DUAPULUH ENAM

152 13 7
                                    

Ponsel Yooran sudah berdering puluhan kali. Yooran sampai bosan dan mematikan nada deringnya. Telepon itu dari Kim Taehyung, pemuda itu sudah menelponnya ratusan kali-mungkin ribuan sejak kemarin. Kemarin saat ia meninggalkan Namjoon di koridor kampus, Taehyung mengejarnya. Namun dengan acuh dan sedikit kasar Yooran membentaknya dan meminta Taehyung untuk berhenti mengurusi kehidupannya. Entah apa yang salah dari pemuda itu. Ia selalu ingin ikut campur di segala urusan Yooran. Ia sudah terlibat cukup banyak sampai saat ini. Mulai dari mengetahui penyakitnya, melihat luka karena Han Gitae, bahkan melihat satu-satunya foto yang tersisa dari keluarganya. Sejauh ini hanya satu orang yang tahu banyak tentang dirinya, Jungkook-selain keluarga Namjoon. Ia tidak ingin banyak orang mengetahui dan terlibat dalam hidupnya yang pelik.

Mirae yang baru keluar dari kamar mandi dan mengusap rambut basahnya terus memerhatikan Yooran dan ponselnya yang terus menyala walaupun tidak berdering. Ia berjalan pelan menghampiri temannya itu dan memerhatikan nama Kim Taehyung muncul di layar. Yooran yang tengah fokus ke layar laptopnya tidak memerhatikan ada Mirae disampingnya. Mirae tersenyum jahil, ia meraih ponsel Yooran itu dan segera mengangkat telpon dari Taehyung.

"Halo Taehyung Oppa..."

Aktivitas Yooran terhenti. Ia dengan segera menoleh kearah Mirae dengan pelototan tajam, tangannya mengayun-ayun didekat leher mengisyaratkan untuk segera mematikan sambungan telepon itu sebelum ia mengamuk.

"Yooran? Yooran sedang sibuk mengerjakan tugas. Apa Oppa punya pesan untuknya? Sepertinya ia sedang tidak ingin mengangkat telpon darimu."

Yooran menghela nafas kasar. Mirae yang melihat wajah temannya tertawa kecil. Ia berjalan menuju ranjangnya dan duduk disana.

"Oh, baiklah. Akan aku sampaikan padanya."

"Mirae, hentikan." Perintah Yooran. Ia menunjuk Mirae dengan pulpen yang ia pegang. Ia benar-benar sudah mendidih.

"Oppa, Yooran bilang apa kau punya waktu besok jam 5 sore? Ia ingin mengajakmu berkencan di pinggir sungai Han."

Sialan!

Yooran dengan cepat bangkit dari duduknya dan berniat mengambil kembali ponselnya sebelum bibir kurang ajar milik Mirae meracau semakin tidak jelas.

"Mirae! Hentikan!"

Mirae dengan cepat menangkis serangan demi serangan yang diberikan Yooran. Mereka bergumul di kasur empuk, saling serang tindih-menindih sampai ranjang itu berderik kecil beberapa kali.

"Oke, jangan lupa menjemputnya. Akan kuhubungi lagi nanti!!!" Mirae sedikit berteriak kearah ponsel yang berada 80 senti dari bibirnya. Sambungan telepon segera terputus dan Mirae dengan suka rela menyerahkan benda itu kepemiliknya kembali.

Yooran muram. Ia mengambil boneka beruang putih berukuran sedang yang ada di dekatnya dan langsung menghujani Mirae dengan beberapa pukulan. Mirae hanya tertawa lepas. Ini benar-benar menyenangkan. Setidaknya temannya itu harus merasakan indahnya masa muda, bukan hanya berkutat pada buku, tugas dan kampus. Kehidupan gadis itu terlihat abu-abu dan tidak menarik dimatanya.

"Mirae!!! Kau sudah gila ya? Apa kau ingin aku kehilangan harga diriku di hadapannya?!?"

"Apa salahnya berkencan dengan Taehyung Oppa? Dia tampan dan juga baik. Dia merawatmu dengan sangat baik saat di rumah sakit. Sepertinya dia juga menyukaimu. Ayolah... Berhenti berkencan di perpustakaan dengan buku-buku tua dan membosankan itu. Hidupmu itu seperti musim dingin, sama sekali tidak menyenangkan." Omel Mirae sambil membenarkan posisinya yang tidak karuan karena Yooran. Yooran terdiam, kalimat terakhir Mirae menohoknya. Mirae benar, hidupnya seperti musim dingin, tidak menyenangkan dan menyakitkan. Musim dingin yang mengisi hidupnya selama sepuluh tahun penuh.

My Spring Day |Kim Taehyung| [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang