TIGAPULUH SATU

153 15 6
                                    

Yooran sibuk dengan kegiatan barunya di café milik Jungkook. Ia bekerja dengan rajin. Ia bahkan tidak memiiki waktu untuk merutuki nasibnya seperti biasa. Kegiatan yang menyenangkan. Selain ia mendapat uang, ia juga bisa melupakan sebentar hal-hal menyakitkan dalam hidupnya.

Jam menunjukkan pukul 7 malam. Café sedang ramai-ramainya saat itu. Pemuda-pemudi menghabiskan waktu mereka setelah beraktivitas seharian. Alunan musik pelan mengalun dicafe yang cukup luas dengan gaya simple dan hangat itu. Yooran mengerahkan kemampuan sebisanya. Di café itu hanya ada 3 pekerja, 2 pekerja paruh waktu dan satu pekerja tetap. Ia dan rekannya berjibaku melayani pelanggan yang mulai berdatangan, memesan makanan dan minuman.

"Selamat datang. Anda ingin pesan apa?" Yooran menyapa ramah pada pelanggan yang baru saja datang kemeja pesanan. Gadis itu menguncir rambut panjangnya dan tersenyum manis walaupun tubuhnya sudah terasa remuk dan kelelahan.

"Aku pesan satu Cappucino panas." Jawab pria dengan jas berwarna hitam itu. Yooran mengangguk, ia menuliskan pesanan dan meminta pelanggan itu untuk menunggu.

"Antarkan ini ke meja nomor 4." Perintah Yook Sungjae, rekan kerja Yooran. Sungjae menyerahkan nampan berisi 2 buah minuman pada Yooran.

"Baiklah. Tolong buatkan Cappucino panas untuk meja nomor 10." Yooran bergegas mengantarkan minuman pada pelanggan dan segera kembali ketempatnya.

Suasana sibuk terus berlangsung hingga pukul 9.45 malam. Café berangsur-angsur sepi dan hanya ada beberapa orang yang ada disana. Kebanyakan pemuda yang sedang nongkrong dan berbincang ringan dengan teman-teman mereka. Yooran dan Sungjae duduk di bangku yang ada di dekat mereka. Tubuh mereka sakit rasanya setelah berjam-jam berjibaku mondar-mandir melayani pelanggan café yang terus berdatangan.

"Kau tahu, ini semua salahmu." Ucap Sungjae.

Yooran yang tengah memijat lengannya langsung menoleh kearah Sungjae dengan tatapan bingung.

"Biasanya café tidak seramai ini, tapi karena kau bisa jadi seperti ini. Lihatlah para pemuda yang duduk disana. Mereka kemari karena kau."

"Apa maksud Sunbae? Aku tidak mengerti." Ucap Yooran. Ia menoleh kearah pemuda yang ditunjuk oleh Sungjae. Tampak beberapa dari mereka curi-curi pandang pada Yooran sambil sesekali tersenyum kecil dan berbisik satu sama lain.

"Kau cantik. Itu maksudku. Saat Eunha yang sedang bekerja, café tidak seramai ini."

"Sunbae, berhentilah. Aku tidak secantik itu. Jika sunbae bertemu dengan temanku, pasti sunbae akan menarik kembali kata-kata itu." Sanggah Yooran. Menurutnya ia tidak cantik. Ia hanya gadis biasa-biasa saja. Tidak terlalu jelek juga tidak terlalu cantik. Hanya gadis dengan wajah dan proporsi standar.

Jungkook datang dari pintu depan dengan sebuah plastik putih ditangannya. Ia dengan segera menghampiri meja tempat Yooran dan Sungjae beristirahat.

"Woah... Terimakasih telah bekerja keras." Ujarnya sambil meletakkan bungkusan itu dimeja.

"Apa ini?" Sungjae yang penasaran langsung mengambil dan membuka bungkusan itu. Itu adalah makan malam yang dibeli oleh Jungkook saat diperjalanan menuju café.

"Makanlah. Kalian pasti belum makan kan? Hyung, makanlah yang banyak. Terimakasih sudah bekerja keras. Aku akan menggantikanmu selagi kau menikmati makananmu."

Yooran yang masih mengatur nafas dan mengumpulkan energinya hanya tersenyum. Jungkook dengan sigap mengambil alih tempat Yooran. Ia menerima pesanan dari 2 pelanggan wanita yang baru saja datang dan mengantarkannya ke meja mereka.

"Kau tidak makan?" Tanya Jungkook. Yooran menggeleng pelan. Tubuhnya masih lelah, ia masih belum selera makan walaupun perutnya sangat lapar.

"Makanlah. Aku akan segera mengantarmu pulang setelah ini."

"Jungkook-ah...Kau tidak pernah mengantarkan aku pulang sebelumnya, kenapa dia kau perlakukan istimewa? Woah... Aku sangat iri padamu Yooran." Sungjae memasang wajah kesal dengan pipi menggembung penuh dengan makanan. Yooran dan Jungkook terkekeh pelan. Wajah Sungjae benar-benar lucu.

"Makanlah yang banyak Sunbae..."Sahut Yooran. Ia berdiri dan kembali ke posisinya.

"Aku menyuruhmu makan." Perintah Jungkook dengan wajah mengintimidasi.

"Aku akan makan nanti. Bagaimana mungkin seorang pekerja membiarkan sajangnimnya bekerja seperti ini. Aku akan makan setelah Sungjae-Sunbae selesai." Jungkook mengalah. Ia mengangguk pelan dan membiarkan Yooran kembali keposisinya sedangkan ia menggantikan posisi Sungjae.

"Selamat datang... Anda ingin pesan apa?" Yooran menyapa pada pelanggan yang baru saja datang. Senyumnya seketika memudar.

"Apa yang paling enak disini?" Tanya Taehyung sambil melihat kearah daftar menu yang berada didepannya.

"Kim Taehyung-ssi..."

"Ssshhh... Bagaimana kalau Americano? Cappucino? Vanilla? Aku bingung. Pilihkan satu untukku."

"Bagaimana kalau caramel macchiato?" Saran Yooran. Yooran sedikit terkejut dengan kehadiran pemuda itu. Dia benar-benar seperti penguntit yang bisa tiba-tiba muncul dimanapun Yooran berada.

"Baiklah. Caramel macchiato satu."

"Caramel macchiato satu. Semuanya 3500 won. Anda ingin membayar tunai atau dengan kartu"

"Kartu saja." Taehyung mengeluarkan dompetnya dan menyerahkan kartu kredit kepada Yooran.

"Anda ingin tagihannya di cetak?"

"Tidak."

Yooran menyerahkan kembali kartu itu pada Taehyung, "Terimakasih. Mohon ditunggu, pesanan akan kami antarkan ke meja anda."

"Oke." Taehyung berjalan meninggalkan meja pemesanan dan duduk disalah satu meja kayu dengan sofa empuk berwarna abu-abu terang disudut ruangan.

"Aku akan membuatkan pesanan pelanggan itu. Kau makanlah... Aku menyuruhmu makan." Jungkook mengambil gelas yang baru saja dipegang Yooran. Tak berapa lama, pesanan siap. Jungkook menaruh gelas itu diatas nampan dan berniat mengantarkannya.

"Aku saja. Aku tidak ingin makan gaji buta." Yooran merebut nampan itu dan berjalan kearah meja tempat Taehyung berada. Pemuda yang sedang memainkan ponselnya itu menyadari kedatangan Yooran dan langsung bersidekap.

"Sejak kapan kau bekerja disini?" Tanya Taehyung begitu pesanannya diletakkan diatas meja.

"Berhenti menguntitku atau aku akan benar-benar memberimu pelajaran." Bisik Yooran pelan.

"Kenapa? Kita kan teman."

"Kita adalah teman, bukan berarti kau bisa menguntitku. Kau ini teman atau sasaeng?"

Yooran beranjak meninggalkan meja namun dengan sigap Taehyung menahan nampan yang dipegang Yooran.

"Kapan kau selesai bekerja? Aku ingin mengantarmu pulang."

"Seseorang akan mengantarku pulang nanti. Tidak usah mengkhawatirkan aku."

"Siapa? Pria itu ya? Pria yang waktu itu ada diperpustakaan?" Taehyung menunjuk kearah Jungkook yang sedang fokus membuat pesanan pelanggan.

"Dia pacarmu?" Tanya Taehyung lagi.

"Kim Taehyung-ssi, dia temanku. Dia juga sajangnim pemilik tempat ini. Dia akan menjagaku dengan baik, jadi jangan menguntitku lagi."

"Aku tidak menguntitmu, aku hanya mampir untuk minum kopi." Taehyung melepaskan genggamannya.

"Baiklah. Sampai jumpa." Lanjutnya lagi. Ia mengambil gelas pesanannya dan mulai menikmati minuman yang diantarkan Yooran itu.

Yooran meninggalkan Taehyung dengan minumannya dan kembali ketempat tadi.

"Sudah selesaikan? Ayo pulang." Ajak Jungkook. Yooran mengangguk dan membereskan barang-barangnya dan pamit pada Sungjae. Mereka berjalan menuju pintu keluar. Yooran yang sedang fokus mengecek ponselnya tidak sadar bahwa Taehyung dan Jungkook saling melemparkan tatapan tajam satu sama lain. Sebenarnya Jungkook melihat kejadian saat Taehyung menarik Yooran tadi dan itu sangat mengganggunya.

My Spring Day |Kim Taehyung| [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang