TUJUHBELAS

225 25 13
                                    

8 tahun lalu...

"Hei kau! Kau hanya anak adopsi. Kau beruntung dapat orangtua angkat kaya raya seperti itu!"

"Dasar tidak tahu diri. Kau kira kau sederajat dengan kami? Dasar anak adopsi!"

"Jika kau tidak diangkat sebagai anak oleh orangtua mu sekarang, mungkin kau sudah hidup melarat di panti asuhan. Jadi jangan merasa dirimu hebat disini."

Kim Taehyung meringkuk di atas tempat tidurnya. Ia menangis tersedu sambil memeluk lututnya. Kata-kata kasar itu terus terngiang di kepala Taehyung. Kata-kata kasar yang setiap hari dilontarkan teman-teman sekelasnya benar-benar membuatnya stres dan frustasi. Ia bersekolah di salah satu SMP elit di Seoul. Murid-murid disana adalah kalangan atas. Mereka rata-rata memiliki orangtua yang terpandang, kaya, memiliki koneksi yang baik, dan terkenal. Sebenarnya orangtua Taehyung juga masuk kriteria itu. Namun statusnya sebagai anak adopsi benar-benar mengekangnya. Ia tidak bisa bergaul dengan bebas, tidak memiliki teman, selalu di kucilkan dan dijauhi. Ini membuatnya sangat sakit. Ingin rasanya ia berhenti darisana atau pindah sekolah namun ia tidak berani mengatakan hal tersebut pada orangtuanya.

Rumor itu tersebar oleh seorang murid yang orangtua nya dan orangtua Taehyung berteman. Orangtua siswa itu menceritakan bahwa Kim Taehyung adalah anak adopsi karena kedua orangtuanya tidak bisa memiliki anak. Kabar itu menyebar dengan sangat cepat di sekolah. Taehyung terkejut saat pertama kali mendengarnya. Ia langsung meminta konfirmasi dari orangtuanya dan ternyata hal itu benar adanya. Taehyung sampai tidak keluar kamar 4 hari karena hal itu.

Pintu kamar Taehyung terbuka sedikit, wajah Seokjin muncul dari balik pintu. Ia mengintip adik kecilnya yang tampak terhanyut dalam tangisan dan tidak memperhatikan dirinya yang sedang berdiri diam disana. Ia menghampiri Taehyung yang masih menggunakan seragam sekolah lengkap itu.

"Taehyung-ah..." Panggil Seokjin. Ia duduk disamping Taehyung sambil mengelus pelan kepala adiknya. Taehyung masih menangis, bahkan suara isakannya makin keras terdengar.

"Ada apa? Apa kau sakit? Atau kau terluka?"

Taehyung menggeleng pelan. Tangisannya mulai mereda namun ia masih menundukkan wajahnya dan memeluk lutut yang kini telah basah oleh airmata.

"Ada apa? Ceritakan pada Hyungmu yang tampan ini."

"Aku tidak ingin sekolah. Aku benci sekolah." Suara Taehyung terdengar sangat serak.

"Kenapa?"

"Mereka terus mengolok-olok ku. Mereka terus mengatakan aku anak adopsi, anak buangan. Aku ingin berhenti saja."

Seokjin terkejut. Untuk sesaat ia diam. Wajahnya berubah gelisah dalam sekejap. Ia tersenyum masam sambil terus mengelus kepala Taehyung.

"Apa teman sekelasmu yang melakukannya?"

"Emm." Taehyung mengangguk pelan.

"Baiklah. Sekarang, ganti bajumu. Kita makan siang, lalu kau akan dapat kekuatan untuk melawan teman-temanmu besok. Kau tahu, kita adalah keluarga. Anak adopsi ataupun bukan, aku tetap Hyung mu. Kau harus ceritakan semuanya padaku."

"Kau adalah Kim Taehyung. Kau adalah orang kuat. Jika ada yang berani macam-macam dan berkata hal yang menyakitkan padamu, sumpal tenggorokan mereka dengan batu. Jika kau tidak bisa melawan, atau jika kau takut pada mereka, jangan khawatir. Hyung akan selalu ada untukmu."

Taehyung mengangkat wajahnya yang sudah basah dengan airmata. Ia menatap Seokjin intens.

"Hyung..." Panggilnya lirih.

Seokjin mengusap airmata adiknya. "Kau tidak boleh menangis, di keluarga kita tidak boleh ada yang lemah. Kau tidak boleh cengeng, kuatkan hatimu. Ingatlah kata-kata Hyung tampanmu ini, putra Kim Byunghoon tidak boleh lemah, jika ada yang mengusik, beri mereka pelajaran tanpa ampun. Tapi kau juga harus baik pada orang lain, orang yang baik padamu dan menganggapmu sebagai temannya. Kau harus bisa melindungi dirimu dan orang-orang di sekitarmu. Jadilah orang tangguh yang baik hati, ramah, dan tampan seperti Hyungmu ini. Kau mengerti?"

My Spring Day |Kim Taehyung| [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang