H-30: Udang Kecepe

1 0 0
                                    

Udang halus, gitu biasa mama nyebutnya di rumah. Udang kecil yang dikeringkan, biasa dicampurkan untuk tambahan rempah olahan sayur, atau bahkan disambal lado pakek kentang atau terong ungu.

Sampai, kukenal nama sambal dopdop pas pertama kali masuk asrama. Entah pernah makan aku lupa, tapi yang jelas menu sarapan dengan udang dopdop cukup punya kenangan tersendiri bagi para pendahulu penghuni penjara suci. Pasalnya, kayak korban patah hati yang susah move on gitu kalo udah disinggung udang dopdop.

Tapi, kejadian lucu terjadi pas baru-baru kuliah di Medan.

Aku ke salah satu pajak tradisional yang kebetulan dekat dengan rumah kontrakan kami waktu itu. Niatnya mau belanja beberapa bahan buat masak. Sampai ...

Aku ke penjual ikan asin gitu:

"Udang halusnya satu ons," jawabku saat si ibu penjual nanya tambahan belanjaanku.

"Enggak ada, dek."

Wah, mataku mau keluar waktu itu karena yang kusebut posisinya tepat di muka sang ibu penjual.

Konyolnya, aku beneran enggak jadi beli ini udang.

Sampai, aku belanja lagi dan niat mau beli udang halus lagi, kali ini di tempat berbeda. Ada khawatir gitu, ibunya enggak mau jual udangnya samaku.

Nah, disitulah aku tahu, kalau ternyata orang-orang menyebutnya kecepe.

"Ough ini, kecepe namanya dek," kata si ibu penjual saat kutunjuk. Iya, ibunya enggak tau juga nama Udang Halus.

Eh, kecepe sama udang rebon sama enggak sih?

100 Hari Menuju Ramadhan 1441 HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang