacaran." Brendon merengutkan bibir, Selena mengerutkan kening. "Tapi gue, sih, gak pengen pacaran. Gue langsung pengen nikah, gitu. Jadi skinship-nya, hehe, lebih gitu ... tapi tunggu gue sukses dulu."

"Ma-maksud lo?"

"Ah, Louis udah utarain, saatnya gue juga. Gue gak mau ngejones. Selena, gue sayang sama lo, tapi gue gak mau pacaran ... tolong, tunggu gue sukses, gue mau nikahin lo langsung!" Kedua pipi Selena memerah.

"Anu, Brendon ...."

"Hm?" Brendon terlihat malu-malu.

"Kita sahabatan, yuk! Hubungan kita ... kek Bianca sama elo ...."

"Sure!" Keduanya tertawa bahagia.

Walau kemudian, Brendon merasa perutnya tak nyaman. "Mm ... bentar, ya." Ia berdiri dari duduknya, berlari kemudian menuju toilet pria dan memuntahkan isi perutnya.

Tentu saja, cairan kuning keemasan rasa jus pepaya.

"Anying!" Brendon langsung membasuh mulutnya sebersih mungkin. "Gue harus kek gini selamanya setiap hari apa?!"

"Uh-huh ... sampai penelitianku selesai." Brendon mendengkus, memutar bola mata.

"Apa Selena boleh tau soal ini? Dia, kan, bakalan jadi objek subjek penelitian lo, kan?"

"Tidak."

"HAH?! GIMANA CERITANYA?! ENTAR DIA BLA BLA BLA ...." Brendon mengatakan panjang lebar, namun Cellulla sama sekali tak menyahutnya. "LO DENGER GAK, SIH?!"

"Kau ingin mati?" Brendon memutar bola mata mendengar itu. "Kau harus menjaga Bianca, aku punya firasat aneh."

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

CINTA BEDA SPESIES [Brendon Series - H]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang