Part 6

8.3K 524 26
                                    

Brendon terperanjat ketika robot itu mulai melebar, membuka, kemudian mengernyit jijik karena ada sesuatu yang menggeliat-geliat di dalam sana. Basah berlendir dan bentuknya serupa ... serupa sesuatu di dalam celananya.

"Ber-berpen*s?" tanyanya jijik.

Namun, benda itu akhirnya keluar, seonggok hewan ... yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Atau pernah ia lihat namun dengan ukuran kecil. Itu seekor cacing, ular, atau apalah bentuknya. Sosok itu semakin keluar dan menampakkan wujudnya yang memang mirip ... cacing.

Brendon terpaku, terpukau dengan tubuh yang kaku, dan matanya membulat sempurna karena kini makhluk itu membuka kepalanya. Bentuknya ... mirip bunga lotus, hanya saja ada banyak gigi-gigi yang melekat di lubang berbentuk bintang tersebut.

"Ma-makhluk a-apaan?"

Makhluk itu berdesis, melompat ke arah Brendon, lebih tepatnya melompat ke arah mulutnya dan berusaha masuk ke sana. Brendon buru-buru menutup tenggorokan serta kerongkongan, tangannya spontan berusaha menarik makhluk berlendir bak belut itu agar menjauh dari sana, namun usahanya sia-sia.

Brendon memegang kerongkongannya di mana makhluk tersebut bergerak melalui sana, kemudian dadanya.

Sakit ....

Walau kemudian, rasa itu sudah tiada, Brendon terbatuk, berusaha memuntahkan itu dari perutnya. "Anjing, sushi ...." Pria itu terebah, lelah.

Dan robot itu mendekatinya, melingkari tangannya dan berubah menjadi sebuah jam, sebelum akhirnya menyetrum badannya hingga semuanya menjadi gelap.

"Penyatuan 1% ...."

Flashback off ....

Brendon berdiri di depan cermin kamar mandi, memperhatikan badannya yang dalam keadaan shirtless, memutar depan belakang kemudian menyentuhnya.

Ia melakukan itu hampir satu jam lamanya.

Sebelum akhirnya, ia berjalan keluar, menatap sekitaran yang begitu berantakan namun matanya teralih ke televisi yang masih menyala. Acara film cinta-cintaan remaja hadir di sana ....

"Hm ... menarik ...." Brendon pun duduk di sofa, memperhatikan televisi itu dengan bola mata kanannya, dan mengerikannya bola mata kiri ke arah lain ... menangkap beberapa buah makanan ringan di dalam sana.

Ia mengambil makanan ringan tersebut, merasakannya dengan memakannya satu ....

"Oh astaga ... ini benar-benar enak!" Makanan ringan itu berupa kacang pilus panggang, setelah mengatakan itu ia makan dengan rakusnya tetapi dengan pandangan fokus ke televisi.

Makan dan menonton ... hanya itu ....

Hingga, acara pun berakhir ....

"Ah, begitu rupanya." Brendon menghabiskan tiga toples makanan ringan dan kini matanya menatap ke arah sesuatu di bawah televisi. Alat-alat yang menarik perhatiannya hingga ia mendekat ke arah sana ... ditemukannya sebuah DVD Player dan kaset-kaset .... "Kalau kaum manusia diawali sesuatu yang dinamakan cinta-cintaan ... mungkin ini jawabannya. Aku mengerti, mereka beda dengan kaum itu, ada prosedurnya ... mm-hm ...."

Brendon mendekatkan jamnya ke arah kaset-kaset itu, jam tersebut berubah menyerupai DVD Player sebelum akhirnya menelan kaset-kaset itu dengan mudah. Ia memejamkan matanya sesaat, sebelum akhirnya menghela napas ....

"Aku ... atau mungkin gue ... jadi penasaran. Keluarkan kamera." Di jam itu, keluar sebuah lubang nan begitu kecil, sebelum akhirnya beberapa makhluk kecil seperti lalat yang begitu kecil namun dari besi terbang ke udara. "Episode pertama, ulang tahun Bianca!"

Brendon pun bangkit berdiri, membersihkan badannya, memakai pakaian terkerennya dan kemudian dengan motornya ... menuju ke toko membeli banyak hal sebelum akhirnya menuju ke rumah Bianca.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

CINTA BEDA SPESIES [Brendon Series - H]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang