"HAH?! ASTAGA IBU MALPRAKTEK!!!" Brendon panik menutupi badannya sendiri.
Semuanya tertawa termasuk Bianca dan sang guru. "Ibu bercanda, kan cuman bagian otot-otot dan tulang aja. Sekarang, lepas seragam kamu, sisain daleman sama celana pendek. Kamu make itu, kan?"
"Hah ... dilecehin saya, nih, Bu?" Sang guru memutar bola mata.
"Kamu mau dihukum bersihin semua kelas?"
"Eh, i-iya, Bu!" Brendon pun mulai melepaskan pakaiannya, menyisakan toptank serta celana dalam spongebob favoritnya.
"ANJIR! SPONGEBOB!!!"
"APE LO?! MAU NGEHINA IDOLA GUE?! MASTERPIECE, NIH!!!" Brendon menodong balik dan orang-orang masih menertawakannya. "Haelah, Bu ... mereka ketawain saya."
"Udah, diem-diem semuanya!" tegur sang guru, semuanya pun diam. "Berdiri tegak kamu sekarang, dan yang lain ... kalau ibu tunjuk salah satu bagian badan Brendon, sebutkan otot dan tulang apa yang ada di sana. Jangan ada yang liat buku!"
"Siap, Bu!"
Semuanya pun siap sedia. Brendon awalnya pun tegang karena permainan mulai dimulai, tetapi melihat sahabatnya yang kelihatan bahagia ... ia pun sekaligus melakukan hal-hal konyol hingga membuat si gadis ceria.
Bianca sadar ... sahabatnya itu selalu punya cara membuatnya bahagia ....
Bahkan saat istirahat untuk makan siang, keduanya bercanda seperti biasa seakan tak terjadi apa-apa, dan Selena yang bersama kekasih barunya, yang melihat itu, malah kelihatan sedih melihatnya.
"Gue udah bilang, mereka itu udah punya hubungan," kata pemuda di hadapannya, memegang tangan Selena. "Plis, kita jalani ini sama-sama, ya."
"Oke ...."
Kini, kedua sahabat itu berdiri dari duduk mereka, berlari cepat dengan Brendon memegang mulut menuju ke kamar mandi pria. Tanpa malu, Bianca masuk, mengusap bahu sahabatnya yang memuntahkan isi perutnya.
"Bjir ...." Setelah selesai memuntahkan isi perut, Brendon menghela napas lega. Bianca masih mengusap punggungnya kemudian menyalakan keran, membiarkan cairan kekuningan itu mengalir ke dalam westafel.
Keduanya kini keluar, Brendon mengusap-usap perutnya dan Bianca memegangi badan pemuda itu, nyatanya ada beberapa anak laki-laki di sana dan melihat keduanya ... keduanya membulatkan mata sempurna.
"Bian ... perut gue gak enak banget asli ... astaga rasanya kek ada yang gerak-gerak," kata Brendon lesu.
"HAH?! BRENDON DIHAMILIN BIANCA?!" Salah satu anak berteriak, keduanya yang baru sadar ada orang lain di sekitar mereka membulatkan mata sempurna. "HANJER!!!"
"CONGOR LO JAGA, ANJING!!!" Brendon siap menerjang mereka, namun Bianca memegangi pemuda itu, sementara mereka semua pun berlarian menjauh. "AWAS LO!!!"
"Brendon, udah, astaga!" Bianca tertawa. Keduanya kini berjalan menuju kelas bersama.
Brendon kemudian menggunakan big brain-nya. "Bian, yang awal-awal itu ... gue tetiba gak sadar gitu, terus ada di rumah lo, atau mana-mana gitu pas gue di-blackout sama Cellulla. Apa gue ada apa-apaan elo?"
Bianca mengerutkan kening. "Maksud lo?"
"Bisa aja, kan, mereka bener! Kita udah ngapa-ngapain, ya? kan gue kerasukan alien yang bisa nganu-nganu badan gue ... jejangan mereka bener, gue ... hamil anak lo?!" Brendon menodong Bianca, gadis itu menatap heran. "BIANCA, JAWAB!!! LO HAMILIN GUE?! TANGGUNG JAWAB LO!!!"
"LO UDAH GILA, YA?!"
"CELLULLA!!! NGOMONG LO!!! LO APAIN BADAN GUE?! LO BIKIN BIANCA GAK INGET KITA NGAPA-NGAPAIN, KAN?!" Brendon memegang perutnya. "Gerak-gerak gitu ... itu hamil, kan? CELLULLA JAWAB ANJING!!!"
"Brendon, santai, gila! Malu-maluin!" Bianca menegur pemuda itu yang kelihatan stres berat, bahkan menjadi bahan tertawaan anak-anak lain.
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
![](https://img.wattpad.com/cover/220816128-288-k335201.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA BEDA SPESIES [Brendon Series - H]
Romance18+ Brendon memeluk erat Bianca. "Brendon!" pekik Bianca, meronta, namun kekuatan Brendon terlalu kuat daripada dirinya. Pemuda itu diam, dan kini wajahnya masuk ke tengah-tengah area dada Bianca. Bianca memekik. "BRENDON GILA LO SANG*!" Bianca men...