DUA

460 57 16
                                    

Yooran keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah, ia menggosok pelan rambutnya dengan handuk seraya bernyanyi kecil dan berjalan menuju lemari. Ia mencium aroma kaus yang sejak kemarin ia gunakan lalu mendengus kecil.

Ia melihat Mirae masih memainkan ponsel di tempat tidur. Gadis itu tampak tersenyum kecil beberapa kali.

"Apa kau tidak berangkat kuliah?" Tanya Yooran. Ia duduk di samping Mirae seraya mengintip aktivitas yang membuat temannya itu tersenyum.

"Hmm... sudah kuduga. Kau akan belanja lagi? Ya tuhan Mirae..."ucap Yooran sambil menggelengkan kepalanya pelan.

Kang Mi Rae, ia adalah teman sekelas Yooran, teman sekamar Yooran di asrama dan teman yang akan Yooran ajak kemanapun bila ia pergi. Mereka bertemu saat pertama kali masuk kuliah dan langsung menjadi teman baik. Mirae orang yang bisa diajak berteman dengan mudah dan Yooran sebaliknya. Ia tak suka banyak bicara pada orang asing. Mirae bahkan masih ingat saat pertama kali mereka bertemu, Mirae pikir Yooran itu bisu karena tidak bicara selama seminggu. Yooran hanya menggeleng dan mengangguk jika Mirae menanyakan sesuatu.

"Hanya beberapa tas dan sepatu kok. Mereka sedang mengadakan diskon. Kau tau kan aku tak punya banyak sepatu dan tas." Ucap Mirae dengan nada memelas.

"Jadi kau sebut apa tumpukan itu?" Ujar Yooran seraya menunjuk ke atas lemari pakaian ia dan Mirae. Tampak beberapa belas kotak sepatu berbagai merek bertengger disana.

"Kau punya 18 tas Mirae. Lihatlah didalam lemarimu. Menurutmu itu bukan tas?"

Mirae menghela nafas, " Ya tuhan Yooran... kau tau, aku membeli tas terakhirku 4 bulan yang lalu. Itu sudah usang. Aku tidak suka. Aku harus kelihatan modiskan?"

Mirae mengedipkan matanya beberapa kali pada Yooran dan tersenyum centil. Yooran membalas dengan senyuman terpaksa. "Baiklah nyonya.. Terserah kau."

Yooran mulai kesal dan memilih untuk pergi. Ia masih mengusap rambutnya yang setengah kering dan berjalan kearah meja belajar. Ia menarik lemari kecil yang ada di meja itu dan menemukan sebuah kotak kado berwarna pink dengan pita merah yang manis. Yooran tersenyum lebar dan menatap Mirae yang sepertinya tidak peduli dengan itu. Yooran mengambil kotak itu dan melompat kearah Mirae.

"Terima kasih... kau memang yang terbaik!" Teriak Yooran. Mirae tersenyum lebar dan mencoba melepaskan pelukan sahabatnya yang mulai membuatnya sulit bernafas itu.

"Hey.... Tenang lah. Kau membuatku sulit bernafas." Keluh Mirae.

"Apa ini?" Tanya Yooran penasaran. Ia mengguncang kotak yang berukuran lumayan besar itu.

"Buka lah."

Yooran mulai membuka pita dengan perlahan dan membuka kotaknya. Yooran tersenyum makin lebar. Ada kemeja berwarna biru muda yang sangat manis. Yooran mengambil kemeja tersebut dan dibawah kemeja itu terdapat sebuat sweater berwarna merah.

"Apa ini?" Tanya Yooran. Ia mengangkat sweater merah itu dan dibawahnya terdapat cardigan lengan panjang berwarna coklat muda.

"Mirae-ah..." panggil Yooran manja. Ini sedikit berlebihan untuk Yooran. Ia mungkin tidak akan bisa membalas apa yang Mirae berikan ini untuk ulang tahun Mirae 2 bulan lagi. Mirae yang berada di sampingnya hanya tersenyum simpul sambil terus menatap ponsel yang ada ditangannya.

"Cobalah. Aku bisa mengembalikannya jika tidak muat."Ucap Mirae. Yooran memeluk Mirae pelan. "Gomapta Mirae-ah" ucap Yooran lagi.

"Hanya gomapta?" Tanya Mirae dengan raut wajah usil.

"Saranghae Miraeng..." ucap Yooran dengan fingerheart tepat didepan Mirae. Mirae tersenyum puas. "Nado saranghae Yoorang-ah.."

Yooran mengambil cardigan itu dan tampak sebuah jaket berwarna hitam. Tampak sedikit maskulin tapi masih akan cocok dengan style gadis sepertinya. Masih ada lagi, batin Yooran.

"Tak usah terlalu terharu. Ini bukan drama yang sering kau tonton Yooran." Ucap Mirae. Ia bisa melihat mata Yooran berkaca-kaca. Ia segera bangkit dari tempat tidur dan mengambil handuk yang berada digantungan tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia melemparkan ponselnya dan mengucir rambut panjangnya dengan ikat rambut pink yang setia berada di pergelangan tangannya sejak semalam.

"Aku akan mandi terlebih dahulu. Kau tidak ingin kita terlambat di hari yang indah ini kan?" Ledek Mirae. Ia langsung meluncur pergi meninggalkan Yooran dengan air mata yang hampir jatuh.

Yooran mengalihkan pandangannya pada pakaian yang baru saja ia dapat dari Mirae. Itu terlalu spesial untuknya. Entah kenapa pakaian-pakaian ini membangkitkan sebuah kenangan di otak Yooran.

@flashback

"Yooran-ah... bangun! Ayo bangun!" Suara seorang anak kecil membuat Yooran yang tengah tertidur lelap terpaksa membuka mata ditambah lagi dengan lompatan berkali-kali diranjang Yooran membuatnya makin jengkel dan tak sabar untuk menghajar pelaku yang berani mengganggu tidur indahnya.

"Oppa!!!" Teriak Yooran jengkel. Ia menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.

"Ayolah Yooran! Bangun! Kau tidak ingin membuka kadomu? Ayolah!" Anak kecil itu kini menarik selimut yang ada diatas Yooran.

"Oppa!!!" Rengek Yooran lagi. Anak kecil yang ia panggil Oppa itu masih enggan meninggalkan ia dan selimut nyaman serta bantal empuk kesayangannya itu.

"Yoongi!!!"Tiba-tiba ibu mereka muncul dari balik pintu. Yoongi menoleh kearah suara dan melepaskan genggaman tangannya pada selimut Yooran.

"Eomma... Yooran tidak ingin bangun. Aku hanya ingin lihat kado apa yang dia dapat tahun ini." Yoongi tampak cemberut. Min Yoon Gi, kakak Yooran. Ia lebih tua 4 tahun dari Yooran tapi memiliki sikap yang sama kekanakannya seperti Yooran bahkan bisa lebih kenakan dari Yooran sendiri.

"Biarkan dia." Pinta Eomma mereka.

"Eomma..." panggil Yooran. Eommanya yang tadi hendak meninggalkan kamar Yooran berhenti dan menatap putri bungsunya itu.

"Appa belum pulang?" Tanya Yooran. Ibunya diam.

"Aku ingin meniup lilin dan memotong kue bersama Appa." Rengek Yooran yang kini dalam posisi duduk dengan selimut dan rambut yang sama kacaunya.

"Sebentar lagi." Jawab Eomma. Eomma tersenyum simpul dan melangkah pergi lalu menutup pintu kamar Yooran.

"Kau ini." Yoongi memukul kepala Yooran pelan lalu duduk disampingnya. Yooran hanya meringis kecil lalu menatap sinis Yoongi.

"Appa akan pulang kok. Tapi sekarang, kau bukalah kadomu dulu. Aku ingin lihat." Bujuk Yoongi sambil menunjukkan gummy smile nya itu. Manis sekali...

"Lalu Oppa akan minta barang yang menurut Oppa bagus kan? Aku sudah paham. Ini ulangtahun ku yang ke sepuluh. Aku paham sekali itu karena Oppa melakukannya setiap tahun. Tahun ini, kado itu milikku semua!" Ucap Yooran kesal.

Yooran turun dari tempat tidur dan berjalan menuju meja rias yang ada tak jauh darinya. Ia duduk disana seraya menyisir rambutnya yang tampak seperti singa. Kamar bernuansa biru pastel tampak sangat ramah dimata. Membuatnya betah berlama-lama dikamar.

"Kau tahu? Ada 10 kado dibawah sana dan kau tidak mau membaginya denganku? Kau keterlaluan." Gerutu Yoongi. Wajahnya mulai memelas dan jarinya memainkan selimut bermotif bunga berwarna biru milik Yooran.

"Tahun lalu Oppa mendapat 12 kado dan tidak berbagi denganku." Balas Yooran. Ia selesai membereskan rambutnya dan berjalan meuju pintu.

"Oppa..." langkah Yooran berhenti dan menatap Yoongi. "Jangan sentuh kadoku, atau akan kubuat Oppa menyesal nanti. Mengerti?!?"

@Flashback end.

Yooran mengelus kemeja biru itu dengan lembut. Ia sangat suka biru sejak dulu. Pink juga, tapi ia akan lebih memilih biru jika bisa.

" Ya tuhan... ternyata aku sudah tua." Gumannya kecil. Jari-jarinya mengusap air mata yang tadi meluncur tanpa izin.

Ponsel yang berada di nakas disebelahnya bergetar. Yooran langsung meraihnya. Sebuah pesan dari Jung Ho Seok sunbaenim, seniornya di kampus. Hanya ucapan selamat ulang tahun, tak ada yang spesial. Yooran menarik sudut bibirnya lalu menghela nafas. Tak lupa ia menulis balasan terima kasih untuk seniornya tersebut lalu menghempaskan ponsel itu disampingnya. Matanya kembali tertuju pada kemeja biru itu.

"Semoga hari akan membaik kedepannya." Bisik Yooran sambil tersenyum simpul.

My Spring Day |Kim Taehyung| [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang