H-43 Menuju Ramadhan 1441 H
~ Public Speaking ~
Kapan pertama kali belajar Public Speaking?
Mungkin kalo aku bakal jawab sejak aku mengenali wajahku di depan cermin. Bawaannya mau cerita apa aja kalau liat cermin. Lalu, di kelas satu esde, pulang sekolah suka ngumpulin boneka, robot-robotan si bungsu sambil mempraktekkan ulang penyampaian guru di sekolah, Bu Faridah namanya.
Tapi, benar-benar di kasih ngomong depan orang ramai pakek mic itu di SMP kelas 7. Karena dipaksa wali kelas mewakili kelas kami jadi peserta pidato dalam peringatan isra' mi'raj.
Menang? Enggak. Bahkan, setelah itu enggak pernah mau coba lagi. After now.
Di kelas 8 dibawa ke kabupaten mewakili sekolah, dalam rangka peringatan lingkungan hidup. Aku sampe jadi guyonan juri dan bapak moderator. Kalo waktu itu udah dikenal stand up comedy, pasti udah punya pengalamanlah aku.
Begitupun, daripada ngomong aku lebih suka jadi dirigen pas upacara bendera. Lebih suka nulis saat ada yang perlu ditanggapi.
Katanya, writerpreuner dan public speaking ibarat pasangan abadi yang hanya bisa dipisahkan maut. Mau enggak mau, nampil jugalah seenggaknya bukan pegang toak untuk demo gedung pemerintahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
100 Hari Menuju Ramadhan 1441 H
RandomIni hanyalah tulisan random di masa penantian 100 hari sebelum masuk Ramadhan 1441 H. Di bagian akhir justru bagian dari ke-gabutan karena mau enggak mau harus #dirumahaja selama masa Pandemi Covid-19 Selamat menyesap kenikmatannya.