H-35: Lockdown Vs Sawi Putih

0 0 0
                                    

Kalo kata orang masakan mama adalah masakan terenak sedunia. Maka, aku enggak akan pernah tau kalo sawi putih ini salah satu pelengkap nasi yang enak itu. Enggak pernah tanya sama Alm. Ayah, apakah karena Ayah enggak suka sayur ini, tapi seumur hidup emang belum pernah makan sayur ini hasil dari masakan mama.

Jadi kapan pertama kali makan sayur ini, Na?

Aku mendadak amnesia, apa 3 tahun jadi anak asrama sayur ini pernah dimasak wak dapur. Tolong agak dibantu ingat, ya yang pernah bareng samaku di Nurul ilmi.

Tapi yang jelas, aku akrab sama sawi putih itu sejak di Medan. Biasa makan terbang, beli nasi di rumah makan padang. Dan sayur ini udah kayak wajib gitu di hampir tiap rumah makan di Medan, entah kalo daerah lain.

Padahal, dulu sering minta mama masakkan sayur ini di rumah. Tapi alasan mama selalu sama.

"Ah, ngapain makan sayur itu."

"Enggak enak itu"

Dan alasan serupa.

Biasa mama kalo emang beli sawi, selalu sawi hijau yang kata sebagian orang pahit. Tapi mama enggak pernah masak jadi pahit. Masaknya cuma direbus aja pekek bawang merah. Kasih garam plus ajinomoto. Wahhh.... rahasia masakan mamaku itu #eh

Pelengkapnya, ikan asin belah, plus sambal terasi. Beh, enggak tau kalo mertua lewatlah pokoknya yang makan. OppsS

Belajar dari kampus youtube, katanya salah satu kandungannya adalah Vitamin A, yang untuk cemara (cewek mata rabun) ini bagus.

Agak susah sih diterima akalku, selama ini taunya yang mengandung Vitamin A itu yang warnanya merah, kuning, orange gitu. Tapi ya sudahlah. Intinya makan sayur itu bagus. Terkhusus sekarang lagi perlu jaga imunitas tubuh dari serangan wabah berstatus nasional, Covid-19.

100 Hari Menuju Ramadhan 1441 HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang