Kim Taehyung memarkirkan mobil dihalaman rumahnya yang tampak luas dan indah. Ia segera masuk kedalam rumah. Beberapa orang tampak membungkuk kearah Taehyung. Rumah besar itu tampak sangat berkelas dan klasik. Kesan mewah juga melekat kental disana. Dengan lampu gantung indah dan besar yang dipesan langsung oleh ayahnya dari Turki menambah estitika ruangan dan rumah itu. Yooran sudah siuman pagi ini. Taehyung pamit untuk pulang dan berganti pakaian lalu kembali lagi kesana. Han Yooran mengucapkan banyak terima kasih pada Taehyung dan meminta Taehyung untuk tidak kembali kerumah sakit. Menjaganya semalaman pasti membuat pemuda itu lelah. Namun Taehyung bersikeras untuk kembali dan menjaga Yooran sampai sembuh. Ia berdalih ini adalah tugas dari Hajoon dan permintaan si cerewet Mirae. Yooran tidak bisa berkata apapun lagi.
"Taehyung-ah." Seorang pria yang tengah menuruni tangga memanggil Taehyung. Pria dengan sweater berwarna pink itu berjalan cepat dan menghampiri Taehyung yang masih berada di anak tangga pertama.
"Kau darimana? Kenapa semalam tidak pulang? Waaahhh... Apakah kau habis bermalam dengan gadis?" Nada suara pria itu terdengar genit dan beberapa kali mengedipkan mata pada Taehyung.
"Hyung..." Taehyung cemberut mendengar ledekan Hyung nya. Pria itu bernama Kim Seokjin, kakak Kim Taehyung. Ia lebih tua 3 tahun dari Taehyung namun sifatnya sangat berbanding terbalik dengan usianya. Ia lebih manja dan susah diajak serius, persis seperti anak kecil. Namun Seokjin akan berubah dewasa saat benar-benar dibutuhkan. Lebih tepatnya ia akan berubah dewasa dan bijaksana di kantornya saja. Saat pulang kerumah ia akan berubah menjadi Kim Seokjin yang sebenarnya.
"Ayo sarapan dulu. Eomma dan Appa sudah menunggu di meja makan."
"Ah... Aku harus segera kembali lagi. Aku harus mandi dan berganti baju. Aku tidak punya banyak waktu Hyung." Tolak Taehyung. Ia melangkah pergi tapi dengan segera Seokjin menarik tangan adiknya itu dan menyeretnya ke meja makan.
"Ah... Hyung..." Keluh Taehyung. Mereka segera tiba dimeja makan. Tampak seorang wanita paruh baya dengan pakaian yang sangat elegan tengah mengesap tehnya serta seorang pria berusia 60 tahunan berkutik dengan tablet ditangannya dan mengenakan kacamata baca.
Taehyung dan Seokjin segera menarik kursi dimeja makan itu dan duduk bersebelahan. Beberapa menu makanan khas rumahan sudah terhidang dimeja makan. Seokjin langsung mengambil segelas susu hangat didekatnya dan meminumnya dengan cepat. Wanita yang duduk diseberang Seokjin mengalihkan pandangannya pada mereka.
"O... Taehyung. Darimana kau semalam? Kenapa tidak pulang?" Wanita itu langsung menegur Taehyung sesaat setelah melihat pemuda itu. Pria tua yang berada di samping Seokjin juga langsung meletakkan tablet dan kacamatanya dan fokus pada Taehyung yang tengah menyendok sup kemulutnya.
"Dia habis bermalam dengan seorang gadis." Serobot Seokjin. Dengan tatapan tidak bersalah ia menatap Taehyung dan kembali fokus ke mangkuk nasi dihadapannya.
"Ah... Hyung..." Keluh Taehyung. Ia langsung menatap tajam Seokjin yang bahkan tidak terganggu dengan itu.
"Sungguh?!"
Taehyung langsung menoleh kearah orangtuanya. "Tidak, bukan begitu Eomma. Aku tidak berbuat apapun kok, sungguh Appa." Ia mencoba menenangkan wajah khawatir dan terkejut Eomma dan Appanya.
"Eomma sangat khawatir padamu. Eomma menghubungi mu berkali-kali semalam. Eomma bahkan tidak tidur nyenyak semalam karena memikirkan mu." Eomma Taehyung mulai mengomel. Ini adalah kali pertama putra bungsunya tidak pulang kerumah dan tanpa kabar apapun.
"Biarkan dia. Dia sudah dewasa. Dia bisa pergi kemanapun yang dia inginkan kan?" Appa Taehyung mencoba menengahi.
"Ah... kau ini sama saja. Anak dan ayah tidak adanya bedanya." Eommanya menatap kesal pada suaminya. Ia memotong roti yang tinggal setengah dipiringnya dan memasukkan kemulutnya.
"Sebenarnya, aku menjaga seorang teman di rumah sakit semalam." Taehyung menatap Eommanya, mencoba menjelaskan.
"Kenapa kau tidak telpon keluarganya?" Tanya Appanya.
"Itu... Orangtuanya tinggal diluar kota."
"Laki-laki atau perempuan?" Pertanyaan tidak penting dari Seokjin. Taehyung langsung melirik canggung. Ia tidak menjawab pertanyaan Hyungnya dan malah kembali fokus kemakanannya.
"Ah... sudah ku bilangkan Eomma, dia bermalam dengan seorang gadis." Celoteh Seokjin. Dengan segera Taehyung menendang kaki Hyung yang duduk tepat disampingnya itu. Seokjin langsung mengaduh sakit dan memegangi kakinya.
"Aaa... Kaki ku patah. Eomma... Tolong aku. Panggilkan ambulance. Aku harus kerumah sakit sekarang sebelum kakiku di amputasi. Aakkhhh...." Seokjin mulai meracau berlebihan. Kebiasaan yang sudah biasa dirumah ini.
"Sebenarnya, Oppa gadis itu menelpon semalam." Taehyung mulai berbicara serius. Seokjin langsung menghentikan aktingnya dan memasang wajah serius. Wajah Taehyung berubah lesu. " Ia tahu adiknya sedang sakit. Ia malah memaki habis-habisan gadis itu dan menyuruhnya untuk mati agar tidak merepotkannya lagi. Gadis itu belum siuman semalam, jadi aku yang mengangkat telponnya. Kata-kata itu benar-benar menyakitkan untuk didengar. Aku tidak yakin dia punya keluarga yang baik. Dari kata-kata Oppanya aku bisa menilai gadis itu cukup menderita."
"Apa Eomma tahu, gadis itu kekurangan gizi, mineral, dan stress berat. Aku merasa iba padanya. Aku tidak tahu dia punya orangtua atau tidak, tapi melihat kondisinya semalam sangat memilukan. Ia sendirian dikamar dengan tubuh pucat dan panas tinggi. Aku bahkan sudah memikirkan kemungkinan terburuknya."
"Apa dia baik-baik saja sekarang?" Seokjin bertanya dengan mimik dan nada serius.
Taehyung hanya mengangguk. Appa dan Eommanya saling pandang satu sama lain. Tidak ada yang berkomentar tentang hal itu.
"Hei bocah, mulai sekarang kau harus memperlakukan Hyung tampanmu ini dengan baik. Aku menjaga mu dengan sangat baik sampai saat ini. Bahkan kau mewarisi sedikit wajah tampanmu itu dariku. Bersikap baiklah padaku." Seokjin menepuk-nepuk pundak Taehyung dengan nada bicara aneh yang sudah biasa ia gunakan dirumah itu, seperti kakek-kakek yang tengah berbicara dengan dialek antah-berantah. Bahkan tertawa nya saja sangat lucu. Taehyung bilang suara tertawa Seokjin persis seperti suara decitan kaca yang sedang dilap.
"Hyung, berkacalah sedikit lebih lama. Aku mewarisi 80 persen ketampanan ayah dan kau sisanya. Secara harfiah, aku lebih tampan dari Hyung. Iyakan Eomma?" Taehyung mengedipkan matanya pada Eommanya dan melakukan beberapa pose imut.
"Yaa... bocah nakal. Apa yang kau bicarakan? Aku putra sulung dirumah ini. Gen yang diwariskan padaku pasti lebih banyak. Kau yang dapat sisanya. Jika kau iri pada ketampananku, katakan saja."
"Eomma, Hyung ini salah makan semalam. Dia meracau yang tidak-tidak. Eomma Eomma Eomma." Taehyung memanggil manja ibunya dengan memasang wajah imut. Ibu mereka tersenyum lebar melihat tingkah kedua putranya yang sangat kekanakan itu. Ayah mereka yang duduk didekat Seokjin menggeleng pelan.
"Eomma Eomma Eomma, lihat aku." Seokjin langsung memasang pose bak model professional. Ia bahkan berdiri dari duduknya dan menunjukkan kemampuan yang sejak dulu ia kuasai, berakting.
"Hei anak nakal. Dirumah ini Appa yang paling tampan. Jika bukan karena Appa kalian tidak mungkin bisa memiliki wajah tampan seperti itu. Kalian hanya mewarisi sedikit ketampanan Appa, jadi jangan terlalu bangga." Appa mereka buka suara. Seketika keduanya berhenti dan duduk beringsut. Sedetik kemudian tawa meledak. Seokjin dengan tawa khas kaca yang sedang dilap dan Taehyung dengan tawa lebarnya sambil bertepuk tangan riang. Mereka bahkan melakukan tos bersama.
"Lihatlah kedua putra mu." Appa mereka menoleh kearah istrinya. Wanita itu juga tengah tertawa riang dengan telapak tangan menutup mulutnya.
"Hei, jika aku tidak tampan kau pasti tidak akan jatuh cinta padaku kan?"
"Appa... Appa memang yang terbaik." Seokjin mengancungkan ibu jarinya dan Taehyung juga mengikutinya segera dengan tawa yang masih meledak disana.
Sarapan keluarga Kim berlangsung seperti itu setiap harinya. Ada banyak tawa kebahagiaan dan saling berbagi cerita. Tidak ada yang mereka rahasiakan satu sama lain. Mereka adalah keluarga bahagia yang saling menyayangi. Mereka akan mendukung anggota keluarga yang tengah dalam masalah. Tipikal keluarga ideal.
Sarapan keluarga Kim yang bahagia itu berakhir dengan canda tawa. Semua beraktifitas seperti biasa. Kim Seokjin yang bekerja, Ayah dan Ibu mereka juga, hanya Taehyung yang harus kembali kerumah sakit untuk menjaga Yooran. Ia tak ingin membuat gadis itu menunggu lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spring Day |Kim Taehyung| [SELESAI]
FanficHidup Min Yooran sudah berantakan dari awal. Ia bosan dengan hidupnya. Terlalu lucu untuk dilabeli sebagai sebuah 'kehidupan'. Hanya satu keberuntungan yang ia miliki, Jeon Jungkook. Hidup Yooran memang tak berubah dengan adanya Jungkook disampingn...