Bianca manggut-manggut. "Oke, tapi apa bisa?"
"YA BISALAH! MEREKA BEDAH PARASIT!" Brendon begitu kesal dengan sahabatnya itu.
"Eh, tunggu!"
"Apa lagi?!"
"Jam ... jam lo ...." Mata Brendon membulat sempurna, kemudian menatap tangannya lagi.
"ANJING! BUKANNYA UDAH GUE BUANG!?" teriaknya panik, berusaha melepaskan benda itu dari tangannya namun tiba-tiba .... "ARGH!" Brendon tersungkur di kasur, tangannya seakan terkena kejangan keras, karena ia rasakan benda itu menusuknya.
Mata Bianca membulat sempurna. "LO KENAPA?!"
"Bian ... nggh ... tangan gue ... STRUM!" Kini, Bianca panik.
Langsung, si gadis keluar, menuju dapur di mana ia mengambil seteko air, mengisinya dengan satu toples garam, mengaduknya sembari berjalan ke kamar lagi dan akhirnya menuju ke Brendon. Langsung, ia minumkan air asin tersebut ke temannya.
"HUEK! HUEK!" Bianca menjauh setelah setengah teko yang masuk ke kerongkongan Brendon serta membasahi kasur dan Brendon bereaksi. Pemuda itu terduduk di lantai, memuntahkan isi perutnya ....
Dan di sanalah, makhluk menjijikan dengan lendir kuning keemasan keluar, bertepatan jam berubah menjadi robot dan Bianca menatap horor.
Brendon yang selesai memuntahkan makhluk yang menggeliat lemah itu menjauh ke arah sahabatnya, sama-sama menatap dengan panik, terlebih ketika makhluk itu kini kembali masuk ke kotak di robot itu.
Robot itu kini menatap mereka dengan mata cahaya merahnya.
"KA-KABUR!" teriak Bianca, melempar teko di tangannya ke arah robot yang langsung menangkisnya, dan keduanya pun keluar dari kamar sementara makhluk itu mulai mengejar mereka dengan delapan kaki panjang tersebut.
Mereka siap keluar dari rumah namun makhluk itu menembak, sebuah jaring aneh terpasang di sana dan kala disentuh, ada sensasi menyakitkan listrik di sana.
"Gila!" pekik Brendon, ia dan Bianca kembali gabut mencari jalan keluar.
Dan sial rasanya karena pintu keluar ditutupi jaring aneh yang sama ....
Mereka masuk ke kamar mandi, Brendon mengunci pintu dari dalam, suasana begitu mencekam dan pemuda shirtless itu menamengi Bianca di belakangnya. Mereka benar-benar tersudut di ujung ruangan dan berusaha mencari jalan keluar di sana.
Brak!
Pintu tergerak seakan sesuatu yang begitu besar mendobraknya.
"Brendon, gue takut!" kata Bianca memeluk Brendon, pemuda yang menamenginya itu menatap sekitaran. Ventilasi terlalu kecil ....
BRAK! DUAR!
Pintu rubuh, dan mereka terjebak di sana, bersama robot yang kini begitu besar sama tingginya dengan Brendon. Makhluk itu berjalan mendekati mereka dan Brendon, dengan sikat WC, menghalaunya.
"Mundur lo! Mundur!" Seiring robot itu maju, badannya pun mengecil, dan kini mereka menatap jijik karena kini ia membuka dirinya, menampakkan cacing berbentuk ... ah sudahlah itu.
"Brendon!"
Tanpa disangka, makhluk itu melompat. Tubuhnya begitu gesit menuju ke arah ... mulut Bianca yang terbuka karena kaget.
Namun, sebelum ke sana, Brendon langsung menamparnya dengan sikat WC hingga terlempar jauh. Robot itu menolong si cacing, dan itu kesempatan keduanya keluar dari kamar mandi.
Tiba-tiba robot itu melompat, membuat hantaman keras yang membuat keduanya terlempar menjauh, dan robot itu mengarah ke Bianca yang tersandar di dinding, mulai membuka dirinya lagi ....
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
![](https://img.wattpad.com/cover/220816128-288-k335201.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA BEDA SPESIES [Brendon Series - H]
Romance18+ Brendon memeluk erat Bianca. "Brendon!" pekik Bianca, meronta, namun kekuatan Brendon terlalu kuat daripada dirinya. Pemuda itu diam, dan kini wajahnya masuk ke tengah-tengah area dada Bianca. Bianca memekik. "BRENDON GILA LO SANG*!" Bianca men...