Yooran pulang larut malam semalam. Ia bahkan tidak mengerjakan rutinitas hariannya seperti biasa. Ia langsung tidur sesampainya diasrama tanpa menceritakan sesuatupun pada Mirae.
"Apa yang kalian lakukan semalam?" Mirae yang tengah mengusapkan BB Cream kewajahnya mencoba mengorek informasi. Yooran yang sudah selesai bersiap-siap dan tengah memainkan ponselnya tidak menjawab.
"Yaa...! Han Yooran!" Teriak Mirae kesal.
"Kami hanya ke kafe komik. Itu saja. Hanya membaca komik dan makan ramen. Apa kau puas telah mengerjaiku?"
"Kau seharusnya berterima kasih. Jika bukan karena aku, mungkin kau masih akan terjebak di perpustakaan menyeramkan itu terus."
Mirae menyapukan lipcream ke bibirnya dan meratakan dengan jari manis. Ia kembali mengecek dandanannya. Ia sedikit merapikan maskara yang menempel sempurna di bulu matanya.
"Selesai kelas nanti temani aku ke suatu tempat ya."
"Kemana?" Tanya Yooran.
"Ke hotel temannya Appaku. Appaku memiliki pertemuan disana."
"Tunggu. Appamu memiliki pertemuan dan kau mengajakku? Yaa... Mirae. Kau yang benar saja. Untuk apa membawa seorang teman ke pertemuan resmi." Yooran mulai berbicara serius. Dia akan menghadiri pertemuan resmi orangtua Mirae? Tidak!
"Aku tidak suka disana. Aku butuh kau Yoorang..." Rengek Mirae.
"Memangnya kenapa sampai kau membutuhkanku? Kau tidak akan dipancung disana kan?"
"Ya, memang tidak dipancung. Hanya lebih parah." Wajah Mirae berubah masam. Ia berjalan gontai menuju ranjang Yooran. Mirae duduk disamping Yooran dan meletakkan kepalanya dengan manja dibahu Yooran.
"Memangnya kenapa? Apa kau membuat masalah dengan orangtuamu?" Yooran mulai khawatir.
"Iya. Aku membuat masalah besar dengan mereka. Jadi kumohon ikut dengan ku ya." Rengek Mirae lagi. Ia memeluk erat lengan Yooran seperti anak kecil yang tengah memeluk boneka teddy bearnya.
"Emm... Baiklah."
Jam sudah menunjukkan pukul 2.40 siang. Dosen yang mengajar tidak masuk hari ini dan membuat mereka mengerjakan tugas tambahan sebagai gantinya. Yooran dan Mirae tengah berada di depan mesin minuman, menunggu minuman yang mereka pilih keluar dari mesin.
"Kau jadi menemaniku kan Yooran?" Tanya Mirae. Ia berjongkok dan mengeluarkan dua buah minuman kaleng dari bawah mesin itu. Ia menyerahkan salah satunya pada Yooran.
"Memangnya aku benar-benar harus menemanimu ya? Itu pertemuan resmi Mirae. Lagipula kenapa kau harus memintaku menemanimu? Bukankah itu akan sangat aneh?"
Mirae sedang menenggak minumannya. Ia terdiam sesaat setelah mendengar pernyataan Yooran. Memang sedikit aneh, tapi ia tidak tahu harus melakukan apa lagi. Mungkin jika ia membawa Yooran, rencana pertemuan orangtuanya akan diundur atau bahkan mungkin akan dibatalkan. Itu sangat bagus bukan?
"Yooran." Jungkook berlari kecil menghampiri Yooran dan Mirae.
"Jungkook-ah."
"Oh, annyeonghaseyo..." Jungkook menyapa Mirae yang berdiri disamping Yooran. Gadis itu balas membungkuk kecil.
"Mirae, ini Jeon Jungkook. Dia yang membantuku membawamu kerumah sakit waktu itu."
"Terima kasih telah menolongku waktu itu. Aku belum sempat membalasmu karena Yooran selalu bilang kau adalah orang yang sibuk sehingga susah bertemu." Mirae sedikit menyikut Yooran. Mirae sering merengek untuk meminta Yooran mempertemukan dia dan Jungkook, namun Yooran selalu punya alasan untuk menolak. Alasan sebenarnya adalah ia takut Mirae akan jadi 'game yang menarik' untuk Jungkook. Sahabatnya itu bisa saja membuat Mirae bertekuk lutut dihadapannya. Membayangkan hal itu saja sudah sangat mengerikan, apalagi jika terjadi sungguhan.
"Ah, tidak apa-apa. Sebenarnya aku tidak sibuk. Yooran hanya cemburu jika aku bertemu gadis lain selain dia."
Yooran melotot tajam dan memukul lengan kekar Jungkook. Jungkook hanya tertawa sambil mengelus pelan lengannya.
"Yooran, kita jadi pergi kan?" Tanya Jungkook. Ini adalah hari pertama Yooran bekerja di café milik Jungkook. Seperti yang mereka bicarakan kemarin.
"Oh, astaga! Aku hampir melupakannya." Yooran menepuk jidatnya. Ia baru ingat hari ini adalah hari pertamanya bekerja.
"Mirae, aku ada urusan sangat penting. Maaf ya, aku tidak jadi menemanimu. Sungguh aku minta maaf." Yooran membungkuk beberapa kali di hadapan Mirae. Yooran adalah tipe orang yang akan menepati janji selagi ia bisa. Mengingkari janji akan menjadi sebuah dosa besar bagi Yooran. Dia benar-benar bodoh dan ceroboh. Dia membuat janji pada Mirae padahal sudah ada janji lain dengan Jungkook. Sial!
"Tidak bisakah janjimu ditunda dulu. Aku sungguh membutuhkanmu." Mirae memohon dengan suara dan wajah memelas.
"Tidak bisa. Aku benar-benar harus pergi. Aku akan menghubungimu lagi nanti. Semangatlah Miraeng!!!" Yooran menyemangati Mirae dan melambaikan tangan pada gadis itu. Jungkook juga membungkuk kecil dan pergi bersama Yooran.
Mirae murung. Ia menatap kaleng minuman yang ada ditangannya. Matanya berkaca-kaca. Dengan segera ia menarik nafas dan mencoba menahan airmata itu agar tidak jatuh.
"Semangat Mirae." Gumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spring Day |Kim Taehyung| [SELESAI]
FanfictionHidup Min Yooran sudah berantakan dari awal. Ia bosan dengan hidupnya. Terlalu lucu untuk dilabeli sebagai sebuah 'kehidupan'. Hanya satu keberuntungan yang ia miliki, Jeon Jungkook. Hidup Yooran memang tak berubah dengan adanya Jungkook disampingn...