Hubungan segitiga. Begitulah kira-kira bahasannya. Depan, miring, dan samping. Syaratnya salah satu pojokannya harus sebesar 90°.
Dulu, para matematikawan menganalisis segitiga untuk bisa menjangkau perhitungan astronomi. Anehnya sekarang, malah untuk memperdebatkan cinta.
"Dan sessungguhnya Dia-lah yang menjadikan seseorang tertawa dan menangis" (QS. 53: 43)
Seringkali secara ilmiah segala hal mesti dapat dibuktikam secara empiris dan matematis.
Lalu soal rasa? Padahal sejatinya, Allah-lah yang Maha Kuasa membolak-balikkan hati. Tak bisa kita berencana kapan akan tertawa pun menangis.
Akhirnya aku teringat pada kalimat Nicholas Coparnicus yang hidup di abad ke- 15 Silam.
"Mereka mengecam karyaku. Padahal enggak ngerti matematika. Dan mengangkat ayat-ayat kudus sebagai pembenaran"
Ah,
Entah memang cinta yang tak berlogika. Atau akal yang belum berfungsi sebagaimana mestinya. Tapi kebenaran Kalamullah, tak ada yang boleh menggugatnya, bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Hari Menuju Ramadhan 1441 H
RandomIni hanyalah tulisan random di masa penantian 100 hari sebelum masuk Ramadhan 1441 H. Di bagian akhir justru bagian dari ke-gabutan karena mau enggak mau harus #dirumahaja selama masa Pandemi Covid-19 Selamat menyesap kenikmatannya.