Jam 8 malam, Mirae tengah berada didepan cermin rias berwarna putih dengan beberapa alat makeup tertata dengan rapi disana. Ia tampak sangat cantik dengan balutan strapless dress berwarna biru selutut, rambut panjang tergerai dengan sebuah cepitan rambut kecil berbentuk kumbang serta makeup simple namun berkelas. Ia mematut sebentar, wajahnya murung. Ia memainkan ujung jarinya, terlukis kekhawatiran hebat disana.
"Mirae."Ibu Mirae muncul dari pintu kamar hotel tempat mereka berada. Wanita berusia 50-an dengan gaun super elegan berwarna biru navy sebetis dan tata rias bak ibu-ibu sosialita. Ia berjalan menghampiri putrinya yang masih memandang kearah jari-jarinya yang dimainkan diatas meja rias.
"Ayo kita pergi. Kau sudah siapkan?" Ibu Mirae mengelus lembut rambut gadis itu. Ia bisa merasakan kesedihan didalam diri putri bungsunya itu.
"Mirae-ah..." Panggil Ibunya. Mirae dengan perlahan mengangkat wajahnya, menatap ibunya melalui cermin. Ia tidak berkata apapun, Mirae bangkit dari duduknya dan berjalan keluar ruangan meninggalkan ibunya sendiri disana. Mirae membating pintu cukup keras, bergema di ruangan hotel mewah itu. Ibunya hanya mematung, ia menarik nafas panjang dan mengikuti putrinya dari belakang. Apapun yang terjadi malam ini, semua ia lakukan untuk kebaikan putri bungsunya.
Yooran baru tiba diasrama pukul 10.30 malam. Jungkook mengantarkannya pulang malam itu. Sebagai karyawan baru, ia sedikit kewalahan dengan café yang super sibuk dan ramai tadi. Benar-benar hari yang melelahkan.
Yooran berjalan pelan menuju kamarnya, ia memasukan pin kamarnya dan masuk kedalam. Didalam kamar sangat gelap, ia membuka sepatunya perlahan dan berusaha untuk tidak membuat suara sedikitpun. Yooran berjalan menuju ranjangnya dan melihat kearah ranjang Mirae. Kosong. Tidak ada Mirae disana. Yooran berjalan menuju tombol lampu dan menyalakan lampu ruangan itu. Agak aneh jika Mirae tidak ada di kamar selarut ini. Biasanya dia sudah tertidur pulas jam segini atau mungkin mengerjakan beberapa tugas dan segera tidur setelah itu.
Yooran mencoba mencari ponselnya di tas yang tadi ia bawa. Dengan cepat ia mengirim pesan pada Mirae dan menanyakan apakah gadis itu pulang atau tidak keasrama malam ini. Entah kenapa Yooran sedikit khawatir dan gelisah. Ditambah lagi dengan janji yang ia batalkan tadi sore. Mungkin Mirae marah padanya hingga tidak mau pulang.
Pintu kamar terbuka, tampak Mirae masuk dengan riasan dan gaun yang elegan. Ia melepas sepatunya dengan kasar dan mencampakkannya sembarang.
"Mirae, kau habis berpesta ya? Woah... Kau terlihat sangat cantik dan berbeda dari biasanya." Puji Yooran. Matanya memancarkan kekaguman. Tidak biasanya Mirae berdandan seperti ini. "Bagaimana acaranya? Baik-baik saja kan?"
Mirae tidak menjawab. Ia melemparkan tas mahalnya ke meja belajar dan langsung naik ke ranjang empuk miliknya.
"Yaa... Mirae. Ada apa? Ayo cerita padaku." Yooran yang penasaran mencoba menanyai Mirae dari ranjang miliknya. Sesekali Yooran mengecek ponsel untuk membalas pesan dari Jungkook.
"Apa kau akan langsung tidur? Yaa... Bersihkan riasanmu dulu sebelum tidur. Kau bisa jerawatan nanti."
Masih tidak ada respon dari Mirae, gadis itu tidur membelakangi Yooran. Yooran mengernyitkan dahi. Sepertinya terjadi sesuatu yang buruk.
"Mirae-ah..." Panggil Yooran.
"Diamlah. Aku sedang tidak ingin mendengar celoteh siapapun. Jangan ganggu aku." Mirae menyahut dengan nada marah.
Yooran tertegun. Sepertinya benar gadis itu marah padanya. Yooran yang merasa bersalah hanya diam dan merutuki kesalahannya. Sepertinya ia harus meminta maaf pada Mirae besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spring Day |Kim Taehyung| [SELESAI]
Fiksi PenggemarHidup Min Yooran sudah berantakan dari awal. Ia bosan dengan hidupnya. Terlalu lucu untuk dilabeli sebagai sebuah 'kehidupan'. Hanya satu keberuntungan yang ia miliki, Jeon Jungkook. Hidup Yooran memang tak berubah dengan adanya Jungkook disampingn...